Minggu, 29 Mei 2016

Blogger Santai: Kisah Cinta Penyihir dan Sang Putri



Kisah Cinta Seorang Penyihir Dan Putri

Suatu hari disebuah kerajaan terdapat seorang Penyihir yang hanya memiliki satu sahabat setianya seorang Pangeran, sang Penyihir begitu dekat dengan sang Pangeran namun saat sang Pangeran tidak berada disisinya dia begitu kesepian yang benar saja dia diperlakukan berbeda oleh orang disekitarnya.
Namun suatu hari seorang Putri yang dikawal oleh Dayangnya menemui sang Pangeran dan juga sang Penyihir ternyata sang Putri hanya menagih pajak pada sang Penyihir, tak lama setelah penagihan pajak itu sang Pangeran dikabarkan bertugas sementara disebuah Aliansi.
Lalu saat sang Pangeran pergi sang Putri menemui sang Penyihir bersama Dayangnya untuk membuat sebuah tim yang ditugaskan oleh Raja untuk membuat tarian adat baru untuk penyambutan tamu, namun sang Penyihir awalnya menolak karena sang Pangeran tidak ada disisinya, lalu sang Putri berkata “yasudah kau dan juga sang pangeran juga bisa masuk dalam tim ku”.
Setelah itu sang Pengeran pun kembali dan sang Penyihir berbicara pada pangeran bahwa dia dan sang Penyihir sudah berada dalam satu tim untuk membuat sebuah  tarian adat, sang Pangeran tidak mempermasalahkannya namun karena tim itu pula akhirnya ketiganya menjadi dekat seiring berjalannya waktu dan itu kali pertamanya sang Penyihir berteman dengan seorang wanita.
Setelah sekian lama sang Putri ternyata memendam rasa pada sang Pengeran juga sang Penyihir yang punya rasa pada sang Putri namun dia sama sekali menyadarinya, setelah beberapa lama sang Putri menyimpan semua perasaan pada sang Pangeran hingga suatu hari sang Putri didekati oleh seorang Pangeran lain yang berasal dari kerajaan yang jauh, anehnya sang Putri menerima sang Pangeran tersebut.
Namun walau sang Putri didekati Pangeran lain hubungan persahabatan kami masih terjaga hingga suatu hari sang Pangeran dan sang Putri memiliki masalah, si Penyihir merasa tidak enak atas merenggangnya hubungan tersebut lalu sang Penyihir  menyihir Putri agar bisa mengalah pada sang Pangeran, lalu hubungan mereka pun kembali seperti semula dan entah kenapa sang Putri putus dengan sang Pangeran lain itu.
Setelah sekian lama sang Putri perlahan mengubah perasaannya entah itu karna sihir sang Penyihir atau karna sang Putri habis harapan pada sang Pangeran setelah sekian lama sang Putri pun menyadari dia mencintai sang Penyihir namun sama seperti dengan Pangeran dia juga tidak memberitahukan perasaannya pada sang Penyihir, mereka berdua begitu dekat layak seorang pangeran dan Putri namun sang Penyihir selalu saja rendah diri bahwa dia hanya seorang Penyihir tidak layak berada samping seorang Putri.
Lalu pada suatu hari sang Putri, sang Pangeran, dan sang Penyihir dikirim pada kerajaan yang beda namun karna sang Pangeran dan sang Putri akhirnya dia bisa menyesuaikan diri pada lingkungan barunya, sang Penyihir masih berkomunikasi dengan sang Pangeran dan sang Putri. Namun suatu saat sang Putri dan sang Penyihir tidak ber komunikasi lagi entah apa yang terjadi, karna kejadian itu sang Penyihir yang telah memiliki banyak teman baru itu menjadi hilang arah karna hilangnya sang Putri dan Sahabatnya.
Akhirnya sang Penyihir pergi dari kerajaan itu dan mengasingkan diri, saat pengasingan itu dia bertemu seorang Puitis perempuan yang ternyata adalah sahabat dari sang Putri, sang Penyihir dan si Puitis saling berbagi cerita karna sang Puitis itu dulunya adalah pacar dari sahabat sang Penyihir yaitu sang Pangeran, setelah sekian lama berbagi cerita sang Penyihir mulai tau masalah pada hubungan dia dan Putri, begitu juga sang Puitis yang mulai kehilangan arah karna kenyataan yang dia ketahui.
Lalu sang Penyihir memutuskan semua hubungan yang pernah dia buat pada siapapun termasuk sahabatnya sang Pangeran, sang Puitis, juga sang Putri. Namun untuk sang Putri si penyihir meberikan sebuah surat pada sang Puitis untuk diberikan pada sang Putri yang berisi :
“yang mulia maaf kan hamba karna hamba telah lancang  pernah mencintai anda namun hamba akan pergi dari dunia ini untuk menjauhi anda dan membunuh perasaan ini, Terima kasih telah menjadi cahaya dan Penunjuk arah hamba, selanjutnya selamat tinggal.”
      Setelah sang Putri menerima surat itu sang Putri menangis  dan berkata pada surat itu sambil menangis “bodoh.. kenapa kau baru sekarang kau mengatakanya... kenapa tidak dari dahulu saat aku juga menyayangimu bodoh...”. Saat sang Putri ingin bertanya pada sang Puitis dimana sang Penyihir sang Puitis itu telah pergi.
Lalu sang Puitis menuju kerajaan sang Pangeran sahabat sang Penyihir dan mereka berdua menikah bahkan mereka bisa bahagia karna warisan sang Penyihir pada sang Puitis yaitu sebuah kata kata harapan,
“kalian mungkin berpisah berkali kali namun bukan berarti harapan kalian kembali bersama lagi akan pudar karna cahaya harapan akan selalu abadi bahkan bisa memberi sebuah cahaya yang besar.. maka jangan berhenti berharap” itulah kata kata sang penyihir untuk si Puitis dan sang Pangeran.
     Sedangkan sang Putri terpaksa menikah dengan Pangeran lain karna paksaan sang ratu juga, setelah sekian lama Putri mencari sang Penyihir tapi tetap dia tidak menemukannya.
     Ditempat lain sang Penyihir hidup sendiri didalam dalam hutan hanya ditemani binatang juga pepohonan.
     “Semoga anda berbahagia Putri”
      itulah yang sang Penyihir katakan saat sebelum sang penyihir meninggalkan dunia nyata dan beralih pada kesendiriannya dihutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar