Hari berikutnya Aris berangkat
sekolah sendirian, tidak seperti saat Aria ada didekat Aris. Saat diperjalanan
menuju sekolah, bahkan Aris seperti orang sakit yang tidak memiliki semangat
hidup. Sesampainnya disekolah Aris langsung menuju kekelasnya tapi saat Aris
berada di koridor, Aris tanpa sengaja menabrak seorang gadis dan si gadis itu
pun terjatuh.
“Aduuhh.. Gimana sih, kalo jalan hati-hati
dong!.. Ehh.. Kamu lagi yang nabrak? Bisa jalan gak sih?!” ucap gadis itu pada
Aris.
“Ahh.. Maaf, permisi..” ucap Aris dengan
nada yang lemas dan meninggalkan gadis itu.
“Hoiiii!!... ingin lari dari tanggung
jawab?!” teriak gadis itu saat Aris pergi.
Aris pun menengok kebelakang sembari
berkata “Jadi kamu ingin aku melakukan apa?”
Gadis itu tersenyum, lalu berkata “Bantu
aku! Ayo..!”
Aris menghela nafasnya “Baiklah,..
jangan lama-lama”
Mereka berdua pun pergi keruang
guru dan membantu mengangkat kardus-kardus peralatan yang sudah tidak dipakai
ke gudang, hingga jam istirahat tiba. Setelah selesai Aris pergi ke kantin dan
gadis itu mengikuti Aris, lalu Aris berkata sambil duduk dikursi kantin “Jadi,
ngapain kamu disini?” sebelum gadis itu sempat menjawab, wanita yang berada
satu kelas dengan Aria menyapa Aris “Aris kamu hebat ya, udah dapet cewek baru
ajah padalah Aria baru ajah pindah,.. huhu, kasian Aria” ucap wanita itu.
Aris mengeratkan giginya dan berkata
dengan mata yang sinis kewanita itu “Kau pikir itu salah siapa?!” “Kita pergi
dari sini!” ucap Aris ke gadis yang mengikutinya tadi.
“Hmmpph... jadi gadis waktu itu namanya Aria
yaa..” ucap gadis itu sembari berjalan menuju taman sekolah.
“Eh?.. Ehhh!!.. kamu gadis rambut
pendek yang menabrakku pas di ruang gurukan?!!” ucap Aris sembari melihat gadis
itu dan kaget.
“Hah! Baru sadar?!... Tu- Tunggu nama
kamu Aris?! Maksudnya Aris yang selalu ranking satu seangkatan itu?” Tanya
gadis itu juga kaget.
“Hmph, jadi?- “ tanya Aris balik.
Tiba-tiba gadis itu berubah raut
mukanya yang tadinya manis dan cantik, menjadi seperti monster yang dipenuhi
amarah, lalu dia berkata “Ohhh.. jadi kamu yang namanya Aris! Akhirnya ketemu
juga!, Perkenalakan namaku Lusi.. orang yang selalu mengejarmu!!!” ucap itu
dengan nada menekan dan dibalut dengan emosi.
“Hah? Kamu selalu mengejarku?...
Anu,.. Tapi aku sudah memliki orang yang kusukai” ucap Aris salah paham.
Mendengar hal itu jelas membuat gadis
bernama Lusi itu tambah kesal lalu Lusi berkata “Hooooohh.. Kamu pikir aku
menyukaimu? Aku heran kenapa orang sepertimu bisa pintar! Terimaaaaa Iniiii!!!”
Lusi memukul perut Aris dengan sekuat tenaga, dan pergi meninggalkan Aris.
“Aww... Itu buat apa?!!” tanya Aris
kesal.
“BERISIK!! Dasar Siput Bodoh! Hmp!”
teriaknya sembari membuang muka dan kembali berjalan meninggalkan Aris.
“Apa-apaan itu.. emm.. siapa namanya?
Hmmph?? Ah Lusi yaa.. awas kau!” ucap Aris.
Keesokan harinya tepatnya
ditaman sekolah disana ada Lusi yang sedang memakan bekalnya sendirian, Aris
mengintip Lusi dari balik jendela ruang kelasnya sembari memegang bola bekel
ditangannya, lalu teman kelas Aris bertanya “Lagi apa Ris?”,
“Ssstt.. diem sebentar, Pasti kena
nih!”ucap Aris
kemudian Aris melempar bola itu dan hampir
saja bola itu mengenai Lusi,
“Ahh SIAL!!” teriak Aris tanpa
sengaja dan menutup mulutnya bukannya bersembunyi.
“Hoohhh.. awas kau” ucap Lusi dengan
nada kesal, karena tau Aris yang melempar bola tadi.
Dihari berikutnya Aris sedang
berjalan dikoridor kelas dan ingin menuju kekantin, tiba-tiba saja Aris
tersandung sesuatu dan terjatuh, ternyata itu adalah perbuatan Lusi yang
menyandung kaki Aris dari belakang. Lalu Lusi pun tertawa dan berkata “2 – 0
yaaa.. pfftt, dadah siput” “Sial dia mengerjaiku lagi” ucap Aris. Lalu setelah
itu mereka saling mengerjai satu sama lain dan menjatuhkan satu sama lain walau
Aris tidak tau kenapa dia melakukan hal itu, hingga suatu hari.
Saat itu adalah hari minggu
sekolah diliburkan, dan Aris pergi berjalan-jalan kesebuah supermarket untuk
membeli sesuatu, setelah selesai berbelanja, dalam perjalanan pulang Aris
melihat Lusi sedang memainkan Hp-nya sembari berjalan dan mendengarkan musik,
kemudian Aris mendekati Lusi dengan maksud untuk mengagetkannya tapi kemudian
Lusi menyebrang dan saat itu lampu peringatan menyebrang masih merah dan mobil
truk pun melaju kearah Lusi menyebrang.
“LUSI!! AWAS!!” teriak Aris dan
mendorong Lusi, “KAU GILA YA!! INGIN MATI?!” panik Aris.
Saat itu lusi kaget dan tidak tahu harus
berkata apa, tapi kemudian Lusi berkata dengan gagap
“Ma-
Maaf”.
“Haah..” Aris menghela nafas dan
berkata “Mumpung sudah disini, mau pergi sebentar?” tanya Aris.
“Bo- Boleh, sekalian tanda terima kasihku
karena telah menyelamatkanku”ucap Lusi dengan ragu.
Kemudian mereka berdua pergi
kesebuah coffe shop.
“Jadi?”tanya Aris,
“Jadi apa maksudnya?”tanya Lusi balik,
“Kenapa kamu bisa melamun dan malah
memperhatikan hp saat menyebraaang!! Dasar Iblis!!”ucap Aris,
“Iblis? Apa coba maksudnya?”
“Ya lagian, baru tau nama doang
tiba-tiba mukul gitu ajah.. kaya Iblis yang tiba-tiba nyerang padahal gak tau
apa masalahnya!”
“Hoi! Aku nyerang kamu juga bukan karena
tanpa alasan!”
“Terus? Apa alasannya?”
“Jadi mau tau yang mana? Alasan kenapa
Aku nyerang kamu tiba-tiba atau Kenapa Aku menyebrang sambil main Hp?”
“Dua-duanya ceritain secara
detail!”
“Hah.. Yaudah lagian dua-duanya ada
hubungannya.. tadi aku melamun karena sedang mendengarkan acara Radio SkySky FM
kamu tau? Jelas tahu soalnya dari situlah aku mengenal kamu! Kamu tau saat itu
ada lomba penemuan tingkat di SkySky FM? Aku ikut serta didalamnya dan aku
memenangkan juara kedua, aku sangat bahagia waktu tau saat aku menang juara
kedua dikompetisi itu, lalu aku mendengarkan kata-kata dari Sang Juara Pertama
kamu tau dia berkata apa? Dia berkata “Kompetisi ini terlalu mudah untuk
dimenangkan, jadi itu saja membuatku senang, terimakasih! Mendengar hal itu aku
benar-benar marah karena menganggap enteng juara dua yang kudapatkan dari
kompetisi itu, lalu aku mencari tau siapa yang menjadi juara pertama di
kompetisi itu, kau tau siapa itu adalah kau Aris”
“Ohhhh.. itu yaa.. hahaha”
“Apanya yang lucu? Mau ku hajar lagi?!”
ucap Lusi dan siap-siap mengahajarku.
“Haha... Gini nih iblis, Waktu
sebelum perlombaan itu, Ibuku meninggal dunia, Temanku- Tidak mungkin dia bisa
dianggap lebih dari Saudaraku, dia bilang “jangan nangis Ris.. aku tau ibumu tidak
akan senang kalau kamu nangis gini terus.. oh iya gimana jika kamu buat sesuatu
gitu untuk menunjukan pada ibumu jika kamu berterima kasih padanya?” ucap
saudaraku itu, lalu setelah itu aku membuat sesuatu yang nantinya, akanku taruh
dekat makam ibuku, tapi saat itu selesai ayahku bilang jika alat itu telah
didaftarkan ke sebuah kompetisi di SkySky FM, mendengar hal itu aku benar benar
kesal dan menangis seharian, tapi Saudaraku itu bilang “bukannya itu lebih
bagus? dengan begitu ibumu bisa tau kalau kamu tumbuh jadi anak yang pintar
jika kau menang” mendengar kata-kata dia membuatku bahagia dan tanpa sengaja
aku memenangkan penghargaan itu, lalu aku diminta untuk memberikan sepatah kata
saat itu, aku benar-benar malu dan akhirnya salah mengatakan kalimat yang
seharusnya “Kompetisi ini terlalu menyenangkan, jadi itu saja sudah membuatku
senang” menjadi “Kompetisi ini terlalu mudah untuk dimenangkan, jadi itu saja
membuatku senang” dan begitulah ceritanya. Cerita yang lucukan” ucap Aris.
“Haaaaahhhhh!!.... APANYA YANG LUCU!?
Kau tau aku menyimpan dendam dihati ini begitu lama, eh ternyata itu cuma
kesalahan pengucapan kata seorang anak kecil”
“Hahahaaa.. dan itu membuatnya
lebih lucu lagi.. hahaha!!”
Lusi benar-benar terlihat kesal dan
memukul kepala Aris dengan keras.
“Aaw!!.. Buat apa itu?”
Lusi hanya membuang muka.
“Iblis!!”
“Apa!!? Mau lagi!?”
Aris menggelengkan kepalanya dan
menutupi kepalanya.
“Yah sudahlah, sudah saatnya,
bagaimana jika kita segera pulang?” ucap Lusi
“Hmph...” balas Aris,
“Ngomong-ngomong orang yang kau
ceritakan dalam ceritamu tadi itu-?” ucap Lusi sembari berjalan pulang
disamping Aris,
“Iya!.. Dia Aria, teman masa
kecilku” jawab Aris,
“Heeh.. kau suka padanya?”
“HAH! Ba- Bagaimana kau?.. tentu
saja tidaklah!” ucap Aris sambil tersipu malu,
“Hmpphh.. Siput Bodoh mau berbohong gk
bakal bisalah.. weee.. udah keliatan tau! Kau benar benar menyukainya”
Aris hanya terdiam tidak
menjawab kata-kata Lusi tadi.
“Aris! Sekarang..., kau akan
menganggapku siapa?” ucap Lusi dengan senyuman yang benar-benar tulus diberikan
pada Aris.
Aris terdiam sejenak dan
terpaku senyuman Lusi, lalu Aris tersentak dan berkata.
“Seorang setan yang manis?
Untuk saat ini.”
“Haha.. Apaan itu.. sudah yaa..
Sampai nanti!” ucap Lusi dan berjalan meninggalkan Aris,
“Hmpph.. sampai nanti”
Kemudian saat Aris dalam perjalanan pulang
“(heii.. Aria? apakah mungkin ini akan sampai padamu ya? Aria... kira-kira
nanti kau menganggapku siapa?)” pikir Aris sembari menatap langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar