Hari-hari terlawati, Liburan pun
sebentar lagi berakhir, Dinda, Lusi juga Fani sudah kembali ke rumahnya.
Sedangkan Aris dan Aliya berada di desanya.
“kak, kakak kapan pulang?”Tanya Aliya,
“bukannya bareng kamu?”jawab Aris,
“iyasih, tapi itu kan mepet banget berarti?
Bukannya kakak ada keperluan juga sebelum nanti selesai liburan?”
“yaaa... ada sih, tapi kalo itu mah gampang”
Selama akhir liburan Aris
membantu Aliya pergi mempersiapkan kepindahannya ke Andesia, haripun cepat
berlalu, esok adalah pemeberangkatan mereka kembali ke kota. Dimalam hari Aris
pergi ke lapangan sendiri, disana terlihat sepi, tenang dan indah, bintang yang
biasanya sulit dilihat dikota, begitu jelas terlihat di desa, langit penuh
bintang itu terlihat seperti berkata ‘dunia
itu luas’.
“Dunia itu luas.. yaa”gumam Aris sendiri,
“hmp… dunia itu luas”ucap seseorang dari
belakang,
Aris pun menengok kebelakang,
sesaat Aris bias melihat masa lalunya saat ia masih bermain disini dan terlihat
disana ada Aliya kecil saat sedang berdiri di belakang Aris, sesaat hanya
sesaat Aris merasa ingin menangis sekencang-kencangnya, pemandangan masa lalu
itu pudar dan disana ada Aliya yang sedang berdiri dibelakang Aris, Aris
meneteskan Air matanya dan menahan tangisannya, Aliya langsung menghampiri Aris
dan menidurkan Aris di pangkuannya.
“kak? Kakak nangis lagi loh..”ucap Aliya,
Aris tersenyum di pangkuan Aliya dan
berkata “Lalu?”
Aliya tertawa kecil dan menjawab “gak
keren sama sekali”
Mereka berdua pun tertawa
bersama saat itu, kemudian setelah itu Aris hendak bangun dari pangkuan Aliya
tetapi Aliya menahan kepala Aris dan berkata “biarkan, biarkan dulu seperti ini
kak”, Aris terdiam lalu berkata “Hoshi ga Kirei desune”
“artinya apa kak?”Tanya Aliya,
“bintangnya.. indah yaa..”jelas Aris,
Aliya menganggukan kepalanya
lalu mereka berdua kembali terdiam seketika mereka berdua terdiam, Aris
kemudian bangun dari pangkuan Aliya lalu kembali menatap bintang. Kemudian
disaat yang hening itu Aliya mulai berbicara.
“kak!”ucap Aliya,
Aris melihat Aliya dan berkata “wajah mu
berkilauan..”
Aliya seketika tertawa dan berkata “haha..
apaan coba itu.. mukaku masa iya berkilauan, haha”
“tapi kau-“Aris hendak berkata tapi
kemudian Aliya menyela dan berkata,
“Aku menyukaimu kak!”ucap Aris,
Aris terdiam dan berkata “hmp.. aku tau
itu”
“kau tau itu? Dan membiarkanku gitu
ajah.. ahaha.. kakak itu terburuk ya”canda Aliya sembari menangis,
“Salahmu sendiri menyukai orang
sepertiku”canda Aris sembari melihat Aliya menangis
“kakak, tidak menenangkan ku?”Tanya
Aliya,
“kamu mau aku menenangkan mu?”Tanya Aris
balik,
“apa-apaan itu..”ucap Aliya sembari
tersenyum,
Aris hanya membalas senyuman Aliya dengan
senyuman lagi,
“kakak.. menyukaiku?” Tanya Aliya,
“aku harus menjawabnya?”Tanya Aris balik,
“tidak, lupakan”jawab Aliya,
Aris
terdiam sejenak dan menikmati keheningan sesaat itu, kemudian Aris lanjut
berkata “Kau tau Aliya, sesaat saat aku melihatmu berdiri dibelakangku, aku
melihat masa kecil kita”
Aliya kaget dan bertanya “benarkah?”
“hmp.. kau tau kurasa aku tau kenapa aku
ingin menikahimu waktu itu, ‘kau terlihat
baik, cantik, indah, kau terlihat mengaggumkan’ sesaat kau terlihat mirip
dengan seseorang, orang yang ingin aku miliki”ucap Aris dan dalam hatinya,
“be.. narkah”ucap Aliya dangan nada
yang sedih,
“hmp.. aku mencintainya Aliya, hingga
saat ini bahkan saat dia tidak ada disampingku saat ini, aku masih
mencintainya”ucap Aris dengan nada pelan,
“dia orang yang beruntung ya”ucap
Aliya dengan senyumannya,
“hmp..”ucap Aris, dalam hatinya Aris
berkata ‘mungkin kalau aku tidak bertemu
dengannya, aku akan mencintaimu, sangat mencintaimu’
Kemudian setelah itu mereka pun
kembali pergi ke rumah masing-masing hingga esok pun tiba, lubiran yang pendek
itu pun berakhir begitu juga awal mula pindahnya Aliya ke SMA Andesia. Keesokan
harinya saat keberangkatan Aris dan Aliya kembali ke kota,
“pastikan kau menjaganya di sana ya Aris”ucap
Bibi Aris mengantar Aris dan Aliya pergi,
“iya Bi..”jawab Aris,
“oh ya Liya, kenapa kau tidak tinggal dirumah
Aris saja?”usul Bibi Aris,
“hah!? Maksud bibi apa?”Tanya Aris kaget
dan salah tingkah,
“iya bi, masa iya Laki-laki dan perempuan
tinggal seatap!”ucap Aliya,
“kaliankan tidak berdua, Ada Ayah mu disana
biarkan Ayahmu menjaga Aliya juga”ucap Bibi Aris,
“tapi bi..”ucap Aliya sembari melihat Aris,
Kemudian Bibi Aris juga melihat Aris lalu
berkata “jadi? Gimana kamunya Ris?”
“kok akunya sih bi, terserah Ayah ajah itu
mah”ucap Aris dengan muka anehnya,
“kalo hitu udah diputuskan..”ucap Bibi Aris,
Aliya kemudian hanya bias
terdiam dengan kakunya, sedangkan aku dibingungkan jika Dinda atau Lusi tau
udah pasti Aris akan di hajar habis-habisan.
“udahkan? Kalo gitu hati-hati ya kalian
berdua!”ucap Bibi Aris,
“Iya Bi.. sampai nanti”ucap Aliya,
Aris hanya melambaikan tangannya ke Bibi
Aris.
Selama di Bis Aris dan Aliya
hanya terdiam satu sama lain tidak tau harus berkata apa, setelah tadi malam
dan keputusan bibi Aris yang menyuruh Aliya tinggal di rumah Aris, di
perjalanan Aris menerima pesan dari Dinda yang bertanya posisi Aris saat itu,
sesampainya di terminal kota Aris disambut oleh Alana yang menyambutnya begitu
saja,
“yo..”ucap Alana smbari mengangkat satu
tangannya,
“yo.. ada apa? Tumben”ucap Aris,
“kalungnya? Apa kau masih
memilikinya?”Tanya Alana,
“hmp.. aku membawanya”jawab Aris sembari
mengambil kalung yang ada di tasnya,
Kemudian Aris menyerahkan kalung pada
Alana, kemudian Alana berkata pada Aliya “nona muda siapakah namamu?” ucap Alana
sembari bergaya seperti pelayan,
Aliya melihat pada Aris sesaat seperti
berkata ‘apa yang harus kulakukan’
kemudian Aris menganggukan kepalanya,
“a..aku Aliya”ucapnya,
“Alana.. itu namaku, salam kenal”balas
Alana,
“salam kenal”balas Aliya,
“kalau begitu, sampai nanti Ris, aku tidak
mau mengganggu urusan kalian berdua, haha”ucap Alana,
“haha.. apaan coba”balas Aris,
Saat Alana hendak pergi seketika Aris
menarik tangan Alana ”Lana, kali ini.. kau akan menyerahkannya kan? Aku tidak
mau menjadi tempat penyimpanan lagi”ucap Aris,
“hmp.. aku akan menyerahkannya, sampai
nanti”jawab Alana,
Kemudian Alana pergi dari
terminal dan meninggalkan Aris juga Aliya di stasiun,
“seenggaknya anterin kek”keluh Aris,
“kak.. tadi itu, temen?”tanya Aliya,
Aris menggelengkan kepalanya dan berkata”dia
musuh, musuh terbesarku”
“terus kenapa..”Tanya Aliya dengan
heran,
“lupakan saja ini cuman masalah lelaki,
hihi”jawab Aris,
Kemudian Aris dan Aliya pergi
menuju ke rumah Aris, sesampainya di rumah Aris di sambut oleh ayahnya, ayah
Aris kaget dan terlihat senyuman ledek dimukanya lalu berkata “heee…
pulang-pulang bawa cewe, Aris, Aria mau digimanain..”
“jangan bercanda yah, ayah udah tau kan
siapa dia?”ucap Aris sembari Aliya yang menundukan kepalanya,
“entah.. emang siapa?”Tanya Ayah Aris
sembari meledek,
“kenalkan dia Aliya, teman masa kecilku
di kampung ayah”ucap Aris,
“hee.. yah.. walau ayah udah tau sih.. halo
dek Aliya, Liya ajh gak apa-apa kan yaa”jawab Ayah Aris,
Wajah Aris terlihat kesal tiba-tiba
mendengar perkataan Ayahnya,
Sedangkan Aliya menganggukan kepalanya,
Ayah Aris tersenyum lembut dan berkata “kau
diterima kok tinggal disini, jangan sungkan-sungkan yaa, suruh ajah Aris kalo
ada apa-apa”candanya,
Aris pun ikut tersenyum lembut,
“Boleh-..”ucap Aliya dengan suara kecil,
“hmp?”bingung Ayahnya Aris,
“Boleh Aku memanggil anda Ayah juga?”ucap
Aliya,
Aris kaget sedangkan Ayah Aris pun tertawa
terbahak-bahak, “Liya, kan sudah ku bilang jangan sungkan-sungkan, hihi, hmp,..
boleh saja kok, hihi, jadi seperti memiliki anak perempuankan”ucap Ayahnya
Aris,
“Terimakasih yah..”ucap Aliya dengan
senyuman lebarnya,
Aris hanya tersenyum saat mereka sedang
ngobrol,
“Aris, Liya itu anak yang manis, jangan
lindungi dia seperti Adik kamu sendiri yaa, ehehe”ucap Ayah Aris dengan
tersenyum lucu,
“baiikk.. kami masuk dulu ya yah”ucap
Aris,
“ohya, Liya, kamu bias pake kamar kosong
yang disebelah kamar Aris, Aris tunjukin jalannya”ucap Ayah Aris,
“baiiikk”jawab Aris,
Kemudian Aris dan Liya pun pergi
ke kamar kosong tersebut dan merapihkan kamar itu, tidak cukup lama sih karena
kamar itu selalu dibersihkan, itu adalah kamar yang tadinya di untuk main Aris
dan Aria waktu kecil, wajar masih terlihat beberapa mainan di sudut ruangan,
kemudian setelah itu Aris kembali ke kamarnya disana ia melihat ada sebuah
kotak dan surat di atasnya di sana tertulis ‘untuk Aris’ kemudian Aris bertanya pada ayahnya yang ada di lantai
bawah “Ayaaahhh.. Ini kotak dari siapa?” Tanya Aris,
“Ahh.. itu tadi dibawa temanmu, namanya
siapa tuh, oh iya.. Dinda.. katanya oleh-oleh”ujar Ayah Aris,
Aris pun menuju kamarnya lagi
sembari memandangi kotak yang ia pegang dari Dinda ‘Oleh-oleh?’ lalu Aris pun membuka kotak tersebut dan di dalamnya
terdapat sebuah foto Aria perempuan yanag sedang menghadap ke arah laut yang
memegang rambutnya karena terkena angin, ‘siapa?’
pertanyaan itu keluar di pikiran Aris, lalu Aris pun membuka surat yang ada
diatas foto itu,
’21
Desember 2013, Daily ini hari
terakhir mereka di rumahku, semalam mungkin tidak berjalan baik, tapi bagaimana
pun Dinda menyuruhku untuk menulis Dialy ini untuk seseorang, Aris, kau tau
teman-temanmu begitu merepotkan disini, apa itu yang kau rasakan tiap harinya?
Menghadapi orang yang penuh dengan emosi, wanita muda yang masih mencari siapa
jati dirinya, juga seorang wanita yang mengira dirinya telah dewasa, kuharap
kau baik-baik saja disana dengan mereka, bagaimana ya jadinya kalua aku masuk
dikehidupanmu sekarang, apa itu akan sama, Aris, selama ini aku merindukanmu,
aku ingin bertemu denganmu, entah kenapa kau tidak kesini, aku benar-benar
berharap jika kita akan bertemu nanti, “aku ingin bertemu denganmu”
‘.
Aris pun menutupi matanya yang
berlinang air mata dengan senyuman diwajahnya, Ayah Aris berada diluar pintu
kamar Aris dan melihat Aris dari luar dan tersenyum kemudian pergi, Aliya pun
melihat Aris dari luar karena penasaran dan tersenyum kecil dari luar, setelah
itu Aris pun mengusap Air matanya dan berkata dalam hatinya ‘lagi-lagi aku dibuat jatuh cinta olehnya’
sembari melihat foto Aria yang ada di tangannya.
“ah.. Aliya.. lagi apa disitu?”ucap Aris
setelah menengok kearah pintu,
“a.. maaf kak”jawab Aliya dengan bingung,
“haha, gak apa-apa salah kakak juga gk
nutup pintunya.. jadi ada apa?”Tanya Aris,
“makan kata Ayah makan malamnya sudah
siap”ucap Aliya,
“hmp..”Aris menganggukan kepalanya, ia pun
bergumam dari belakang Aliya “Aliya, terimakasih sudah hadir dihidupku,
malaikatku”
Tanpa disadari Aliya pun membalikan badannya
menganggukan kepalanya dan tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar