Senin, 27 November 2017

Rendevou - For You Part 11 oleh blogger santai

Part 11 – For You

                Beberapa hari setelah kembalinya Aris dan yang lainnya ke sekolah, dan Aris yang telah menerima surat dan hadiah foto dari Aria, Hari-hari berjalan seperti biasanya tidak ada yang berubah, hanya saja sekarang Aris dan Aliya tinggal Bersama dan lebih sering berangkat bersama, awlanya Lusi sangat kaget mendengar kalau Aliya akan tinggal dirumah Aris bahkan ia sampai menawarkan rumahnya untuk ditinggali Aliya, tetapi amanat ya amanat jadi Aliya tetap tinggal dirumah Aris.
                Di sekolah Aris dan Lusi masih sering makan siang bersama saat istirahat, dengan Dinda tentunya, sedangkan Aliya lebih sering berada dikelas dan bermain bersama temannya sendiri.
Saat Aris sedang berada ditaman bersama yang lainnya Aliya memanggil seketika,
       “kak!”panggil Aliya dari kejauhan,
     “hmp? Ada Apa Aliya?”tanya Aris,
       “tadi pak Gugus nyariin kakak!”ujar Aliya,
     “oh? Hmp.. nanti kakak kesana makasih ya!”balas Aris,
  “makin deket aja..”ucap Lusi,
     “emang kenapa Setan? Biarin ajah kali”
           “udah.. dipanggil sama guru kan? Cepet pergi sana”ucap Dinda,
                Kemudian Aris pun pergi menuju kantor guru untuk menemui pak Gugus, tapi saat Aris memasuki ruang guru, pak Gugus tidak ada di tempatnya, lalu Aris pun pergi mmenuju ke kelas Aliya untuk bertanya dimana pak Gugus, Saat memanggil Aliya atau lebih tepatnya masuk ruangan kelas satu, suasana di kelas begitu berat dan semua murid yang ada di kelas melihat Aris seketika, lalu Aliya pun mengajak Aris keluar secepat mungkin untuk mencairkan suasana,
   “kak, ngapain ke kelas Aliya?”tanya Aliya,
      “kakak, cuman mau tanya, tau pak Gugus gak? Tadi pas kakak ke kantor pak Gugus gak ada soalnya“ucap Aris,
   “itu pak Gugus dibelakang kakak”ucap Aliya sembari menunjuk belakang Aris,
       Aris yang menengok kebelakang seketika berkata “hai pak, ahaha”
         Pak Gugus hanya tersenyum dan berubah wajahnya menjadi mengerikan seketika itu juga, “Ris ikut bapak ke kantor”ucap pak Gugus,
       “siap pak”ucap Aris lesu sembari meminta belas kasihan ke Aliya,
   Aliya yang melihat itu  hanya terkekeh-kekeh sembari melambaikan tangannya,
                Aris dan pak Gugus pun pergi ke kantor dan pak Gugus pun mulai berbicara kalau Aris kembali terpilih untuk mengikuti lomba jurnal Sains di provinsi yang sama seperti tahun kemarin, seketika itu juga Aris menerima tawaran itu, dan terlihat senang sekali karena itu lalu pak Gugus pun menyela kebahagiaan itu sembari berata “kali ini pastikan kau bertemu dengan teman masa kecilmu”,
   “ahaha”tawa Aris karena bingung menanggapi perkataan pak Gugus,
      “lomba akan di laksanakan dua minggu dari sekarang, pastikan kau nanti memiliki materi bagus untuk kita menangkan lagi, agar piala itu bisa kita pertahankan”ujar pak Gugus,
   “siap pak!”jawab Aris dengan semangat,
                Setelah itu Aris pergi meninggalkan ruang guru dan kembali menuju kelas, saat pulang sekolah Aris, Lusi dan Aliya pulang bersama, lalu mereka pun sampai dirumah mereka masing-masing, di rumah Aris segera membuka buku-buku materi Sains lamanya dan segera mereview segala hal yang menurutnya kurang dan dapat dijadikan bahan untuk materinya, sedangkan Aliya, ia mulai terbiasa tinggal di rumah Aris dan ia sering masak dan membersihkan rumah baginya itu seperti balas budi untuk tinggal dirumah itu, saat makan malam ayah Aris belum pulang dan Aris hanya makan malam dengan Aliya, di meja makan Aris berkata,
   “Aliya,..”panggil Aris,
      “hmp?”saut Aliya,
   “boleh aku cerita sesuatu?”tanya Aris,
      “hmp, boleh kok.. cerita tentang pak Guguskan?”
   “ahaha.. emangnya aku ada hubungan khusus sama pak Gugus”
       “eh? Bukannya emang gitu kan ya”canda Aliya,
   “bukan Al.. bukan tentang pak Gugus, tapi tentang pertunangan kita”ucap Aris,
        Udara di meja makan menjadi beku seketika, Aliya yang tadinya sedang menyendok makanan terhenti seketika juga lalu berkata, “hmp.. memangnya kenapa” ucap Aliya dan menaruh alat-alat makannya di meja,
    “kau bilang, kau akan mengurusnya, tapi sampai saat ini aku masih berfikir, bagaimana kau akan mengurus itu?”ucap Aris penuh dengan pertanyaan,
       “memangnya kakak, tidak percaya padaku?”ucap Aliya dan menatap Aris,
    “tidak, bukan begitu, aku percaya padamu, hanya saja…”
       “hanya saja?”
    “aku takut kau melakukan sesuatu yang tidak-tidak”ucap Aris cemas dan kembali menatap mata Aliya,
        Aliya sedikit tersentak seperti ia ketahuan apa yang akan ia lakukan nanti lalu Aliya bertanya “tidak-tidak seperti apa?”tanya Aliya,
     “seperti bunuh diri, atau bunuh diri, atau loncat dari gedung untuk bunuh diri gitu”ucap Aris,
        “pfftt.. ahahaha”Aliya tertawa seketika ia tertawa dengan kerasnya, lalu berkata “ahaha.. kakak aku gak bakal bunuh diri kak,.. tenang ajah Aliya gak bakal bunuh diri kok, ahaha, kakak kecapean kali abis makan langusng istirahat ajah biar Aliya yang beresin semuanya.. ahahaha..”
     Aris terlihat sedikit malu lalu berkata “hmp..” dan melanjutkan makannya, setelah makan Aris langsung menuju kamar dan istirahat sseperti kata Aliya,
         Aliya yang sedang mencuci bekas makan malam pun termenung sebentar dan berbisik pada dirinya sendiri “bunuh diri yaa.. bukan pilihan yang buruk”.
                Keesokan harinya, “hari sabtu dimana sekolah libur hingga nanti senin”ucap Aris teriak dikamarnya saat ia membuka jendela,
        “kak, jangan teriak-teriak masih pagi!”ujar Aliya,
   “Aris bantu Aliya buat sarapan turun cepat”kata Ayah Aris,
      “iyaa yah!”ucap Aris lemas sembari menuruni tangga,
                Aris pun membantu Aliya menyiapkan makanan,
   “fiu, fiu.. anak Ayah lagi mesra sama menantu ayah”canda Ayah Aris,
      Aris tiba-tiba menengok dan menatap tajam ayahnya, sedangkan Aliya hanya tertawa kecil sendiri.
     “oh… Iya yah minggu depan Aris ma uke provinsi lain”ucap Aris,
                Aliya dan Ayah Aris seketika menengok kearah Aris dan memandangi Aris dengan diam, Aris yang melihat mereka terdiam hanya dapat berkata “ada apa?!”.
   “enggak cuma, ada apa tiba-tiba?”tanya Ayah Aris, lalu Aliya melanjutkan memotong sayuran,
     “yaa.. aku-”Aris terhenti seketika saat akan berkata karena ayahnya yang lebih dulu menyela dan berkata “ohh.. ingin bertemu Aria? Tidak aku izinkan Ris”
      Aris merubah raut wajahnya menjadi sinis dan berkata “apaan itu? Itu alasan kedua”
  “Alasan pertamanya?”tanya Aliya yang tiba-tiba ikut campur,
     Aris menengok ke Arah Aliya seketika lalu berkata ”aku akan ikut lomba Sains disana”,
       “whooo..”ucap Ayah Aris sembari tepuk tangan,
       “kalau emang gitu ya udah ayah izinkan, tapi jangan lama-lama kami menunggu kamu disini”ucap Ayah Aris yang tiba-tiba menjadi Melankolis,
     “hmp.. iya yaahh..”jawab Aris,
                Kemudian keesokan harinya di Aris pergi ke taman kota untuk menenangkan diri dan mencari inspirasi untuk materi lombanya nanti, disana ia bertemu dengan Lusi yang sedang bermain dengan anak kecil.
    “yo Lusi..”panggil Aris,
  “hmp? Ah.. Siput”ucap Lusi dengan cuek saat ia melihat Aris,
    “hehehe.. apaan coba Setan.. ngga seneng apa gitu ketemu anak ganteng gini”jawab Aris,
  “ha..ha..ha.. ganteng? Siput ganteng? Jangan bercanda”ucap Lusi dengan remehnya,
    “hmph… berisik ah”ambek Aris,
  “jadi ada apa?”tanya Lusi,
    “ngga apa-apa.. cuman.. cari angin ajah.. ahaha, kamu sendiri ngapain disini?”
  “hmp? Hmmm.. aku lagi jalan-jalan ajah, menghindari ketemu siput, tapi malah tetep ketemu siput.. siput tuh ada dimana-mana yaa”ledek Lusi,
     “ya.. ini juga, lagi jalan-jalan malah ada setan yang lagi goda anak kecil”ledek Aris balik,
   “hmp!”Lusi langsung menonjok perut Aris,
     “Awww… Apaan sih tiba-tiba?!”tanya Aris,
   Lusi hanya membuang mukanya, lalu ia berkata “Aris?”
     “hmp? Tumben manggil nama”ledek Aris,
   “berisik, oh iya.. kalau gak salah kemarin kamu dicariin sama Dinda”ucap Lusi,
     “benarkah? Apa sekarang aku temui dia saja ya”
   “kayanya jangan deh”
      “kenapa?”
   “aku gak ada temen buat belanja hari ini.. ahaha..”
      “terus? Hubungannya denganku?”tanya Aris,
   Dengan memelas Lusi berkata, “Temenin aku yaa”
     “hmm.. bolehlah, aku juga ada yang mau diomongin soalnya”ucap Aris,
                Mereka berdua pun menghabiskan hari bersama dengan berbelanja dan jalan-jalan setelah selesai berbelanja Aris dan Lusi kembali ketaman dan duduk berdua disana sembari meminum minuman yang sebelumnya mereka beli.
     “Lusi”panggil Aris disaat mereka berdua terdiam satu sama lain,
   “hmp?”Lusi menengok dan melihat Aris,
     “kau tau.. aku.. aku”ucap Aris gelisah,
   “hmmmpp? ”Lusi yang bertanya-tanya ’mungkinkah ini pernyataan cinta?’,
     “Minggu depan, aku akan pergi ke Aria”ucap Aris,
   ‘yakan.. mana mungkin Aris menyatakan cintanya.. ahaha.. bodohnya, aku’ Pikir Lusi dalam hatinya, “hmm.. benarkah? Tapi kenapa tiba-tiba? Biasanya Ayahmu tidak mengizinkannyakan?”tanya Lusi,
     “kau masih ingat perlombaan sains yang aku ikuti tahun kemarin? Aku kembali mengikutinya dan mungkin kali ini aku dapat bertemu dengannya”ucap Aris dengan mata yang penuh harapannya,
    Lusi tersenyum dan berkata ”kalau begitu syukurlah, ahaha.. kau tau Aris saat aku bertemu dengannya liburan kemarin mungkin aku tau kenapa kamu begitu menyukai Aria, setahun aku berada satu Smp dengannya aku tidak tahu apa-apa tentang dia, tapi saat aku bertemu dengannya dan berbicara langsung, ia benar-benar orang yang luar biasa ya”Ucap Lusi tentang Aria, lalu Lusi bergumam’terutama percayanya pada dirimu, kalau kamu akan mencintainya, aku iri padanya’,
    “Pokoknya, selamat yaa.. aku doakan yang terbaik”ucap Lusi,
       Mendengar kata-kata Lusi Aris tersenyum lalu dengan semangat ia berkata “hmp” mengiyakannya,
                Mereka Berdua pun pergi pulang setelah pembicaraan itu, saat keesokan harinya di pagi hari Aris bertemu dengan Dinda di koridor, Aris pun menyapa terlebih dahulu pada Dinda “yo.. Dinda”
“yo”ucap Dinda membalas sapaan Aris,
    “Aris.. pulang sekolah nanti boleh aku berbicara denganmu di taman sekolah?”tanya Dinda,
  “hmp! Tentu saja.. tapi kenapa gak sekarang aja?”tanya Aris,
    “mungkin pembicaraannya bakal panjang jadi kayanya gak bakal sempet kalo ngomong disini”ucap Dinda,
  Kemudian hari berlalu, setelah selesai pelajaran Aris langsung bertanya pada Dinda, “Jadi? Apa yang mau kamu bicarain Din?”
    “hmm.. ahh. Nanti ajah, kamu tunggu di sini dulu aku ada urusan bentar Ris, tunggu bentar yaaa..”Ucap Dinda,
  “heee… nunggunya lama kagak?”tanya Aris,
    “udah tunggu dulu ajah, dah ya”ucap Dinda Sembari meninggalkan ruangan,
  “tunggu disini yaa, haaahh..”keluh Aris,
                Disaat sedang menunggu Dinda, lalu ia mengelilingi bangku-bangku di kelas dan di kolong meja Dinda ada ponsel Aris pikir mungkin itu ponsel Dinda yang ketinggalan, saat ia memegang ponsel itu, saat itu pula ponsel Dinda berdering “Telfon?.. nomernya? Nomer rumah ya, jawab ga?”ucap Aris sembari bertanya pada dirinya, lalu Aris pun menjawab panggilan telfon itu “halo?”ucap Aris, tanpa Aris sadar Dinda hendak masuk kelas, saat Dinda melihat Aris mengangkat telfon ponselnya ia langsung bersembunyi dibalik pintu luar kelas.
     “halo.. Dinda, kamu gimana sih? kado kamu ketinggalan dirumahku tau, jadi gimana? Buatku ajah?”suara seorang gadis terdengar saat Aris, mengangkat telfon itu.
  “etto.. maaf ini, bukan Dinda? Dindanya lagi pergi.. Siapa ya?”tanya Aris di telfon Dinda,
      “eh? Ah.. maaf, aku kira Dinda, ini Aria.. Apa Dindanya ada?”
   Mendengar nama Aria, Aris terkejut dan tersenyum, “Dindanya sedang pergi, apa ada yang bisa saya sampaikan?”ucap Aris,
      “Oh, iyaa.. kado dariku, untuk Dinda masih ada dirumahku, tolong sampaikan itu ya, terimakasih”ucap Aria hendak menutup telfon,
   “tunggu!!”ucap Aris mencegah Aria menutup telfon,
      “ya? Ada apa?”tanya Aria,
   “Aria”ucap Aris pelan,
      “ya?”saut Aria,
   “terimakasih yaa”ucap Aris,
      “untuk apa ya?”tanya Aria,
   “untuk surat.. dan kado untukku”ucap Aris,
      “surat? Kado? Maksud kamu?”tanya Aria heran,
   “ngga, pokoknya terimakasih, aku akan segera kesana”ucap Aris,
      “maaf! Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan”ucap Aria,
   “aku akan selalu menjagamu”ucap Aris dengan lembut,
        Seketika suara Aria terdiam di ponselnya hening sementara lalu, Aria menjawab ”begitu ya, jadi ini kamu”
    “hmp”ucap Aris sembari menganggukan kepalanya,
       “aku, juga akan melindungimu”ucap Aria,
     “hihi, tunggu aku ya.. aku janji akan segera kesana”ucap Aris,
        “hmp, aku akan menunggumu”jawab Aria,
     “sampai nanti Aria”
        “sampai nanti Aris”
                Aris pun menutup ponselnya Dinda lalu ia sedikit tersenyum dan tertawa lepas, saat ia sedang tertawa Dinda memasuki ruangan dan berkata “ngapain ketawa-ketawa? Kesurupan?”
   Aris menengok kearah Dinda dan menjawab “ah.. enggak.. jadi mau bicara apa?”
     “lupakan”ucap Dinda terlihat sedih,
   Aris pun mengikuti ucapan Dinda untuk melupakannya lalu ia melihat tangan Dinda yang sedikit memar dan ia bertanya “Din.. tangan kamu?”
     “oh? Ini? Enggak apa-apa, pulang yuk..”ajak Dinda mengalihkan pembicaraan,
                Aris sadar saat Dinda mengalihkan pembicaraan, ‘tapi jika Dinda memang tidak mau membahasnya itu bukan jadi masalah Aris lagi’ pikir Aris, Lalu mereka berdua pun kembali pulang kerumah mereka masing-masing, sesampainya dirumah Aris melihat foto Aria dikamarnya lalu berbisik seolah berbicara pada Aria “tunggu aku Aria”.

Rabu, 08 November 2017

Rendevou - From You Part 10 oleh blogger santai


Part 10 – From You

                Hari-hari terlawati, Liburan pun sebentar lagi berakhir, Dinda, Lusi juga Fani sudah kembali ke rumahnya. Sedangkan Aris dan Aliya berada di desanya.
    “kak, kakak kapan pulang?”Tanya Aliya,
  “bukannya bareng kamu?”jawab Aris,
    “iyasih, tapi itu kan mepet banget berarti? Bukannya kakak ada keperluan juga sebelum nanti selesai liburan?”
  “yaaa... ada sih, tapi kalo itu mah gampang”
                Selama akhir liburan Aris membantu Aliya pergi mempersiapkan kepindahannya ke Andesia, haripun cepat berlalu, esok adalah pemeberangkatan mereka kembali ke kota. Dimalam hari Aris pergi ke lapangan sendiri, disana terlihat sepi, tenang dan indah, bintang yang biasanya sulit dilihat dikota, begitu jelas terlihat di desa, langit penuh bintang itu terlihat seperti berkata ‘dunia itu luas’.
   “Dunia itu luas.. yaa”gumam Aris sendiri,
      “hmp… dunia itu luas”ucap seseorang dari belakang,
                Aris pun menengok kebelakang, sesaat Aris bias melihat masa lalunya saat ia masih bermain disini dan terlihat disana ada Aliya kecil saat sedang berdiri di belakang Aris, sesaat hanya sesaat Aris merasa ingin menangis sekencang-kencangnya, pemandangan masa lalu itu pudar dan disana ada Aliya yang sedang berdiri dibelakang Aris, Aris meneteskan Air matanya dan menahan tangisannya, Aliya langsung menghampiri Aris dan menidurkan Aris di pangkuannya.
      “kak? Kakak nangis lagi loh..”ucap Aliya,
    Aris tersenyum di pangkuan Aliya dan berkata “Lalu?”
      Aliya tertawa kecil dan menjawab “gak keren sama sekali”
                Mereka berdua pun tertawa bersama saat itu, kemudian setelah itu Aris hendak bangun dari pangkuan Aliya tetapi Aliya menahan kepala Aris dan berkata “biarkan, biarkan dulu seperti ini kak”, Aris terdiam lalu berkata “Hoshi ga Kirei desune”
       “artinya apa kak?”Tanya Aliya,
     “bintangnya.. indah yaa..”jelas Aris,
                Aliya menganggukan kepalanya lalu mereka berdua kembali terdiam seketika mereka berdua terdiam, Aris kemudian bangun dari pangkuan Aliya lalu kembali menatap bintang. Kemudian disaat yang hening itu Aliya mulai berbicara.
        “kak!”ucap Aliya,
      Aris melihat Aliya dan berkata “wajah mu berkilauan..”
       Aliya seketika tertawa dan berkata “haha.. apaan coba itu.. mukaku masa iya berkilauan, haha”
     “tapi kau-“Aris hendak berkata tapi kemudian Aliya menyela dan berkata,
      “Aku menyukaimu kak!”ucap Aris,
     Aris terdiam dan berkata “hmp.. aku tau itu”
      “kau tau itu? Dan membiarkanku gitu ajah.. ahaha.. kakak itu terburuk ya”canda Aliya sembari menangis,
     “Salahmu sendiri menyukai orang sepertiku”canda Aris sembari melihat Aliya menangis
       “kakak, tidak menenangkan ku?”Tanya Aliya,
     “kamu mau aku menenangkan mu?”Tanya Aris balik,
       “apa-apaan itu..”ucap Aliya sembari tersenyum,
     Aris hanya membalas senyuman Aliya dengan senyuman lagi,
       “kakak.. menyukaiku?” Tanya Aliya,
     “aku harus menjawabnya?”Tanya Aris balik,
        “tidak, lupakan”jawab Aliya,
     Aris terdiam sejenak dan menikmati keheningan sesaat itu, kemudian Aris lanjut berkata “Kau tau Aliya, sesaat saat aku melihatmu berdiri dibelakangku, aku melihat masa kecil kita”
        Aliya kaget dan bertanya “benarkah?”
     “hmp.. kau tau kurasa aku tau kenapa aku ingin menikahimu waktu itu, ‘kau terlihat baik, cantik, indah, kau terlihat mengaggumkan’ sesaat kau terlihat mirip dengan seseorang, orang yang ingin aku miliki”ucap Aris dan dalam hatinya,
           “be.. narkah”ucap Aliya dangan nada yang sedih,
        “hmp.. aku mencintainya Aliya, hingga saat ini bahkan saat dia tidak ada disampingku saat ini, aku masih mencintainya”ucap Aris dengan nada pelan,
           “dia orang yang beruntung ya”ucap Aliya dengan senyumannya,
        “hmp..”ucap Aris, dalam hatinya Aris berkata ‘mungkin kalau aku tidak bertemu dengannya, aku akan mencintaimu, sangat mencintaimu
                Kemudian setelah itu mereka pun kembali pergi ke rumah masing-masing hingga esok pun tiba, lubiran yang pendek itu pun berakhir begitu juga awal mula pindahnya Aliya ke SMA Andesia. Keesokan harinya saat keberangkatan Aris dan Aliya kembali ke kota,
  “pastikan kau menjaganya di sana ya Aris”ucap Bibi Aris mengantar Aris dan Aliya pergi,
     “iya Bi..”jawab Aris,
  “oh ya Liya, kenapa kau tidak tinggal dirumah Aris saja?”usul Bibi Aris,
     “hah!? Maksud bibi apa?”Tanya Aris kaget dan salah tingkah,
    “iya bi, masa iya Laki-laki dan perempuan tinggal seatap!”ucap Aliya,
  “kaliankan tidak berdua, Ada Ayah mu disana biarkan Ayahmu menjaga Aliya juga”ucap Bibi Aris,
    “tapi bi..”ucap Aliya sembari melihat Aris,
  Kemudian Bibi Aris juga melihat Aris lalu berkata “jadi? Gimana kamunya Ris?”
     “kok akunya sih bi, terserah Ayah ajah itu mah”ucap Aris dengan muka anehnya,
  “kalo hitu udah diputuskan..”ucap Bibi Aris,
                Aliya kemudian hanya bias terdiam dengan kakunya, sedangkan aku dibingungkan jika Dinda atau Lusi tau udah pasti Aris akan di hajar habis-habisan.
   “udahkan? Kalo gitu hati-hati ya kalian berdua!”ucap Bibi Aris,
     “Iya Bi.. sampai nanti”ucap Aliya,
       Aris hanya melambaikan tangannya ke Bibi Aris.
                Selama di Bis Aris dan Aliya hanya terdiam satu sama lain tidak tau harus berkata apa, setelah tadi malam dan keputusan bibi Aris yang menyuruh Aliya tinggal di rumah Aris, di perjalanan Aris menerima pesan dari Dinda yang bertanya posisi Aris saat itu, sesampainya di terminal kota Aris disambut oleh Alana yang menyambutnya begitu saja,
     “yo..”ucap Alana smbari mengangkat satu tangannya,
  “yo.. ada apa? Tumben”ucap Aris,
     “kalungnya? Apa kau masih memilikinya?”Tanya Alana,
  “hmp.. aku membawanya”jawab Aris sembari mengambil kalung yang ada di tasnya,
     Kemudian Aris menyerahkan kalung pada Alana, kemudian Alana berkata pada Aliya “nona muda siapakah namamu?” ucap Alana sembari bergaya seperti pelayan,
       Aliya melihat pada Aris sesaat seperti berkata ‘apa yang harus kulakukan’ kemudian Aris menganggukan kepalanya,
      “a..aku Aliya”ucapnya,
    “Alana.. itu namaku, salam kenal”balas Alana,
      “salam kenal”balas Aliya,
    “kalau begitu, sampai nanti Ris, aku tidak mau mengganggu urusan kalian berdua, haha”ucap Alana,
   “haha.. apaan coba”balas Aris,
   Saat Alana hendak pergi seketika Aris menarik tangan Alana ”Lana, kali ini.. kau akan menyerahkannya kan? Aku tidak mau menjadi tempat penyimpanan lagi”ucap Aris,
    “hmp.. aku akan menyerahkannya, sampai nanti”jawab Alana,
                Kemudian Alana pergi dari terminal dan meninggalkan Aris juga Aliya di stasiun,
   “seenggaknya anterin kek”keluh Aris,
       “kak.. tadi itu, temen?”tanya Aliya,
   Aris menggelengkan kepalanya dan berkata”dia musuh, musuh terbesarku”
       “terus kenapa..”Tanya Aliya dengan heran,
  “lupakan saja ini cuman masalah lelaki, hihi”jawab Aris,
                Kemudian Aris dan Aliya pergi menuju ke rumah Aris, sesampainya di rumah Aris di sambut oleh ayahnya, ayah Aris kaget dan terlihat senyuman ledek dimukanya lalu berkata “heee… pulang-pulang bawa cewe, Aris, Aria mau digimanain..”
      “jangan bercanda yah, ayah udah tau kan siapa dia?”ucap Aris sembari Aliya yang menundukan kepalanya,
   “entah.. emang siapa?”Tanya Ayah Aris sembari meledek,
       “kenalkan dia Aliya, teman masa kecilku di kampung ayah”ucap Aris,
  “hee.. yah.. walau ayah udah tau sih.. halo dek Aliya, Liya ajh gak apa-apa kan yaa”jawab Ayah Aris,
       Wajah Aris terlihat kesal tiba-tiba mendengar perkataan Ayahnya,
     Sedangkan Aliya menganggukan kepalanya,
   Ayah Aris tersenyum lembut dan berkata “kau diterima kok tinggal disini, jangan sungkan-sungkan yaa, suruh ajah Aris kalo ada apa-apa”candanya,
       Aris pun ikut tersenyum lembut,
     “Boleh-..”ucap Aliya dengan suara kecil,
   “hmp?”bingung Ayahnya Aris,
    “Boleh Aku memanggil anda Ayah juga?”ucap Aliya,
   Aris kaget sedangkan Ayah Aris pun tertawa terbahak-bahak, “Liya, kan sudah ku bilang jangan sungkan-sungkan, hihi, hmp,.. boleh saja kok, hihi, jadi seperti memiliki anak perempuankan”ucap Ayahnya Aris,
    “Terimakasih yah..”ucap Aliya dengan senyuman lebarnya,
       Aris hanya tersenyum saat mereka sedang ngobrol,
   “Aris, Liya itu anak yang manis, jangan lindungi dia seperti Adik kamu sendiri yaa, ehehe”ucap Ayah Aris dengan tersenyum lucu,
      “baiikk.. kami masuk dulu ya yah”ucap Aris,
    “ohya, Liya, kamu bias pake kamar kosong yang disebelah kamar Aris, Aris tunjukin jalannya”ucap Ayah Aris,
      “baiiikk”jawab Aris,
                Kemudian Aris dan Liya pun pergi ke kamar kosong tersebut dan merapihkan kamar itu, tidak cukup lama sih karena kamar itu selalu dibersihkan, itu adalah kamar yang tadinya di untuk main Aris dan Aria waktu kecil, wajar masih terlihat beberapa mainan di sudut ruangan, kemudian setelah itu Aris kembali ke kamarnya disana ia melihat ada sebuah kotak dan surat di atasnya di sana tertulis ‘untuk Aris’ kemudian Aris bertanya pada ayahnya yang ada di lantai bawah “Ayaaahhh.. Ini kotak dari siapa?” Tanya Aris,
    “Ahh.. itu tadi dibawa temanmu, namanya siapa tuh, oh iya.. Dinda.. katanya oleh-oleh”ujar Ayah Aris,
                Aris pun menuju kamarnya lagi sembari memandangi kotak yang ia pegang dari Dinda ‘Oleh-oleh?’ lalu Aris pun membuka kotak tersebut dan di dalamnya terdapat sebuah foto Aria perempuan yanag sedang menghadap ke arah laut yang memegang rambutnya karena terkena angin, ‘siapa?’ pertanyaan itu keluar di pikiran Aris, lalu Aris pun membuka surat yang ada diatas foto itu,
21 Desember 2013, Daily ini hari terakhir mereka di rumahku, semalam mungkin tidak berjalan baik, tapi bagaimana pun Dinda menyuruhku untuk menulis Dialy ini untuk seseorang, Aris, kau tau teman-temanmu begitu merepotkan disini, apa itu yang kau rasakan tiap harinya? Menghadapi orang yang penuh dengan emosi, wanita muda yang masih mencari siapa jati dirinya, juga seorang wanita yang mengira dirinya telah dewasa, kuharap kau baik-baik saja disana dengan mereka, bagaimana ya jadinya kalua aku masuk dikehidupanmu sekarang, apa itu akan sama, Aris, selama ini aku merindukanmu, aku ingin bertemu denganmu, entah kenapa kau tidak kesini, aku benar-benar berharap jika kita akan bertemu nanti, aku ingin bertemu denganmu” ‘.
                Aris pun menutupi matanya yang berlinang air mata dengan senyuman diwajahnya, Ayah Aris berada diluar pintu kamar Aris dan melihat Aris dari luar dan tersenyum kemudian pergi, Aliya pun melihat Aris dari luar karena penasaran dan tersenyum kecil dari luar, setelah itu Aris pun mengusap Air matanya dan berkata dalam hatinya ‘lagi-lagi aku dibuat jatuh cinta olehnya’ sembari melihat foto Aria yang ada di tangannya.
    “ah.. Aliya.. lagi apa disitu?”ucap Aris setelah menengok kearah pintu,
  “a.. maaf kak”jawab Aliya dengan bingung,
    “haha, gak apa-apa salah kakak juga gk nutup pintunya.. jadi ada apa?”Tanya Aris,
  “makan kata Ayah makan malamnya sudah siap”ucap Aliya,
     “hmp..”Aris menganggukan kepalanya, ia pun bergumam dari belakang Aliya “Aliya, terimakasih sudah hadir dihidupku, malaikatku”

   Tanpa disadari Aliya pun membalikan badannya menganggukan kepalanya dan tersenyum.

Jumat, 03 November 2017

Rendevou - Heroin Time Part 9 oleh blogger santai

Part 9 – Heroin Time

                Di hari setelah Aris berangkat ke kampung halamannya Dinda mengajak Lusi dan Fani untuk berliburan ke provinsi lain atau lebih tepatnya ke kampung asal Dinda dan tempat tinggal Aria sekarang. Saat sedang di bus Fani sempat bertanya pada Dinda.
    “Kak Din, kak Aria itu orangnya gimana?”Tanya Fani,
  “Gimana-gimana yaa.. contohnya ya kaya Aris gitu, cuman dia bodoh dan ceroboh”ujar Dinda,
    “Itu mah semua keburukannya dia doang”ucap Fani,
  “Kamu ngeliat Aris keburukan semua, yahh tapi yaa, klo bicara kebaikannya dia adalah sosok yang hebat, anggun, seperti panutan di sekolahku”ucap Dinda,
    “hmm.. kak Lusi pernah ketemu sama kak Aria?”Tanya Fani ke Lusi,
 “hah? Ohh, kakak belum tau gimana sifat Aria, tapi kakak pernah ngeliat Aria saat smp dan waktu Aria ke sini sekali”jawab Lusi,
                Setelah itu perjalanan serasa berjalan dengan cepat mereka bertiga pun datang di terminal kota dimana Aria tinggal, mereka pun pergi kerumah Aria menaiki taksi. Sesampainya dekat rumah Aria, disana terlihat seseorang sedang melambaikan tangannya.
   “ARIA!!”Teriak Dinda ke orang yang melambaikan tangan itu,
       “Dinda.. Sudah lama”ucap Aria setelah mendekat dan memeluk Dinda,
   “Iyaa.. Sudah lama ya”balas Dinda,
       “Mereka ini?”Tanya Aria,
   “Ahh.. mereka orang yang ku bicarakan saat di telepon waktu itu”ucap Dinda,
     “perkenalkan aku Fani kak, dan ini kakakku Lusi”ucap Fani sembari menunjuk Lusi,
 “Salam kenal”ucap Lusi,
        “Lusi? Oh kamu orang yang menabrakku di smp kan ya.. heee.. udah lama banget yaa”ucap Aria,
 “kamu masih ingat?”tanya Lusi,
        “tentu sajalah”jawab Aria,
    “yap akhiri dulu pertemuan ini, Aria kapan kita masuk kedalam”ujar Dinda,
        “Ah,.. iya aku lupa, ayo masuk”ajak Aria,
        “Kakek sama Nenek lagi pergi jalan pagi mungkin nanti jam 10an pulang, kalian santai aja dulu”
                Lusi, Fani, dan Dinda pun menyiapkan dan membereskan kamar mereka masing masing, lalu Lusi yang telah membersihkan ruangannya berbaring sebentar di kasurnya ‘Aria, ya.. sudah lama aku tidak melihatnya, ia benar-benar anggun ya’ kemudian tanpa sadar Lusi tertidur begitu saja.
                Beberapa waktu pun berlalu selama Lusi tidur Aria, Dinda, dan Fani pergi ke jalan-jalan keliling kota sebelah yang berada dekat dengan desa yang ditinggali Aria, Sesaat kemudian Lusi bangun dan ia menyadari kalua dia sendiri di dalam rumah, Lusi awalnya keluar menuju teras dan menikati udara desa yang belum tercemar polusi kota sebelah. Lalu Lusi berniat pergi ke toilet tapi ia tidak tau dimana toilet itu, kemudian saat ia membuka sebuah ruangan, yang ia buka adalah kamar Aria, Cukup terlihat biasa untuk seorang gadis, tapi saat Lusi hendak menutup ruangan ia melihat buku harian Aria, dengan ragu Lusi pun membaca Buku Harian tersebut.
   “Buku Harian yaa, haha, lucu ya saat melihat buku harian milik orang lain..”Ucap Lusi sembari membaca buku itu,
   “Aris?.. 12 Oktober 2002, Kau tau Daily, Hari ini ada seorang anak lelaki yang aneh pindah ke samping rumah-ku tau, saat aku ingin berkenalan ia tersenyum tidak jelas, aku sedikit takut karena senyuman itu.
15 Oktober 2002, Daily kau tau anak lelaki yang kuceritakan kemarin? Sekarang aku mulai biasa bermain bersama dia, mungkin aku juga sudah tidak takut dengan dia, ahahaha… Hmm.. Ini pertemuan Aris dan Aria kayanya lucu ya”ucap Lusi,
                Kemudian Lusi langsung melihat kehalaman tengah dibuku harian tersebut,
    “25 Juli 2010, Daily kau tau, Lelaki yang membuatku takut itu lagi-lagi menyelamatkan-ku, aku sudah tidak tahu ini yang keberapa kali ia menyelamatkan-ku, Daily, 2 Hari lagi aku akan pindah dari sini, apa aku tidak akan bertemu dengan Lelaki itu lagi? Apa aku harus memberitahukan ini padanya? Aku harus pergi, Cita-citaku, aku harus mengejarnya, aku juga tidak mau ia merepotkan dirinya lagi, apa yang harus kulakukan Daily,
26 Juli 2010, Pada akhirnya aku tidak memeberitahukan kepindahan ini pada Dia, kau tahu? Aku merasa sangat bersalah, senyuman yang dulu membuat takut itu, benar-benar menjadi penyejukku sekarang, senyuman itulah yang membuatku aman, aku.. aku masih ingin disini Daily, Aku mencintainya… Benar-benar mencintainya...
27 Juli 2010, Aku Mencintaimu Aris, Jangan lupakan aku”
                Setelah membaca itu Lusi langsung pergi keruangannya dan menaruh buku harian Aria ditempatnya semula.
       “Kak, kami dating!”ucap Fani,
     “Kami dengan Kakek dan Nenek Aria, Lusi, kemarilah”ucap Dinda,
         “Mungkin dia masih tidur, Din”ujar Aria,
     “Ahaha.. maaf yaa bawa kebo kesini”ucap Dinda,
         “Hush! Jangan gitu ah… dah ah masuk ajah dulu yuk”jawab Aria,
                Hari Berjalan dengan cepat, kemudian hari pun berganti, pagi pun tiba, Lusi bangun di pagi hari dipagi hari untuk membuat sarapan disana ia melihat Aria di dapur sedang membuat sarapan, dan Aria pun menyadari kehadiran Lusi,
    “oh.. Lusi.. Sedang apa?”Tanya Aria sembari memasak,
  “ini Ra.. boleh aku membantu?”ucap Lusi,
     “Ra? Ohh.. boleh kok”timbal Aria,
     Dikeheningan itu Aria pun memulai pembicaraan,”Lus, kamu deket sama Aris?”Tanya Aria,
  Lusi sedikit kaget dan menganggukan kepalanya dan berkata”bagaimana denganmu? Kenapa tidak bertukar kontak hp dengan Aris saja”
     “aku gk memakai hp, ahaha”jawab Aria sembari tertawa kecil,
  “hmm..”renung Lusi,
     “Ah.. cukup sampai disini saja, selanjutnya aku bias melakukannya sendiri ko, makasih ya Si”ucap Aria,
  Lusi kaget dan tersenyum sembari menganggukan kepalanya.
                Setelah sarapan kegiatan mereka selanjutnya adalah mereka berkeliling desa sambari mengirup udara pedesaan, tapi Lusi tidak ikut untuk berkeliling, saat yang lain berkeliling Lusi kembali kekamar Aria dan melanjutkan membaca buku harian Aria,
     “10 Januari 2012, jauh ya lompatan waktunya”ucap Lusi,
     “10 Januari 2012, Dialy,Besok aku akan kerumah ayah sama bunda, apa sempet ya ketemu dengan Aris,
11 Januari 2012, Aku sampai dirumah Ayah dan Bunda, tapi Aris gak ada di ruamhnya, katanya dia sedang loba di provinsi ku, kok bias kebetulan gitu ya.. ahaha, Daily Aku ingin bertemu Aris,
12 Januari 2012, Daily aku pulang ke kakek dan nenek hari ini, takdir itu kejam ya daily,
PS. Kau tau daily aku-aku begitu bahagia, seseorang yang ingin ku temui benar-benar dating di depan mataku, aku.. aku benar-benar bahagia, terimakasih, aku berkata padanya Daily kalo kita akan bertemu suatu saat nanti, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan kebahagianku ini.”
                Saat Lusi sedang membaca buku harian Aria, tiba-tiba Dinda memanggil Lusi dari belakang,
    “apa yang kau lakukan Lus?”Tanya Dinda,
  Lusi pun kaget dan menjawab”a-aku.. aku membaca buku harian Aria”
    “kenapa?”Tanya Dinda,
  “Aku tidak tau, hanya saja, aku ingin mengetahui pertemuan mereka”
    “kenapa?”
  “Aku tidak tahu..”ucap Lusi dengan lemas,
    “kenapa?”
  “Bisa kau hentikan itu!? Kau tahu aku.. aku menghawatirkannya dia sangat ceroboh dan bodoh, pertemuan yang begitu indah ini kua pikir aku bias menggantikan dirinya.. karna itu aku membacanya”jelas Lusi,
     “Kalau begitu cukup bertahu saja, sudah ya.. lebih baik kau hentikan membaca buku harian itu.. dah.. aku duluan”ujar Dinda,
     “memberitahukannya? Kepada siapa?”ujar Lusi,
                Hari berlalu, malam pun tiba begitu saja, malam terkhir dimana liburan mereka akan segera berkhir juga, Aria dan Fani sedang mengobrol tentang sekolah Aria di teras, sedangkan Lusi dan Dinda sedang berbincang di ruang tamu tentang pernyataan Dinda tadi tentang memberitahukan padanya.
      “kak.. kakak itu sekolah putri iyakan?”Tanya Fani,
   “hmp.. kakak dari sekolah putri Monalisa, kakak masuk kelas seni figura”jawab Aria,
      “aku juga tadinya hendak masuk sekolah putri tapi, sekolah putri di kota ku semuanya terlalu megah.. maka dari itu aku masuk SMA Negeri biasa”
   “Iya sih, kakak waktu tinggal di kota kamu juga kakak merasa, Biaya hidup keluarga kakak ajah gak bakal kuat buat membiayai sekolah kakak, maka dari itu kakak pindah keisni yang sekolah putrinya murah tapi kualitas pengjarnya bagus”
      “hoo.. kakak punya pemikiran sama ternyata, ahaha.. ywdah kak akum au masuk duluan yaa..”ujar Fani,
                Saat Fani pergi Aria hendak masuk kedalam tapi kemudian Lusi berada di depan Aria saat Aria hendak masuk,
  “etto.. Ra mau ngobrol sebentar?”Tanya Lusi,
      “kenapa nggk”jawab Aria,
                Mereka berdua pun berdiri diteras sembari melihat bintang dan kawasan desa yang sedikit dengan penerangan dan memiliki suasana udara yang sejuk.
   “Aria, kau mencintainya?”Tanya Lusi,
        “Nya itu siapa?”Tanya balik Arai,
   “Aris!”jawab Lusi  tegas,
        Sembari mengeluarkan senyumnya Ara menjawa”iyaa, aku.. benar-benar mencintainya”
   “aku juga”ucap Lusi,
       Aria kaget dan seketika menengok kea rah Lusi dengan wajah kagetnya,
   “aku juga mencintainya, Aria.. aku juga mencintai Aris”
       Dengan wajah yang tidak tau harus seperti apa Aria bertanya pada Lusi “kenapa kau memeberitahu ku hal ini?”
   “kupikir kau harus tau tentang hal ini”jawab Lusi,
       “Begitu yaa..”ujar Aria dengan lemas,
   “jadi kumohon supaya tidak mendekati Aris lagi”ucap Lusi dengan Muka serius,
       Aria mengengok karna kaget dan berkata “nggk!” begitu saja, “ah.. maaf.. maksudku, aku tidak bias berjanji tapi, aku tidak akan mengganggu hubungan kalian, sampai nanti ya”ucap Aria dengan mata berkaca menahan air matanya kemudian meninggalkan teras dan masuk kekamarnya,
    Setelah beberapa saat Aria meninggalkan teras Lusi berkata “itu yang kau mau kan? Dinda?”
       Dinda hanya mengangguk dan berkata “aku tidak mau lelaki seperti Aris dapat memiliki wanita se-indah Aria, dia terlalu bagus untuknya”
   “Tapi bagaimana pun kau berlebihan Din”ucap Lusi,
                Dinda hanya mengabaikannya dan mereka berdua pun kembali kekamarnya, dikeesokan harinya Lusi, Fani dan Dinda pun hendak berangkat kembali ke kota asal mereka diantar oleh Aria ke Terminal, saat bus sudah datang dan Lusi hendak naik Bus Aria Berkata,”Lusi.. Ternyata benar, aku tidak dapat berhenti mencintai Aris”
    Lusi kaget dan berkata dengan senyuman kecil ”Jangan dipikirkan Ra.. Lakukan apa yang ingin kau lakukan”
       Aria kaget dan berkata”kata-kata itu!”
   Lusi tersenyum lebar dan berkata “Kata-kata Aris saat kamu memberi tahu cita-citamu, aku pikir disaat seperti ini juga dia pasti akan berkata seperti itu, maaf sudah membaca bbuku harian mu tanpa izin, Kisah kalian aku menyukainya, dan maaf saat menyuruhmu menjauhi Aris, tidak seharunya aku melakukan itu, Sampai Nanti Saingan Cinta”
      Aria pun tersenyum dan menganggukan kepalanya lalu berkata”kamu juga, jaga baik dirimu dan Aris, Saingan Cinta, Sampai nanti”

                Kemudian Lusi,Fani dan Dinda pun berangkat menuju ke kota asalnya di perjalanan Lusi berfikir ’Saingan Cinta yaa.. seperti tidak adil untukku.. ahahaha’ sembari tersenyum sendiri.