Part 9 – Heroin Time
Di
hari setelah Aris berangkat ke kampung halamannya Dinda mengajak Lusi dan Fani
untuk berliburan ke provinsi lain atau lebih tepatnya ke kampung asal Dinda dan
tempat tinggal Aria sekarang. Saat sedang di bus Fani sempat bertanya pada Dinda.
“Kak Din, kak Aria itu orangnya gimana?”Tanya Fani,
“Gimana-gimana yaa.. contohnya ya kaya Aris gitu, cuman dia bodoh dan
ceroboh”ujar Dinda,
“Itu mah semua keburukannya dia doang”ucap Fani,
“Kamu ngeliat Aris keburukan semua, yahh tapi yaa, klo bicara
kebaikannya dia adalah sosok yang hebat, anggun, seperti panutan di
sekolahku”ucap Dinda,
“hmm.. kak Lusi pernah ketemu sama kak Aria?”Tanya Fani ke Lusi,
“hah? Ohh, kakak belum tau gimana sifat Aria,
tapi kakak pernah ngeliat Aria saat smp dan waktu Aria ke sini sekali”jawab
Lusi,
Setelah
itu perjalanan serasa berjalan dengan cepat mereka bertiga pun datang di
terminal kota dimana Aria tinggal, mereka pun pergi kerumah Aria menaiki taksi.
Sesampainya dekat rumah Aria, disana terlihat seseorang sedang melambaikan
tangannya.
“ARIA!!”Teriak Dinda ke orang yang melambaikan tangan itu,
“Dinda.. Sudah lama”ucap Aria setelah mendekat dan memeluk Dinda,
“Iyaa.. Sudah lama ya”balas Dinda,
“Mereka ini?”Tanya Aria,
“Ahh.. mereka orang yang ku bicarakan saat di telepon waktu itu”ucap
Dinda,
“perkenalkan aku Fani kak, dan ini kakakku Lusi”ucap Fani sembari
menunjuk Lusi,
“Salam kenal”ucap Lusi,
“Lusi? Oh kamu orang yang menabrakku di smp kan ya.. heee.. udah lama
banget yaa”ucap Aria,
“kamu masih ingat?”tanya Lusi,
“tentu sajalah”jawab Aria,
“yap akhiri dulu pertemuan ini, Aria kapan kita masuk kedalam”ujar
Dinda,
“Ah,.. iya aku lupa, ayo
masuk”ajak Aria,
“Kakek sama Nenek lagi pergi jalan pagi mungkin nanti jam 10an pulang,
kalian santai aja dulu”
Lusi,
Fani, dan Dinda pun menyiapkan dan membereskan kamar mereka masing masing, lalu
Lusi yang telah membersihkan ruangannya berbaring sebentar di kasurnya ‘Aria, ya.. sudah lama aku tidak melihatnya,
ia benar-benar anggun ya’ kemudian tanpa sadar Lusi tertidur begitu saja.
Beberapa
waktu pun berlalu selama Lusi tidur Aria, Dinda, dan Fani pergi ke jalan-jalan
keliling kota sebelah yang berada dekat dengan desa yang ditinggali Aria,
Sesaat kemudian Lusi bangun dan ia menyadari kalua dia sendiri di dalam rumah,
Lusi awalnya keluar menuju teras dan menikati udara desa yang belum tercemar
polusi kota sebelah. Lalu Lusi berniat pergi ke toilet tapi ia tidak tau dimana
toilet itu, kemudian saat ia membuka sebuah ruangan, yang ia buka adalah kamar
Aria, Cukup terlihat biasa untuk seorang gadis, tapi saat Lusi hendak menutup
ruangan ia melihat buku harian Aria, dengan ragu Lusi pun membaca Buku Harian
tersebut.
“Buku Harian yaa, haha, lucu ya saat melihat buku harian milik orang
lain..”Ucap Lusi sembari membaca buku itu,
“Aris?..
12
Oktober 2002, Kau tau Daily, Hari
ini ada seorang anak lelaki yang aneh pindah ke samping rumah-ku tau, saat aku
ingin berkenalan ia tersenyum tidak jelas, aku sedikit takut karena senyuman
itu.
15 Oktober 2002, Daily kau tau anak
lelaki yang kuceritakan kemarin? Sekarang aku mulai biasa bermain bersama dia,
mungkin aku juga sudah tidak takut dengan dia, ahahaha… Hmm.. Ini pertemuan Aris dan Aria kayanya lucu ya”ucap Lusi,
Kemudian
Lusi langsung melihat kehalaman tengah dibuku harian tersebut,
“25 Juli 2010, Daily kau
tau, Lelaki yang membuatku takut itu lagi-lagi menyelamatkan-ku, aku sudah
tidak tahu ini yang keberapa kali ia menyelamatkan-ku, Daily, 2 Hari lagi aku
akan pindah dari sini, apa aku tidak akan bertemu dengan Lelaki itu lagi? Apa
aku harus memberitahukan ini padanya? Aku harus pergi, Cita-citaku, aku harus mengejarnya,
aku juga tidak mau ia merepotkan dirinya lagi, apa yang harus kulakukan Daily,
26 Juli 2010, Pada akhirnya aku
tidak memeberitahukan kepindahan ini pada Dia, kau tahu? Aku merasa sangat
bersalah, senyuman yang dulu membuat takut itu, benar-benar menjadi penyejukku
sekarang, senyuman itulah yang membuatku aman, aku.. aku masih ingin disini
Daily, Aku mencintainya… Benar-benar mencintainya...
27 Juli 2010, Aku Mencintaimu
Aris, Jangan lupakan aku”
Setelah
membaca itu Lusi langsung pergi keruangannya dan menaruh buku harian Aria
ditempatnya semula.
“Kak, kami dating!”ucap Fani,
“Kami dengan Kakek dan Nenek Aria, Lusi, kemarilah”ucap Dinda,
“Mungkin dia masih tidur, Din”ujar Aria,
“Ahaha.. maaf yaa bawa kebo kesini”ucap Dinda,
“Hush! Jangan gitu ah… dah ah masuk ajah dulu yuk”jawab Aria,
Hari
Berjalan dengan cepat, kemudian hari pun berganti, pagi pun tiba, Lusi bangun
di pagi hari dipagi hari untuk membuat sarapan disana ia melihat Aria di dapur
sedang membuat sarapan, dan Aria pun menyadari kehadiran Lusi,
“oh.. Lusi.. Sedang apa?”Tanya Aria sembari memasak,
“ini
Ra.. boleh aku membantu?”ucap Lusi,
“Ra? Ohh.. boleh kok”timbal Aria,
Dikeheningan itu Aria pun memulai pembicaraan,”Lus, kamu deket sama
Aris?”Tanya Aria,
Lusi sedikit kaget dan menganggukan kepalanya dan berkata”bagaimana
denganmu? Kenapa tidak bertukar kontak hp dengan Aris saja”
“aku gk memakai hp, ahaha”jawab Aria sembari tertawa kecil,
“hmm..”renung
Lusi,
“Ah.. cukup sampai disini saja, selanjutnya aku bias melakukannya
sendiri ko, makasih ya Si”ucap Aria,
Lusi kaget dan tersenyum sembari menganggukan kepalanya.
Setelah
sarapan kegiatan mereka selanjutnya adalah mereka berkeliling desa sambari
mengirup udara pedesaan, tapi Lusi tidak ikut untuk berkeliling, saat yang lain
berkeliling Lusi kembali kekamar Aria dan melanjutkan membaca buku harian Aria,
“10 Januari 2012, jauh ya lompatan waktunya”ucap Lusi,
“10 Januari 2012,
Dialy,Besok aku akan kerumah ayah sama bunda, apa sempet ya ketemu dengan Aris,
11 Januari 2012, Aku sampai dirumah
Ayah dan Bunda, tapi Aris gak ada di ruamhnya, katanya dia sedang loba di
provinsi ku, kok bias kebetulan gitu ya.. ahaha, Daily Aku ingin bertemu Aris,
12 Januari 2012, Daily aku pulang ke
kakek dan nenek hari ini, takdir itu kejam ya daily,
PS. Kau tau daily aku-aku begitu bahagia, seseorang yang ingin ku temui
benar-benar dating di depan mataku, aku.. aku benar-benar bahagia, terimakasih,
aku berkata padanya Daily kalo kita akan bertemu suatu saat nanti, aku tidak
tahu apa yang harus kulakukan dengan kebahagianku ini.”
Saat
Lusi sedang membaca buku harian Aria, tiba-tiba Dinda memanggil Lusi dari
belakang,
“apa yang kau lakukan Lus?”Tanya Dinda,
Lusi pun kaget dan menjawab”a-aku.. aku membaca buku harian Aria”
“kenapa?”Tanya Dinda,
“Aku tidak tau, hanya saja, aku ingin mengetahui pertemuan mereka”
“kenapa?”
“Aku
tidak tahu..”ucap Lusi dengan lemas,
“kenapa?”
“Bisa kau hentikan itu!? Kau tahu aku.. aku menghawatirkannya dia sangat
ceroboh dan bodoh, pertemuan yang begitu indah ini kua pikir aku bias
menggantikan dirinya.. karna itu aku membacanya”jelas Lusi,
“Kalau begitu cukup bertahu saja, sudah ya.. lebih baik kau hentikan
membaca buku harian itu.. dah.. aku duluan”ujar Dinda,
“memberitahukannya? Kepada siapa?”ujar
Lusi,
Hari
berlalu, malam pun tiba begitu saja, malam terkhir dimana liburan mereka akan
segera berkhir juga, Aria dan Fani sedang mengobrol tentang sekolah Aria di
teras, sedangkan Lusi dan Dinda sedang berbincang di ruang tamu tentang
pernyataan Dinda tadi tentang memberitahukan
padanya.
“kak.. kakak itu sekolah putri
iyakan?”Tanya Fani,
“hmp.. kakak dari sekolah putri Monalisa, kakak masuk kelas seni figura”jawab
Aria,
“aku
juga tadinya hendak masuk sekolah putri tapi, sekolah putri di kota ku semuanya
terlalu megah.. maka dari itu aku masuk SMA Negeri biasa”
“Iya sih, kakak waktu tinggal di kota kamu juga kakak merasa, Biaya
hidup keluarga kakak ajah gak bakal kuat buat membiayai sekolah kakak, maka
dari itu kakak pindah keisni yang sekolah putrinya murah tapi kualitas
pengjarnya bagus”
“hoo.. kakak punya pemikiran sama ternyata, ahaha.. ywdah kak akum au
masuk duluan yaa..”ujar Fani,
Saat
Fani pergi Aria hendak masuk kedalam tapi kemudian Lusi berada di depan Aria
saat Aria hendak masuk,
“etto.. Ra mau ngobrol sebentar?”Tanya Lusi,
“kenapa nggk”jawab Aria,
Mereka
berdua pun berdiri diteras sembari melihat bintang dan kawasan desa yang
sedikit dengan penerangan dan memiliki suasana udara yang sejuk.
“Aria, kau mencintainya?”Tanya Lusi,
“Nya itu siapa?”Tanya balik Arai,
“Aris!”jawab Lusi tegas,
Sembari mengeluarkan senyumnya Ara menjawa”iyaa, aku.. benar-benar
mencintainya”
“aku juga”ucap Lusi,
Aria kaget dan seketika menengok kea rah Lusi dengan wajah kagetnya,
“aku juga mencintainya, Aria.. aku juga mencintai Aris”
Dengan wajah yang tidak tau harus seperti apa Aria bertanya pada Lusi
“kenapa kau memeberitahu ku hal ini?”
“kupikir kau harus tau tentang hal ini”jawab Lusi,
“Begitu yaa..”ujar Aria dengan lemas,
“jadi
kumohon supaya tidak mendekati Aris lagi”ucap Lusi dengan Muka serius,
Aria mengengok karna kaget dan berkata “nggk!” begitu saja, “ah.. maaf..
maksudku, aku tidak bias berjanji tapi, aku tidak akan mengganggu hubungan
kalian, sampai nanti ya”ucap Aria dengan mata berkaca menahan air matanya
kemudian meninggalkan teras dan masuk kekamarnya,
Setelah beberapa saat Aria meninggalkan teras Lusi berkata “itu yang kau
mau kan? Dinda?”
Dinda hanya mengangguk dan berkata “aku tidak mau lelaki seperti Aris
dapat memiliki wanita se-indah Aria, dia terlalu bagus untuknya”
“Tapi bagaimana pun kau berlebihan Din”ucap Lusi,
Dinda
hanya mengabaikannya dan mereka berdua pun kembali kekamarnya, dikeesokan
harinya Lusi, Fani dan Dinda pun hendak berangkat kembali ke kota asal mereka
diantar oleh Aria ke Terminal, saat bus sudah datang dan Lusi hendak naik Bus
Aria Berkata,”Lusi.. Ternyata benar, aku tidak dapat berhenti mencintai Aris”
Lusi kaget dan berkata dengan senyuman kecil ”Jangan dipikirkan Ra..
Lakukan apa yang ingin kau lakukan”
Aria kaget dan berkata”kata-kata itu!”
Lusi tersenyum lebar dan berkata “Kata-kata Aris saat kamu memberi tahu
cita-citamu, aku pikir disaat seperti ini juga dia pasti akan berkata seperti
itu, maaf sudah membaca bbuku harian mu tanpa izin, Kisah kalian aku
menyukainya, dan maaf saat menyuruhmu menjauhi Aris, tidak seharunya aku
melakukan itu, Sampai Nanti Saingan Cinta”
Aria pun tersenyum dan menganggukan kepalanya lalu berkata”kamu juga,
jaga baik dirimu dan Aris, Saingan Cinta, Sampai nanti”
Kemudian
Lusi,Fani dan Dinda pun berangkat menuju ke kota asalnya di perjalanan Lusi
berfikir ’Saingan Cinta yaa.. seperti
tidak adil untukku.. ahahaha’ sembari tersenyum sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar