Rabu, 08 November 2017

Rendevou - From You Part 10 oleh blogger santai


Part 10 – From You

                Hari-hari terlawati, Liburan pun sebentar lagi berakhir, Dinda, Lusi juga Fani sudah kembali ke rumahnya. Sedangkan Aris dan Aliya berada di desanya.
    “kak, kakak kapan pulang?”Tanya Aliya,
  “bukannya bareng kamu?”jawab Aris,
    “iyasih, tapi itu kan mepet banget berarti? Bukannya kakak ada keperluan juga sebelum nanti selesai liburan?”
  “yaaa... ada sih, tapi kalo itu mah gampang”
                Selama akhir liburan Aris membantu Aliya pergi mempersiapkan kepindahannya ke Andesia, haripun cepat berlalu, esok adalah pemeberangkatan mereka kembali ke kota. Dimalam hari Aris pergi ke lapangan sendiri, disana terlihat sepi, tenang dan indah, bintang yang biasanya sulit dilihat dikota, begitu jelas terlihat di desa, langit penuh bintang itu terlihat seperti berkata ‘dunia itu luas’.
   “Dunia itu luas.. yaa”gumam Aris sendiri,
      “hmp… dunia itu luas”ucap seseorang dari belakang,
                Aris pun menengok kebelakang, sesaat Aris bias melihat masa lalunya saat ia masih bermain disini dan terlihat disana ada Aliya kecil saat sedang berdiri di belakang Aris, sesaat hanya sesaat Aris merasa ingin menangis sekencang-kencangnya, pemandangan masa lalu itu pudar dan disana ada Aliya yang sedang berdiri dibelakang Aris, Aris meneteskan Air matanya dan menahan tangisannya, Aliya langsung menghampiri Aris dan menidurkan Aris di pangkuannya.
      “kak? Kakak nangis lagi loh..”ucap Aliya,
    Aris tersenyum di pangkuan Aliya dan berkata “Lalu?”
      Aliya tertawa kecil dan menjawab “gak keren sama sekali”
                Mereka berdua pun tertawa bersama saat itu, kemudian setelah itu Aris hendak bangun dari pangkuan Aliya tetapi Aliya menahan kepala Aris dan berkata “biarkan, biarkan dulu seperti ini kak”, Aris terdiam lalu berkata “Hoshi ga Kirei desune”
       “artinya apa kak?”Tanya Aliya,
     “bintangnya.. indah yaa..”jelas Aris,
                Aliya menganggukan kepalanya lalu mereka berdua kembali terdiam seketika mereka berdua terdiam, Aris kemudian bangun dari pangkuan Aliya lalu kembali menatap bintang. Kemudian disaat yang hening itu Aliya mulai berbicara.
        “kak!”ucap Aliya,
      Aris melihat Aliya dan berkata “wajah mu berkilauan..”
       Aliya seketika tertawa dan berkata “haha.. apaan coba itu.. mukaku masa iya berkilauan, haha”
     “tapi kau-“Aris hendak berkata tapi kemudian Aliya menyela dan berkata,
      “Aku menyukaimu kak!”ucap Aris,
     Aris terdiam dan berkata “hmp.. aku tau itu”
      “kau tau itu? Dan membiarkanku gitu ajah.. ahaha.. kakak itu terburuk ya”canda Aliya sembari menangis,
     “Salahmu sendiri menyukai orang sepertiku”canda Aris sembari melihat Aliya menangis
       “kakak, tidak menenangkan ku?”Tanya Aliya,
     “kamu mau aku menenangkan mu?”Tanya Aris balik,
       “apa-apaan itu..”ucap Aliya sembari tersenyum,
     Aris hanya membalas senyuman Aliya dengan senyuman lagi,
       “kakak.. menyukaiku?” Tanya Aliya,
     “aku harus menjawabnya?”Tanya Aris balik,
        “tidak, lupakan”jawab Aliya,
     Aris terdiam sejenak dan menikmati keheningan sesaat itu, kemudian Aris lanjut berkata “Kau tau Aliya, sesaat saat aku melihatmu berdiri dibelakangku, aku melihat masa kecil kita”
        Aliya kaget dan bertanya “benarkah?”
     “hmp.. kau tau kurasa aku tau kenapa aku ingin menikahimu waktu itu, ‘kau terlihat baik, cantik, indah, kau terlihat mengaggumkan’ sesaat kau terlihat mirip dengan seseorang, orang yang ingin aku miliki”ucap Aris dan dalam hatinya,
           “be.. narkah”ucap Aliya dangan nada yang sedih,
        “hmp.. aku mencintainya Aliya, hingga saat ini bahkan saat dia tidak ada disampingku saat ini, aku masih mencintainya”ucap Aris dengan nada pelan,
           “dia orang yang beruntung ya”ucap Aliya dengan senyumannya,
        “hmp..”ucap Aris, dalam hatinya Aris berkata ‘mungkin kalau aku tidak bertemu dengannya, aku akan mencintaimu, sangat mencintaimu
                Kemudian setelah itu mereka pun kembali pergi ke rumah masing-masing hingga esok pun tiba, lubiran yang pendek itu pun berakhir begitu juga awal mula pindahnya Aliya ke SMA Andesia. Keesokan harinya saat keberangkatan Aris dan Aliya kembali ke kota,
  “pastikan kau menjaganya di sana ya Aris”ucap Bibi Aris mengantar Aris dan Aliya pergi,
     “iya Bi..”jawab Aris,
  “oh ya Liya, kenapa kau tidak tinggal dirumah Aris saja?”usul Bibi Aris,
     “hah!? Maksud bibi apa?”Tanya Aris kaget dan salah tingkah,
    “iya bi, masa iya Laki-laki dan perempuan tinggal seatap!”ucap Aliya,
  “kaliankan tidak berdua, Ada Ayah mu disana biarkan Ayahmu menjaga Aliya juga”ucap Bibi Aris,
    “tapi bi..”ucap Aliya sembari melihat Aris,
  Kemudian Bibi Aris juga melihat Aris lalu berkata “jadi? Gimana kamunya Ris?”
     “kok akunya sih bi, terserah Ayah ajah itu mah”ucap Aris dengan muka anehnya,
  “kalo hitu udah diputuskan..”ucap Bibi Aris,
                Aliya kemudian hanya bias terdiam dengan kakunya, sedangkan aku dibingungkan jika Dinda atau Lusi tau udah pasti Aris akan di hajar habis-habisan.
   “udahkan? Kalo gitu hati-hati ya kalian berdua!”ucap Bibi Aris,
     “Iya Bi.. sampai nanti”ucap Aliya,
       Aris hanya melambaikan tangannya ke Bibi Aris.
                Selama di Bis Aris dan Aliya hanya terdiam satu sama lain tidak tau harus berkata apa, setelah tadi malam dan keputusan bibi Aris yang menyuruh Aliya tinggal di rumah Aris, di perjalanan Aris menerima pesan dari Dinda yang bertanya posisi Aris saat itu, sesampainya di terminal kota Aris disambut oleh Alana yang menyambutnya begitu saja,
     “yo..”ucap Alana smbari mengangkat satu tangannya,
  “yo.. ada apa? Tumben”ucap Aris,
     “kalungnya? Apa kau masih memilikinya?”Tanya Alana,
  “hmp.. aku membawanya”jawab Aris sembari mengambil kalung yang ada di tasnya,
     Kemudian Aris menyerahkan kalung pada Alana, kemudian Alana berkata pada Aliya “nona muda siapakah namamu?” ucap Alana sembari bergaya seperti pelayan,
       Aliya melihat pada Aris sesaat seperti berkata ‘apa yang harus kulakukan’ kemudian Aris menganggukan kepalanya,
      “a..aku Aliya”ucapnya,
    “Alana.. itu namaku, salam kenal”balas Alana,
      “salam kenal”balas Aliya,
    “kalau begitu, sampai nanti Ris, aku tidak mau mengganggu urusan kalian berdua, haha”ucap Alana,
   “haha.. apaan coba”balas Aris,
   Saat Alana hendak pergi seketika Aris menarik tangan Alana ”Lana, kali ini.. kau akan menyerahkannya kan? Aku tidak mau menjadi tempat penyimpanan lagi”ucap Aris,
    “hmp.. aku akan menyerahkannya, sampai nanti”jawab Alana,
                Kemudian Alana pergi dari terminal dan meninggalkan Aris juga Aliya di stasiun,
   “seenggaknya anterin kek”keluh Aris,
       “kak.. tadi itu, temen?”tanya Aliya,
   Aris menggelengkan kepalanya dan berkata”dia musuh, musuh terbesarku”
       “terus kenapa..”Tanya Aliya dengan heran,
  “lupakan saja ini cuman masalah lelaki, hihi”jawab Aris,
                Kemudian Aris dan Aliya pergi menuju ke rumah Aris, sesampainya di rumah Aris di sambut oleh ayahnya, ayah Aris kaget dan terlihat senyuman ledek dimukanya lalu berkata “heee… pulang-pulang bawa cewe, Aris, Aria mau digimanain..”
      “jangan bercanda yah, ayah udah tau kan siapa dia?”ucap Aris sembari Aliya yang menundukan kepalanya,
   “entah.. emang siapa?”Tanya Ayah Aris sembari meledek,
       “kenalkan dia Aliya, teman masa kecilku di kampung ayah”ucap Aris,
  “hee.. yah.. walau ayah udah tau sih.. halo dek Aliya, Liya ajh gak apa-apa kan yaa”jawab Ayah Aris,
       Wajah Aris terlihat kesal tiba-tiba mendengar perkataan Ayahnya,
     Sedangkan Aliya menganggukan kepalanya,
   Ayah Aris tersenyum lembut dan berkata “kau diterima kok tinggal disini, jangan sungkan-sungkan yaa, suruh ajah Aris kalo ada apa-apa”candanya,
       Aris pun ikut tersenyum lembut,
     “Boleh-..”ucap Aliya dengan suara kecil,
   “hmp?”bingung Ayahnya Aris,
    “Boleh Aku memanggil anda Ayah juga?”ucap Aliya,
   Aris kaget sedangkan Ayah Aris pun tertawa terbahak-bahak, “Liya, kan sudah ku bilang jangan sungkan-sungkan, hihi, hmp,.. boleh saja kok, hihi, jadi seperti memiliki anak perempuankan”ucap Ayahnya Aris,
    “Terimakasih yah..”ucap Aliya dengan senyuman lebarnya,
       Aris hanya tersenyum saat mereka sedang ngobrol,
   “Aris, Liya itu anak yang manis, jangan lindungi dia seperti Adik kamu sendiri yaa, ehehe”ucap Ayah Aris dengan tersenyum lucu,
      “baiikk.. kami masuk dulu ya yah”ucap Aris,
    “ohya, Liya, kamu bias pake kamar kosong yang disebelah kamar Aris, Aris tunjukin jalannya”ucap Ayah Aris,
      “baiiikk”jawab Aris,
                Kemudian Aris dan Liya pun pergi ke kamar kosong tersebut dan merapihkan kamar itu, tidak cukup lama sih karena kamar itu selalu dibersihkan, itu adalah kamar yang tadinya di untuk main Aris dan Aria waktu kecil, wajar masih terlihat beberapa mainan di sudut ruangan, kemudian setelah itu Aris kembali ke kamarnya disana ia melihat ada sebuah kotak dan surat di atasnya di sana tertulis ‘untuk Aris’ kemudian Aris bertanya pada ayahnya yang ada di lantai bawah “Ayaaahhh.. Ini kotak dari siapa?” Tanya Aris,
    “Ahh.. itu tadi dibawa temanmu, namanya siapa tuh, oh iya.. Dinda.. katanya oleh-oleh”ujar Ayah Aris,
                Aris pun menuju kamarnya lagi sembari memandangi kotak yang ia pegang dari Dinda ‘Oleh-oleh?’ lalu Aris pun membuka kotak tersebut dan di dalamnya terdapat sebuah foto Aria perempuan yanag sedang menghadap ke arah laut yang memegang rambutnya karena terkena angin, ‘siapa?’ pertanyaan itu keluar di pikiran Aris, lalu Aris pun membuka surat yang ada diatas foto itu,
21 Desember 2013, Daily ini hari terakhir mereka di rumahku, semalam mungkin tidak berjalan baik, tapi bagaimana pun Dinda menyuruhku untuk menulis Dialy ini untuk seseorang, Aris, kau tau teman-temanmu begitu merepotkan disini, apa itu yang kau rasakan tiap harinya? Menghadapi orang yang penuh dengan emosi, wanita muda yang masih mencari siapa jati dirinya, juga seorang wanita yang mengira dirinya telah dewasa, kuharap kau baik-baik saja disana dengan mereka, bagaimana ya jadinya kalua aku masuk dikehidupanmu sekarang, apa itu akan sama, Aris, selama ini aku merindukanmu, aku ingin bertemu denganmu, entah kenapa kau tidak kesini, aku benar-benar berharap jika kita akan bertemu nanti, aku ingin bertemu denganmu” ‘.
                Aris pun menutupi matanya yang berlinang air mata dengan senyuman diwajahnya, Ayah Aris berada diluar pintu kamar Aris dan melihat Aris dari luar dan tersenyum kemudian pergi, Aliya pun melihat Aris dari luar karena penasaran dan tersenyum kecil dari luar, setelah itu Aris pun mengusap Air matanya dan berkata dalam hatinya ‘lagi-lagi aku dibuat jatuh cinta olehnya’ sembari melihat foto Aria yang ada di tangannya.
    “ah.. Aliya.. lagi apa disitu?”ucap Aris setelah menengok kearah pintu,
  “a.. maaf kak”jawab Aliya dengan bingung,
    “haha, gak apa-apa salah kakak juga gk nutup pintunya.. jadi ada apa?”Tanya Aris,
  “makan kata Ayah makan malamnya sudah siap”ucap Aliya,
     “hmp..”Aris menganggukan kepalanya, ia pun bergumam dari belakang Aliya “Aliya, terimakasih sudah hadir dihidupku, malaikatku”

   Tanpa disadari Aliya pun membalikan badannya menganggukan kepalanya dan tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar