Part 13 - Reset
Hari
H pemberangkatan lomba telah tiba, Aris telah bersiap
menuju ke provinsi dimana Aria berada, ia sekarang sedang berada di halaman
sekolah untuk bersiap menunggu mobil yang akan mengantarkannya.
“Aris!?” Panggil pak Gugus saat Aris sedang berdiri sendirian.
Aris
menengok ke arah pak Gugus yang tadi memanggilnya, “Ya pak?” Jawab Aris menyaut
panggilan dari pak Gugus.
“Gini Ris, kamu taukan kemarin itu libur?” Tanya pak Gugus, “Nah kemarin
itu juga semua guru merapatkan tentang lomba yang akan kamu ikuti hari ini”
Jelas pak Gugus.
“Iya
pak terus? Kenapa pak?” Tanya
Aris.
“Kamu gak akan sendiri nanti mengikuti lomba fisikanya” Jelas pak Gugus.
“Maksudnya?”
“Ada peserta lain yang akan menjadi sainganmu dari sekolah ini” Ucap pak
Gugus.
“Hemm, kalo saya sendiri gak masalah pak,
tapi bisa membuat materi dalam satu hari apa saingan saya
itu baik-baik aja?” Tanya Aris.
“Tenang aja Ris.. naskah materiku udah selesai ini” Ucap saingan Aris
yang berada dalam mobil, Aris pun penasaran dan mengecek isi mobil yang tadi di
kendarai pak Gugus, saat Aris melihat kedalam ternyata ada Dinda yang
melambaikan mengangkat satu tangannya untuk menyapa Aris “Apa kabar?” Ucapnya.
“Dinda? Gak heran kalo kamu yang buat materi selesai dalam satu hari..
jadi Dinda ya sainganku, hmmm.. lagian gak mungkin scorenya lebih besar dari
materiku-kan” Remeh Aris,
Mendengar
kata-kata Aris jelas Dinda langsung merasa kesal dan akhirnya langsung menjitak
Aris, “Aww.. Sakit Din!!! Kenapa aku kena pukul coba!!!” Bentak Aris yang
merasa kesakitan sedangkan Dinda langsung membuang mukanya begitu saja.
“Dah, Udah cepet masuk mobil Ris, kita berangkat
sekarang” Perintah Pak Gugus.
“Tapi pak…”
“Udah cepetan masuk mobil Ris, kita gak maukan begitu dateng di sana
langsung lomba gitu ajah”
“Yaaa.. huh.. sengganya jalan-jalan dulu gitu?”
“Ya! Cepet masuk Ris!” Bentak Pak Gugus, kemudian setelah Aris masuk
mobil mereka pun segera berangkat menuju ke provinsi dimana lomba fisika itu
dilaksanakan di tengah perjalanan, mereka mengobrol satu sama lain agar tidak
bosan sekaligus agar pak Gugus tidak tertidur saat menyetir.
Aris
menanyakan pada Dinda kenapa ia mau mengikuti perlombaan ini dan kenapa ia mau
susah menulis materi yang hanya diberi jangka waktu 1 hari, Dinda menjawab
dengan mudahnya ia berkata “Apapun alasanku bukan urusanmu-kan?!” lalu Aris
hanya dapat menjawab “A.. Maaf kalo gitu” seketika suasana menjadi hening
karena ucapan Dinda dan pak Gugus daritadi melirik ke arah kaca spion untuk
melihat Aris dan Dinda, lalu di keheningan itu Dinda tiba-tiba berkata pada
Aris, “Aris.. Aku menyukaimu” setelah ucapan itu Aris terlihat terkejut lalu
tersungkur kedepan karena pak Gugus yang tiba-tiba mengerem mendadak lalu
menengok ke arah Aris “Maaf Ris, mobil depan tiba-tiba berhenti jadi gitu..
maaf” ucap pak Gugus,
“Ahahaa..
Iya pak jangan dipikirin” jawab Aris,
“Daripada itu, Dinda maksud kamu apa?!” Ucap Aris,
“Apa ucapanku kurang jelas? Ku bilang aku menyukaimu! Berpacaranlah
denganku” ucap Dinda,
“Ekhem,.. masa muda tuh enak ya!!” Ucap pak Gugus dari arah depan yang
sedang menyetir, Aris hanya dapat melihat pak Gugus dengan ekspresi entah harus
berekspresi apa lalu Aris duduk dan melihat muka Dinda dengan serius.
“Aku
tidak bisa berpacaran denganmu!” ucap Aris,
“Kenapa?” tanya Dinda,
“Dari
raut mukamu, ucapanmu sebelumnya itu bohong, tidak mungkin aku menerima
kebohongan bukan?” jawab Aris dengan pertanyaan lagi, dan sedangkan pak Gugus
hanya dapat menyetir sembari mendengarkan apa yang Aris dan Dinda ucapkan.
“Jaa.. kalo begitu? Bagaimana dengan Aliya?” Tanya Dinda balik,
“Kenapa Aliya?”
“Dia mengucapkan cinta padamu dengan tulus, kau juga menyukainya, kenapa
dia tidak jadi pacarmu? Itu karena Aria kan?! Kenapa kau selalu memilih Aria?!
Padahal kau menyukai orang lain dan banyak orang menyukaimu apalagi karena kau
tampan dan pintar!! Terus kenapa kau terus memilih Aria dan menyakiti
orang-orang yang ada di sampingmu dan mencintai orang yang meninggalkanmu!!!”
Dinda mengucapkan itu dengan menahan emosi bencinya yang meluap pada Aris,
“Karena aku mencintai Aria” ucap Aris dengan mudahnya.
Dinda hanya dapat diam dan ia pun meledakan emosinya pada Aris dengan
berkata “Makanya!! Apa yang kau suka dari orang yang telah meninggalkanmu tanpa
mengucapkan satu kata pun!! Dasar BODOH!!” ucap Dinda dengan keras tanpa
melihat ke arah Aris dengan tangannya yang mengepal menahan emosi.
Aris
menjawab pada Dinda “Entahlah” Dinda yang sedang duduk mengepalkan tangannya
dengan sangat keras, itu langsung menengok pada Aris dan berkata “Jangan
bercanda kau Aris!!” Dengan ekspresi yang menyeramkan ke arah Aris, Aris yang
melihat raut muka Dinda pun menundukan kepalanya lalu bergumam “A.. ku . .
jug.. juga ti. .d ak t.. .ahu”
“Haaa??!”
“AKU
JUGA TIDAK TAHU DIN!! YANG AKU TAHU AKU HANYA INGIN BERSAMANYA DAN INGIN
MENGHABISKAN WAKTU BERSAMANYA, TAPI DISISI LAIN AKU JUGA TAU KALAU DIA INGIN
MERAIH MIMPINYA KALAU BEGITU SIAPA YANG SALAAAHHH!!!” Teriak Aris karena luapan
emosi dan perdebatan dengan Dinda yang terus menekannya,
Dinda pun berteriak membalas kata-kata
Aris seperti ini “ENTAAAHH,.. MEMANGNYA AKU PEDULI!! YANG JELAS AKU BENAR-BENAR
MEMBE---“
“EKHM.. KITA SUDAH SAMPAI KALIAN BERDUA TENANGLAH” Sela pak Gugus saat
Aris dan Dinda sedang berdebat, Aris dan Dinda pun melihat ke arah pak Gugus
lalu kembali duduk terdiam walau tidak nyaman akan satu sama lain.
“Aris..” Panggil pak Gugus, lalu Aris pun menengok ke pak Gugus,
“Bapak, mengerti perasaanmu, tapi berteriak marah pada seorang wanita,
itu tidak di anjurkan untuk laki-laki!! Mengerti!” ucap pak Gugus, mendengar
nasihat pak Gugus hanya menjawab iya maaf pak, dengan suara kecil.
“Lalu Dinda..” Dinda pun melihat ke pak Gugus,
“Bapak tahu kau banyak memikirkan sesuatu, tapi mulai sekarang lebih
baik kau membagi pikiran itu, sebelum pikiran itu meluap seperti tadi, bahkan
kau hampir melewati batas tadi!!” Dinda langsung menundukan kepalanya setelah
mendengar ucapan pak Gugus.
“Yaappp.. Lupakan dulu yang lalu kita jalani yang ada sekarang, ayo kita
turun dan membereskan perlengkapan kita di hotel kita menginap, kalian berdua
turunlah.. jangan cemberut terus” Begitulah cara Pak Gugus menasihati dan
memberikan semangat pada didikan-didikannya.
Aris
dan Dinda pun pergi menuju ke kamar mereka masing-masing, mereka berdua tidak
berbicara satu sama lain setelah kejadian itu, lalu keesokan harinya atau 2
hari sebelum perlombaan dimulai Pak Gugus memanggil mereka berdua di lobby
hotel,
“Jadi kalian berdua sudah siap?” tanya pak Gugus,
“Saya sudah siap sejak kemarin pak” jawab Aris, sedangkan Dinda hanya
melihat ke arah Pak Gugus dan menganggukan kepalanya,
“Benarkah? Kalau begitu bagus ayo kita mulai jalan-jalan keliling kota
yang indah ini” ujar pak Gugus,
“HAH!?” Kata Aris dan Dinda serentak bersamaan setelah mendengar ucapan
pak Gugus tadi, “Jalan-jalan pak? Saya gak salah denger pak?” tanya Aris,
“Iyap.. kenapa? Kuping kamu sedang bermasalah?”
“Enggak.. Cuma jalan-jalan? Di waktu sebelum lomba?” tanya Aris dengan
muka kebingungan,
“Iyalah Refreshing dulu, biar pikiran kalian tenang saat nanti tampil”
jawab pak Gugus, “Kalau gitu bapak duluan ya, kalian jalan-jalan berdua ajah
terserah mau balik lagi ke kamar juga” Kata pak Gugus tepat sebelum ia
meninggalkan Aris dan Dinda di lobby hotel,
“……”
keheningan di antara mereka berdua tepat setelah pak Gugus pergi tadi, ‘Canggung’ Ucap Aris dalam hatinya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar