Part 11 – For You
Beberapa
hari setelah kembalinya Aris dan yang lainnya ke sekolah, dan Aris yang telah
menerima surat dan hadiah foto dari Aria, Hari-hari berjalan seperti biasanya
tidak ada yang berubah, hanya saja sekarang Aris dan Aliya tinggal Bersama dan
lebih sering berangkat bersama, awlanya Lusi sangat kaget mendengar kalau Aliya
akan tinggal dirumah Aris bahkan ia sampai menawarkan rumahnya untuk ditinggali
Aliya, tetapi amanat ya amanat jadi Aliya tetap tinggal dirumah Aris.
Di
sekolah Aris dan Lusi masih sering makan siang bersama saat istirahat, dengan
Dinda tentunya, sedangkan Aliya lebih sering berada dikelas dan bermain bersama
temannya sendiri.
Saat Aris sedang berada ditaman bersama
yang lainnya Aliya memanggil seketika,
“kak!”panggil Aliya dari kejauhan,
“hmp? Ada Apa Aliya?”tanya Aris,
“tadi pak Gugus nyariin kakak!”ujar Aliya,
“oh? Hmp.. nanti kakak kesana makasih ya!”balas Aris,
“makin deket aja..”ucap Lusi,
“emang kenapa Setan? Biarin ajah kali”
“udah.. dipanggil sama guru kan? Cepet pergi sana”ucap Dinda,
Kemudian
Aris pun pergi menuju kantor guru untuk menemui pak Gugus, tapi saat Aris
memasuki ruang guru, pak Gugus tidak ada di tempatnya, lalu Aris pun pergi
mmenuju ke kelas Aliya untuk bertanya dimana pak Gugus, Saat memanggil Aliya
atau lebih tepatnya masuk ruangan kelas satu, suasana di kelas begitu berat dan
semua murid yang ada di kelas melihat Aris seketika, lalu Aliya pun mengajak
Aris keluar secepat mungkin untuk mencairkan suasana,
“kak, ngapain ke kelas Aliya?”tanya Aliya,
“kakak, cuman mau tanya, tau pak Gugus gak? Tadi pas kakak ke kantor pak
Gugus gak ada soalnya“ucap Aris,
“itu pak Gugus dibelakang kakak”ucap Aliya sembari menunjuk belakang
Aris,
Aris yang menengok kebelakang seketika berkata “hai pak, ahaha”
Pak Gugus hanya tersenyum dan berubah wajahnya menjadi mengerikan seketika
itu juga, “Ris ikut bapak ke kantor”ucap pak Gugus,
“siap pak”ucap Aris lesu sembari meminta belas kasihan ke Aliya,
Aliya yang melihat itu hanya
terkekeh-kekeh sembari melambaikan tangannya,
Aris
dan pak Gugus pun pergi ke kantor dan pak Gugus pun mulai berbicara kalau Aris
kembali terpilih untuk mengikuti lomba jurnal Sains di provinsi yang sama
seperti tahun kemarin, seketika itu juga Aris menerima tawaran itu, dan
terlihat senang sekali karena itu lalu pak Gugus pun menyela kebahagiaan itu
sembari berata “kali ini pastikan kau bertemu dengan teman masa kecilmu”,
“ahaha”tawa Aris karena bingung menanggapi perkataan pak Gugus,
“lomba akan di laksanakan dua minggu dari sekarang, pastikan kau nanti
memiliki materi bagus untuk kita menangkan lagi, agar piala itu bisa kita
pertahankan”ujar pak Gugus,
“siap pak!”jawab Aris dengan semangat,
Setelah
itu Aris pergi meninggalkan ruang guru dan kembali menuju kelas, saat pulang
sekolah Aris, Lusi dan Aliya pulang bersama, lalu mereka pun sampai dirumah
mereka masing-masing, di rumah Aris segera membuka buku-buku materi Sains
lamanya dan segera mereview segala hal yang menurutnya kurang dan dapat
dijadikan bahan untuk materinya, sedangkan Aliya, ia mulai terbiasa tinggal di
rumah Aris dan ia sering masak dan membersihkan rumah baginya itu seperti balas
budi untuk tinggal dirumah itu, saat makan malam ayah Aris belum pulang dan
Aris hanya makan malam dengan Aliya, di meja makan Aris berkata,
“Aliya,..”panggil Aris,
“hmp?”saut Aliya,
“boleh aku cerita sesuatu?”tanya Aris,
“hmp, boleh kok.. cerita tentang pak Guguskan?”
“ahaha.. emangnya aku ada hubungan khusus sama pak Gugus”
“eh? Bukannya emang gitu kan ya”canda Aliya,
“bukan Al.. bukan tentang pak Gugus, tapi tentang pertunangan kita”ucap
Aris,
Udara di meja makan menjadi beku seketika, Aliya yang tadinya sedang
menyendok makanan terhenti seketika juga lalu berkata, “hmp.. memangnya kenapa”
ucap Aliya dan menaruh alat-alat makannya di meja,
“kau bilang, kau akan mengurusnya, tapi sampai saat ini aku masih
berfikir, bagaimana kau akan mengurus itu?”ucap Aris penuh dengan pertanyaan,
“memangnya kakak, tidak percaya padaku?”ucap Aliya dan menatap Aris,
“tidak, bukan begitu, aku percaya padamu, hanya saja…”
“hanya saja?”
“aku takut kau melakukan sesuatu yang tidak-tidak”ucap Aris cemas dan kembali
menatap mata Aliya,
Aliya sedikit tersentak seperti ia ketahuan apa yang akan ia lakukan
nanti lalu Aliya bertanya “tidak-tidak seperti apa?”tanya Aliya,
“seperti bunuh diri, atau bunuh diri, atau loncat dari gedung untuk
bunuh diri gitu”ucap Aris,
“pfftt.. ahahaha”Aliya tertawa seketika ia tertawa dengan kerasnya, lalu
berkata “ahaha.. kakak aku gak bakal bunuh diri kak,.. tenang ajah Aliya gak
bakal bunuh diri kok, ahaha, kakak kecapean kali abis makan langusng istirahat
ajah biar Aliya yang beresin semuanya.. ahahaha..”
Aris terlihat sedikit malu lalu berkata “hmp..” dan melanjutkan
makannya, setelah makan Aris langsung menuju kamar dan istirahat sseperti kata
Aliya,
Aliya yang sedang mencuci bekas makan malam pun termenung sebentar dan
berbisik pada dirinya sendiri “bunuh diri yaa.. bukan pilihan yang buruk”.
Keesokan
harinya, “hari sabtu dimana sekolah libur hingga nanti senin”ucap Aris teriak
dikamarnya saat ia membuka jendela,
“kak, jangan teriak-teriak masih pagi!”ujar Aliya,
“Aris
bantu Aliya buat sarapan turun cepat”kata Ayah Aris,
“iyaa yah!”ucap Aris lemas sembari menuruni tangga,
Aris
pun membantu Aliya menyiapkan makanan,
“fiu, fiu.. anak Ayah lagi mesra sama menantu ayah”canda Ayah Aris,
Aris tiba-tiba menengok dan menatap tajam ayahnya, sedangkan Aliya hanya
tertawa kecil sendiri.
“oh… Iya yah minggu depan Aris ma uke provinsi lain”ucap Aris,
Aliya
dan Ayah Aris seketika menengok kearah Aris dan memandangi Aris dengan diam,
Aris yang melihat mereka terdiam hanya dapat berkata “ada apa?!”.
“enggak cuma, ada apa tiba-tiba?”tanya Ayah Aris, lalu Aliya melanjutkan
memotong sayuran,
“yaa.. aku-”Aris terhenti seketika saat akan berkata karena ayahnya yang
lebih dulu menyela dan berkata “ohh.. ingin bertemu Aria? Tidak aku izinkan
Ris”
Aris merubah raut wajahnya menjadi sinis dan berkata “apaan itu? Itu alasan
kedua”
“Alasan pertamanya?”tanya Aliya yang tiba-tiba ikut campur,
Aris menengok ke Arah Aliya seketika lalu berkata ”aku akan ikut lomba
Sains disana”,
“whooo..”ucap Ayah Aris sembari tepuk tangan,
“kalau emang gitu ya udah ayah izinkan, tapi jangan lama-lama kami
menunggu kamu disini”ucap Ayah Aris yang tiba-tiba menjadi Melankolis,
“hmp.. iya yaahh..”jawab Aris,
Kemudian
keesokan harinya di Aris pergi ke taman kota untuk menenangkan diri dan mencari
inspirasi untuk materi lombanya nanti, disana ia bertemu dengan Lusi yang
sedang bermain dengan anak kecil.
“yo Lusi..”panggil Aris,
“hmp? Ah.. Siput”ucap Lusi dengan cuek saat ia melihat Aris,
“hehehe.. apaan coba Setan.. ngga seneng apa gitu ketemu anak ganteng
gini”jawab Aris,
“ha..ha..ha..
ganteng? Siput ganteng? Jangan bercanda”ucap Lusi dengan remehnya,
“hmph… berisik ah”ambek Aris,
“jadi ada apa?”tanya Lusi,
“ngga apa-apa.. cuman.. cari angin ajah.. ahaha, kamu sendiri ngapain
disini?”
“hmp? Hmmm.. aku lagi jalan-jalan ajah, menghindari ketemu siput, tapi
malah tetep ketemu siput.. siput tuh ada dimana-mana yaa”ledek Lusi,
“ya.. ini juga, lagi jalan-jalan malah ada setan yang lagi goda anak
kecil”ledek Aris balik,
“hmp!”Lusi langsung menonjok perut Aris,
“Awww… Apaan sih tiba-tiba?!”tanya Aris,
Lusi hanya membuang mukanya, lalu ia berkata “Aris?”
“hmp? Tumben manggil nama”ledek Aris,
“berisik, oh iya.. kalau gak salah kemarin kamu dicariin sama Dinda”ucap
Lusi,
“benarkah? Apa sekarang aku temui dia saja ya”
“kayanya jangan deh”
“kenapa?”
“aku gak ada temen buat belanja hari ini.. ahaha..”
“terus? Hubungannya denganku?”tanya Aris,
Dengan memelas Lusi berkata, “Temenin aku yaa”
“hmm.. bolehlah, aku juga ada yang mau diomongin soalnya”ucap Aris,
Mereka
berdua pun menghabiskan hari bersama dengan berbelanja dan jalan-jalan setelah
selesai berbelanja Aris dan Lusi kembali ketaman dan duduk berdua disana
sembari meminum minuman yang sebelumnya mereka beli.
“Lusi”panggil Aris disaat mereka berdua terdiam satu sama lain,
“hmp?”Lusi menengok dan melihat Aris,
“kau tau.. aku.. aku”ucap Aris gelisah,
“hmmmpp? ”Lusi yang bertanya-tanya ’mungkinkah
ini pernyataan cinta?’,
“Minggu depan, aku akan pergi ke Aria”ucap Aris,
‘yakan.. mana mungkin Aris menyatakan
cintanya.. ahaha.. bodohnya, aku’ Pikir Lusi dalam hatinya, “hmm..
benarkah? Tapi kenapa tiba-tiba? Biasanya Ayahmu tidak mengizinkannyakan?”tanya
Lusi,
“kau masih ingat perlombaan sains yang aku ikuti tahun kemarin? Aku
kembali mengikutinya dan mungkin kali ini aku dapat bertemu dengannya”ucap Aris
dengan mata yang penuh harapannya,
Lusi tersenyum dan berkata ”kalau begitu syukurlah, ahaha.. kau tau Aris
saat aku bertemu dengannya liburan kemarin mungkin aku tau kenapa kamu begitu
menyukai Aria, setahun aku berada satu Smp dengannya aku tidak tahu apa-apa
tentang dia, tapi saat aku bertemu dengannya dan berbicara langsung, ia
benar-benar orang yang luar biasa ya”Ucap Lusi tentang Aria, lalu Lusi
bergumam’terutama percayanya pada dirimu,
kalau kamu akan mencintainya, aku iri padanya’,
“Pokoknya, selamat yaa.. aku doakan yang terbaik”ucap Lusi,
Mendengar kata-kata Lusi Aris tersenyum lalu dengan semangat ia berkata
“hmp” mengiyakannya,
Mereka
Berdua pun pergi pulang setelah pembicaraan itu, saat keesokan harinya di pagi
hari Aris bertemu dengan Dinda di koridor, Aris pun menyapa terlebih dahulu
pada Dinda “yo.. Dinda”
“yo”ucap Dinda membalas sapaan Aris,
“Aris.. pulang sekolah nanti boleh aku berbicara denganmu di taman
sekolah?”tanya Dinda,
“hmp! Tentu saja.. tapi kenapa gak sekarang aja?”tanya Aris,
“mungkin pembicaraannya bakal panjang jadi kayanya gak bakal sempet kalo
ngomong disini”ucap Dinda,
Kemudian hari berlalu, setelah selesai pelajaran Aris langsung bertanya
pada Dinda, “Jadi? Apa yang mau kamu bicarain Din?”
“hmm.. ahh. Nanti ajah, kamu tunggu di sini dulu aku ada urusan bentar
Ris, tunggu bentar yaaa..”Ucap Dinda,
“heee… nunggunya lama kagak?”tanya Aris,
“udah tunggu dulu ajah, dah ya”ucap Dinda Sembari meninggalkan ruangan,
“tunggu disini yaa, haaahh..”keluh Aris,
Disaat
sedang menunggu Dinda, lalu ia mengelilingi bangku-bangku di kelas dan di
kolong meja Dinda ada ponsel Aris pikir mungkin itu ponsel Dinda yang
ketinggalan, saat ia memegang ponsel itu, saat itu pula ponsel Dinda berdering
“Telfon?.. nomernya? Nomer rumah ya, jawab ga?”ucap Aris sembari bertanya pada
dirinya, lalu Aris pun menjawab panggilan telfon itu “halo?”ucap Aris, tanpa
Aris sadar Dinda hendak masuk kelas, saat Dinda melihat Aris mengangkat telfon
ponselnya ia langsung bersembunyi dibalik pintu luar kelas.
“halo.. Dinda, kamu gimana sih? kado kamu ketinggalan dirumahku tau,
jadi gimana? Buatku ajah?”suara seorang gadis terdengar saat Aris, mengangkat
telfon itu.
“etto..
maaf ini, bukan Dinda? Dindanya lagi pergi.. Siapa ya?”tanya Aris di telfon
Dinda,
“eh? Ah.. maaf, aku kira Dinda,
ini Aria.. Apa Dindanya ada?”
Mendengar
nama Aria, Aris terkejut dan tersenyum, “Dindanya sedang pergi, apa ada yang
bisa saya sampaikan?”ucap Aris,
“Oh, iyaa.. kado dariku, untuk Dinda masih
ada dirumahku, tolong sampaikan itu ya, terimakasih”ucap Aria hendak menutup
telfon,
“tunggu!!”ucap
Aris mencegah Aria menutup telfon,
“ya? Ada apa?”tanya Aria,
“Aria”ucap
Aris pelan,
“ya?”saut Aria,
“terimakasih
yaa”ucap Aris,
“untuk apa ya?”tanya Aria,
“untuk
surat.. dan kado untukku”ucap Aris,
“surat? Kado? Maksud kamu?”tanya Aria heran,
“ngga,
pokoknya terimakasih, aku akan segera kesana”ucap Aris,
“maaf! Saya tidak mengerti apa yang kamu
bicarakan”ucap Aria,
“aku
akan selalu menjagamu”ucap Aris dengan lembut,
Seketika suara Aria terdiam di ponselnya hening sementara lalu, Aria menjawab
”begitu ya, jadi ini kamu”
“hmp”ucap
Aris sembari menganggukan kepalanya,
“aku, juga akan melindungimu”ucap Aria,
“hihi, tunggu aku ya.. aku janji akan segera kesana”ucap Aris,
“hmp, aku akan menunggumu”jawab Aria,
“sampai nanti Aria”
“sampai nanti Aris”
Aris
pun menutup ponselnya Dinda lalu ia sedikit tersenyum dan tertawa lepas, saat
ia sedang tertawa Dinda memasuki ruangan dan berkata “ngapain ketawa-ketawa? Kesurupan?”
Aris
menengok kearah Dinda dan menjawab “ah.. enggak.. jadi mau bicara apa?”
“lupakan”ucap Dinda terlihat sedih,
Aris pun mengikuti ucapan Dinda untuk melupakannya lalu ia melihat
tangan Dinda yang sedikit memar dan ia bertanya “Din.. tangan kamu?”
“oh? Ini? Enggak apa-apa, pulang yuk..”ajak Dinda mengalihkan
pembicaraan,
Aris
sadar saat Dinda mengalihkan pembicaraan, ‘tapi
jika Dinda memang tidak mau membahasnya itu bukan jadi masalah Aris lagi’
pikir Aris, Lalu mereka berdua pun kembali pulang kerumah mereka masing-masing,
sesampainya dirumah Aris melihat foto Aria dikamarnya lalu berbisik seolah
berbicara pada Aria “tunggu aku Aria”.