Rabu, 23 Agustus 2017

Rendevou - Malaikatku(2) Part 8 oleh blogger santai

Part 8 – Malaikatku(2)

                Dalam perjalanan pulang Aris berfikir ‘Aliya ya.. terdengar seperti Aria bagiku, ohya ngomong-ngomong apa kabar mereka ya disana?’ sesampainya dirumah Aris langsung pergi kekamarnya dan tertidur, keesokan harinya saat pagi hari Aris masih tertidur dan ia pun dibangukan secara paksa, ia marah lalu saat hendak protes Aris kaget, tenyata yang membangunkannya adalah Aliya “Aliya? Kok ada disini? Ini kamarku kan?”ucap Aris gelisah,
   “hihi, maaf kak, Aliya cuman disuruh kakek bangunin kak Aris, dari tadi tidur mulu”jawab Aliya,
  mendengar itu Aris langsung berlari dan ia berkata dalam jalannya “dasar kakek tua bolot”, “KAKEK!!!, KAKEEEEKK!!!” teriak Aris sembari mencari kakeknya,
    “kalo nyari kakek dia ada di sawah sama bibi, kak”ucap Aliya,
  “APA!!”ucap Aris kaget,
    “yaa, gitu, kakek sama bibi ada disawah”ucap Aliya kembali,
  “yang dirumah?”tanya Aris,
    “Cuma kakak sama Aliya doang”
  Aris langsung melamun saat Aliya mengatakan itu, lalu ia langsung berlari dan mengganti bajunya, lalu ia langsung menarik tangan Aliya dan mereka pun pergi menyusul bibi dan kakek Aris disawah. “kak, kakak kenapa kaya gelisah banget” tanya Aliya,
  “gak apa-apa, sawahnya dimana?” Tanya Aris,
    “itu dari sini lurus terus belok kanan”jelas Aliya,
  Aris terus berlari dengan tangan Aliya yang ia masih genggam lalu sesampainya ia disawah Aris langsung teriak pada kekek dan bibinya disawah “KAKEK!! BIBI!!” panggil Aris,
        Kakek dan bibi Aris pun menengok dan bibinya berkata “APA RIS!!!”
  “NGAPAIN TINGGALIN RUMAH, CUMAN AKU SAMA ALIYA BERDUA!!!!” teriak Aris,
     “kak kenapa teriak kaya gitu, aku malu tau”ucap Aliya sambil malu-malu pada Aris, sedangkan bibi, kakek dan orang-orang yang ada disawah hanya tertawa geli sendiri,
  “hah, emang kenapa?”tanya Aris pada Aliya,
         “RIS!! KAMU TUNGGU DULU AJAH DI GUBUK SEBELAH SANA!!”suruh bibi Aris, untuk menunggu.
                Kemudian Aris dan Aliya menunggu di gubuk sawah dan sembari menikmati sejuknya udara pagi hari di daerah pegunungan, tapi Aliya masih malu-malu dengan ucapan Aris yang tanpa pikir panjang tadi, kemudian Aliya berkata “kak tadi ngapain teriak kaya gitu coba!?”
  “heh? Maksud kamu? Bukannya wajar kalo aku bilang kaya gitu?”jawab Aris,
     “yaa klo gitu mah gak wajar, lagian emang kenapa kalo kita cuman berdua yang ada di rumah!?”tanya Aliya dengan muka kesal dan malunya,
  “yaa.. bukannya gimana-gimana aku takut dirasukin setan ajah, hihi”jawab Aris,
                Aliya masih terlihat sedikit marah, lalu bibi dan kakek Aris pun ikut bergabung dalam gubuk setelah selesai dengan sawahnya, mereka pun makan dan mengobrol di gubuk tersebut lalu setelah itu mereka berempat pergi ke gang yang dipenuhi dengan persiapan pasar malam di sana banyak atraksi-atraksi yang belum bisa dijalankan, ada beberapa juga toko makanan mereka beberapa kali membeli makanan, Aris pun mulai merasa nyaman akan tinggal di kampung ayahnya tersebut dan saat melihat anak kecil yang berkeliaran di sana ia merasa seperti saat kecil sedang berlari-lari di gang tersebut, tiba-tiba anak kecil yang berkeliaran itu mendekati Aliya dan berkata
   “kak Aliya, kak Aliya sama pacarnya ya?”ucap salah satu anak yang berada di gang itu,
  Aliya kaget lalu menjawabnya sembari menyeringai”kak Aliya bukan sama pacar lho dek, tapi sama temennya setan, huwaaaa”
   Anak-anak itu kemudian berlarian tanpa seperti tanpa Arah dan berkata sembari berlari “ada setan!!!”
       “Setan disiang hari?!”ucap Aris sembari tersenyum kaku,
    “huwaaa!!”ucap Aliya ke Aris sembari mebuat muka seram,
       “mukaa apaan itu? Mau keliatan serem?! Lucu kaya gitu juga”ucap Aris,
    Aliya sedikit malu atas kata-kata Aris, lalu sedikit membuang mukanya dan berkata “biarin..” ucapnya dengan nada rendah,
       Aris menarik pundak Aliya yang sedang membuang mukanya lalu mengagetkanya “Waaaa!!” ucap Aris,
    Aliya kaget seketika dan reaksinya ia menampar Aris dengan keras “Yaaaaa!!” ucap Aliya saat kaget,
Kakek dan bibi Aris hanya tertawa sendiri akan tingkah laku mereka, lalu mereka berempat pun pulang ke rumah kakek Aris, lalu mereka berempat pun mengobrol seperti biasa, dalam pembicaraan tersebut Kakek Aris berkata pada Aris, “Aris dan Aliya, siap ya, iyakan!?”
  “siap apa kek?” tanya Aris,
     “kakek belum kasih tau ya, hehe, maaf kakek lupa,.. jadi kalian berdua akan bertunangan”ucap kakek dengan santainya,
  “hah?!”ucap Aris dengan kaget, dan terlihat muka Aliya juga sedikit kaget,
    “kek! terlalu cepet ngomongnya!”ucap bibi Aris,
  “ntar dulu kek! Aris sama Aliya ajah baru kenal, kok udah tunangan ajah?! Gak bisa gitu dong!”Bantah Aris,
      “Maksud kamu apa Ris!? Kalian berduakan udah saling kenal dari kecil, udah sering main bareng kok, lagi pula ini janji kakek sama kakeknya Aliya yang sudah meninggal!”jelas kakek Aris,
Muka Aris langsung terlihat cemas dan muka Aliya hanya memandangi Aris keheranan lalu kemudian Aris bergumam “Tapi,.. tapi, Aria...” lalu Aris pergi dari rumah tersebut, kakek Aris hendak mengejar Aris tapi kemudian Aliya mencegah kakek Aris dan menggantikannya untuk mengejar Aris. Aris pergi ke sebuah ladang rumput yang biasanyya dipenuhi anak-anak desa untuk bermain dan terbaring disana, Aliya menghampiri Aris dan menyapanya.
    “kak!”sapa Aliya yang menunduk kebawah melihat muka Aris yang sedang berbaring,
  Aris membuka matanya, lalu ia berkata “Hai Aliya”dengan nada lesu, lalu duduk,
    “apa kakak gak terima tunangannya karena suka sama, kak Lusi?”tanya Aliya,
  “bukan, bukan karena itu tapi, kakak juga punya janji dengan seseorang”jelas Aris,
    “hmm... kak.. kakak suka sama Aliya?”tanyan Aliya,
  Aris kaget akan pertanyan Aliya dan langsung menoleh ke Aliya, lalu Aris berkata “kakak suka sama Aliya, tapi bukan dalam artian romantis”jelas Aris,
    “hihihi... padahal kalo kita berdua masih kecil, kakak pasti bilangnya kakak bakal menikahi aku, hihihi”ucap Aliya sembari tertawa,
  “hihi, apa iyaya?”ucap Aris sembari tertawa kecil,
     “iyaa kak!”jawab Aliya dengan muka serius,
  “maaf Aliya, kakak gak bisa ngelakuin itu!”ucap Aris setelah melihat mimik wajah Aliya,
     “kakak pasti bakal, ngomong gitu ya!”ucap Aliya,
  “maaf!” ucap Aris lalu menundukan kepalanya
     “kakak tau? Aliya masih inget kakak waktu kecil dulu main bareng sama Aliya, tapi kakak yang lebih besar dari Aliya malah lupa, hahaha, kakak tau gak? Kalo dulu Aliya suka banget sama kakak, Aliya bener-bener ingin menikah sama kakak, lalu Aliya ngomong ke kakak, dan kakak bilang akan menikahi Aliya, hihihi, sekarangnya malah gak mau, hi.. hihi.., kakak tau? Pas kakak ngomong itu, kakak terlihat.. seperti super hero di mata Aliya, sampai sekarang Aliya masih nganggep kakak, super hero Aliya, hi.. hi..hihi.. ka.. kakak tau? Kalau dulu kakak lebih sering menangis dari Aliya.. padahal.. Aliya lebih kecil da.. dari kakak tapi.. malah Aliya yang ngehibur kakak, kan gak keren banget iyakan?, tapi kakak juga tau? Kalau kakak juga... terlihat.. keren waktu.. kakak menceritakan dan membayangkan.. dunia luar... kakak begitu baik, keren, dan benar-benar baik saat itu, tapi sayangnya cengeng, hihi”cerita Aliya sembari menangis,
   Aris mengangkat mukanya dan tersenyum, lalu berkata pada Aliya “Aliya, kakak terlihat bodoh ya dicerita kamu, hihi..”
     “hihihi... itu salah kakak sendiri” ucap Aliya sembari tersenyum dan menghapus air matanya,
                Kemudian mereka berdua pun duduk terdiam dalam hening di tengh padang itu dan menenangkan diri masing-masing, kemudian setelah beberapa saat Aliya berkata, “kak!”
  “apa Aliya?”tanya Aris,
      “ternyata Aliya masih suka sama kakak!”ucap Aliya,
  Aris hanya terdiam tanpa tau harus menjawab apa dari ucapan Aliya,
     “tapi kak, Aliya, maunya kakak sendiri yang melamar Aliya!”ucapnya,
  Aris kemudian mengubah posisinya dan hendak melihat Aliya, kemudian Aris bertatapan mata dengan Aliya dengan sangat dekat sembari berbaring Aris melihat mata Aliya yang begitu serius,
      “jadi kak!, gimana kalau kita berdua pura-pura tunangan depan kakek, supaya kakek gak maksain kakak lagi”ajak Aliya,
  Aris terlihat kaget lalu bertana pada Aliya “lalu akhirnya gimana?”
      “kalau itu biar Aliya yang ngatur, hihi”ucap Aliya,
  Kemudian Aris tersenyum lalu mengacak-acak rambut Aliya lalu berkata “makasih yaa, malaikatku!”
      Aliya pun membalas senyuman Aris dengan senyuman lagi.
  ‘Aliya aku beruntung memiliki malaikat sepertimu, terimakasih’ ucap Aris,

                Kemudian Aris dan Aliya kembali menuju rumah kakek Aris dan menjelaskan kalau Aris telah setuju akan pertunangan itu walau ada kebohongan dibaliknya, Aris dan Aliya mulai terbiasa akan satu sama lain dan mereka berdua bahkan terlihat sebagai adik dan kakak.

Rendevou - Malaikatku(1) Part 8 oleh blogger santai

Part 8 – Malaikatku(1)

                Hari-hari terlewati sejak Aris dan Lusi yang kembali berbaikan, hingga tibalah masa liburan setelah Ulangan Akhir Semester diawal liburan Aris bertemu dan berbicara dengan Dinda di tengah taman kota, awalnya Dinda bertanya “Ris, Liburan kamu akan kemana?”
   “aku? Entah jadwalnya sih aku akan dipulangkan oleh ayahku kekampung halamannya, kamu sendiri Din?”tanya balik Aris,
      “aku akan kembali ke provinsiku, jika mau bagaimana kalau kau ikut denganku dan bertemu Aria disana?”ajak Dinda,
   Aris terlihat murung sedikit lalu berkata pada Dinda “tidak mungkin lebih baik jika aku bertemu dengan Aria suatu saat nanti bukan tahun ini, karena sekarang-sekarang bukan saat yang tepat”
       “hmm.. baiklah kalau gitu, aku pergi dulu yaa sampai nanti”ucap Dinda dan beranjak pergi dari taman kota,
   “Dinda, tunggu!”cegah Aris,
        Dinda menoleh dan berkata “ada apa?”
   “itu, gimana ya ngomongnya, kalau kamu mau liburan bagaimana jika sekalian ngajak Lusi?”ucap Aris,
        “Lusi yaa, hmm.. yasudah nanti akan aku coba ajak dia, kamu kapan akan ke kampung ayah kamu?”
   “besok aku berangkat”jawab Aris,
        “hati-hati,”ucap Dinda,
   “hmp.. kalian juga”
                Kemudian Dinda dan Aris pulang kerumah mereka masing-masing, keesokah Harinya Aris siap untuk berangkat ke kampung halaman Ayahnya, ia kesana di antar oleh ayahnya, sedangkan ayahnya akan kembali bekerja diluar kota maka dari itu saat liburan Aris akan tinggal dengan Bibi dan Kakek. Aris disana sampai pada sore hari, sesampainya disana ia menikmati area pedesaan yang sejuk dan penuh dengan sawah juga gunung sebagai latarnya dari teras rumah.
  “ARIIS! Kesini nak, kakek mau ngomong”panggil kakek Aris,
     “IYAAA KEEEK!!”jawab Aris sembari menghampiri kakeknya,
     “ada apa kek?”tanya Aris,
  “beliin kakek cemilan yang biasa diwarung sana Ris, kakek mau ngemil”ucap kakek,
      “iya kek, tunggu bentar yaa”jawab Aris,
                Aris pun pergi kewarung dekat rumahnya, lumayan jauh sih tapi hitung-hitung olahraga, sesampainya disana ia ingat cemilan seperti biasa itu, yang kaya gimana kalau ia balik lagi sekarang tenaga yang dikeluarkan lebih banyak, kemudian Aris akhirnya asal membeli cemilan roti yang ada diwarung itu. Saat kembali ke rumah Aris langusng dimarahi kakeknya karena salah membeli makanan, kakeknya lumayan lama memarahi Aris sedangkan bibi Aris hanya sibuk memasak untuk makan malam, hingga didepan rumah ada yang bertamu “PERMISI!!!” ucap suara itu yang terdengar seperti suara gadis, bibi Aris mendengar suara itu dan menyuruh Aris utnuk membuka pintu “ARIS BUKAIN PINTU DULU NAK, ADA TAMU!”,
   “IYAA BIII!” jawab Aris,
  saat Aris hendak pergi kakek Aris berkata “abis itu kesini lagi Ris”,
   mendengar itu dalam hatinya Aris berkata ‘gak ah, kupingku sakit nantinya, hihi
                kemudian Aris pun membuka pintu rumahnya, dan ternyata saat dibuka ada teman Fani yang sedang membawa rantang disitu, “kamu? Lagi apa disini?”tanya Aris terkejut,
    “lho? Kak Aris? Kok kakak ada ditempat kek Guntur?”jawab gadis itu,
  “SIAPA RIS?!!”tanya Bibi Aris,
        “oh, INI BI, eh, nama kamu siapa?”tanya Aris,
    “INI AKU BI SANTI, ALIYA!!!”
        Aris kaget saat mendengar saat nama gadis tersebubt adalah Aliya dan dalam pikirnya Aris berkata ‘Aria?’
  “OH ALIYA!? AJAK MASUK AJAH RIS!! AJAK MAKAN BARENG!”ucap Bi Santi dari Dapur,
        “kau dengar itu Aria? masuk yuk?”ucap Aris,
    “Aria? aku bukan Aria kak!! Aku ALIYA dengan L dan Y!!”ucapnya kesal,
         “ohh.. ALIYA, yaudah masuk yuk!”
                Kemudian Aliya pun makan malam bersama di rumah kakek Aris, lalu setelah makan malam Aliya memberikan rantang yang ia bawa sebelumnya pada kakeknya Aris,
   “nih Kek, ada cemilan dari ibun”ucap Aliya,
      “oohhh.. makasih banyak Liya, kamu tau cemilan yang dibeli Aris, salah, padahal harusnya dia ngomong sama ibun kamu kalo kakek mesen cemilan yang biasa”ledek kakek Aris,
  Aris terlihat kesal karena ledekan kakeknya, lalu ia berkata “yaa.. lagian mana Aris tau, mana cemilan yang kakek makan, wleee”
       “yaa, harusnya tau dong, kan ini kakek kamu, weee”ledek kakek Aris balik,
         “kakek udah ah, Aris juga jangan kaya anak kecil kalian berdua!, maaf ya Aliya jadi ngerepotin gini”ucap Bibi Aris,
    “gak papa, bi, Aliya juga seneng kok bisa ke sini, itung-itung liburan, hihi”
          “oh iya kalian gak saling ngobrol?”tanya bibi Aris,
  “maksudnya?”tanya balik Aris,
          “eh? Kalian berdua  lupa kali ya? Hihi, yaudah nanti kake ajah yang kasih tau!”
         “yaudah kakek, kekamar duluan ya”ucap kakek sembari meninggalka ruang makan,
     “kalau gitu Aliya juga pulang dulu ya bi, permisi”ucap Aliya,
          “EH! Tunggu Liya!”ucap bibi, lalu bibi menyolek Aris dan berbisik “Anterin sana, cepet! Udah malem!”
  Kemudian Aris menunjuk dirinya dengan muka heran, lalu menghela nafas dan kemudian ia berkata “Aliya, aku anterin pulang yaa”
      Aliya tersenyum meilhat tingkah Aris dan bibinya lalu ia menganggukan kepalanya,
                Dalam perjalanan pulang Aris dan Aliya cukup hening karena mereka tidak saling mengenal lebih dalam satu sama lain, lalu ditengah keheningan itu Aliya berkata, “kak? Kakak udah baikan, sama kak Lusi?”
   “hmp? Oh itu, iyaa, makasih yaa, itu juga berkat kamu, makasih buat ngasih semangat waktu ditaman, kamu bener-bener kaya malaikat penolong waktu itu, hehe”ucap Aris,
      “hihi, syukurlah, aku juga seneng dengernya kak,.. omong-omong semester ini aku akan dipindahkan ke Andesia”ucap Aliya,
  “heh? Kenapa? Bukannya kalo gak salah sekolah kamu tuh di Lilycoth ya sama kaya Fani?”tanya Aris,
       “kakak tau ya, hehe, yaa tadinya aku maunya sampai lulus disitu tapi keungannya di Lilycoth bener-bener banyak aku jadi gak mau repotin orang tua lebih dari itu”jawab Aliya,
  ‘bener-bener malaikat?’ tanya Aris dalam hatinya “kalo kamu beneran pindah, kakak bakalan bantu buat akrabin diri sama sekolah kok ,tenang ajah hihi”ucap Aris,
       “makasih ya kak”ucap Aliya,
  “gak kok, itu bukan apa-apa, anggap ajah balas budi”jawab Aris,
       “iyaa, maksudnya makasih buat nganterin sampai rumah”ucap Aliya,
  “oh itu iya sama-sama”jawab Aris,
       “kalo gitu, aku duluan, selamat malam kak”
  “iyaa, selamat malam Aliya”

Sabtu, 19 Agustus 2017

Rendevou - Aku Membencimu Part 7 oleh blogger santai

Part 7 – Aku Membencimu

                Keesokan harinya Fanin bertanya pada Lusi yang masih mengurung diri dikamarnya, “Kak apa hari ini kau akan sekolah?” tanya Fani dengan cemas, tapi Lusi hanya diam saja dikamarnya, kemudian Fani menghela nafasnya dan berencana pergi kesekolah Lusi lalu seorang gadis memanggilnya dari  luar rumah “FANIII!!,.. kau sudah siap? Ayo berangkat!” teriak gadis tersebut,
     “Iyaaa!! Tunggu sebentar” balas Fani kepada gadis itu, “kak, aku berangkat dulu jangan lupa untuk makan ya, makanannya suah aku siapkan di meja makan, aku berangkat dulu” ucap Fani pada Lusi,
                Kemudian Fani pergi keluar rumah dan bertemu dengan gadis itu, lalu mereka pun mengobrol dalam perjalanan, Fani bertanya pada gadis itu “hei.. apa kau mau menemani aku sebentar?”
   “mau kemana?” tanya gadis tersebut,
       “aku mau mengantarkan surat kakakku kesekolahnya, hari ini dia tidak masuk” ucap Fani,
   “hmm.. sekolah kakakmu dimana?”
       “Andesia! Mau menemaniku”
   “hmp.. ayo!”
                Lalu Fani dan gadis tersebut pergi ke sekolah Lusi dan menghantarkan surat keruang guru dan menyerahkannya pada walikelas Lusi, saat mereka akan pergi dan sedang berjalan di koridor mereka berpas pasan dengan Aris, mereka terhenti sejenak dan kemudian Aris berkata “yo.. Fani, Kau baik-baik saja?” Fani hanya memalingkan wajahnya dan gadis yang bersama Fani masih melamun melihat Aris.
       “Fani, sedang apa disini?” tanya Aris,
     “kau akan tahu sendiri! Ayo pergi”ucap Fani dan mengajak gadis yang bersamanya pergi melewati Aris,
                Saat Fani melewati Aris ia berpas-pasan lagi dengan Dinda, Dinda yang melihat mereka berdua hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, tapi kemudian Fani dan gadis itu langsung pergi menuju pintu keluar.
     “Siapa gadis itu?”tanya Dinda pada Aris,
        “dia? Dia Fani adiknya Lusi”jawab Aris,
     “hmmm.. kira-kira sedang apa ya dia disini”ucap Dinda bertanya-tanya,
        “entah, mau kekelas?”ajak Aris,
     “aku nanti, kamu duluan aja”ucap Dinda,
                Kemudian Aris langsung pergi kekelasnya, saat istirahat seperti biasa Aris selalu melihat jendela dekat kursinya agar bisa melihat Lusi ditaman, tapi kali ini ia tidak melihat Lusi disana, Aris terus mengawasi taman tersebut kemudian ia disapa oleh Dinda, “yo! Masih melihat perempuan itu?”tanya Dinda,
        “begiitulah”jawab Aris,
     Kemudian Dinda ikut melihat ke jendela ternyata tidakk ada siapa-siapa “eh? Dimana perempuan itu?” tanya Dinda,
        “entahlah”jawab Aris,
     “kenapa kau tidak kekelasnya saja?”ucap Dinda,
        Mendengar itu Aris langsung mengubah posisi duduknya dan menghadap ke Dinda, lalu Aris berkata pada Dinda “dengakan ya Dinda, kalau masalahnya semudah itu maka aku tidak akan disini dan melihat Lusi dari jendela seperti seorang penguntit, mengerti?”
     Dinda menganggukan kepalanya lalu berkata “mengerti! Tapi apa kau sudah mencoba kekelasnya?”
        “belum”jawab Aris,
     “kalau begitu cobalah, terus bertanya padanya”ucap Dinda,
        Aris terlihat lesu lalu berkata ke Dinda “kalau gitu mau kau menemaniku?”
     “gak! Pergi saja sendiri!”jawab Dinda dengan tegas,
                Aris terlihat patah semangat mendengar hal itu, ia takut apa baik biak saja jika Aris bertemu dengan Lusi, lalu Aris membulatkan tekadnya dan pergi kekelas Lusi di istirahat kedua, tapi saat Aris kekelas Lusi ternyata Lusi tidak berangkat sekolah dan ia baru sadar itu alasan Fani pergi kesekolah ini saat pagi tadi, lalu dari belakang Dinda menyapa Aris,
     “Yo! Kau berhasil bertemu dengannya?” tanya Dinda,
        Aris menggelengkan kepalanya dan membuat wajah lesu,
      Melihat itu Dinda bergumam “lagi lagi kau membuat wajah seperti itu, kenapa kau selalu terlihat seperti orang yang paling menderita!”
                Kemudian Aris pergi kekelas dan Dinda masih di dekat kelasnya Lusi, lalu hari minggu pun tiba, hari dimana Aris tidak tau harus berbuat apa, hari minggu Aris hanya membantu orang tua Aria membersihakan rumah mereka, karena rumah Aris hari minggu ini kosong, lalu saat sedang membersihkan rumah ibu Aria berkata “sudah lama ya Aris tidak main kesini” ucap ibu Aria,
    “hihi.. maaf ya bu soalnya Aris banyak kegiatan juga.. hehehe” ucap Aris,
       “padahal kalo Aria disini kamu pasti beih sering kesini, yakan mah”canda Ayah Aria,
     “yaa itukan karena anak ibu sama bapak terlalu cantik jadi bawaannya mau kesini terus” canda balik Aris,
        “ah bisa ajah kamu Ris”ucap ibu Aria,
                Ia tau jika itu bukan rumahnya tapi tetap saja ia merasa jika rumah ini juga seperti rumah Aris untuk pulang. Setelah membersihkan rumah Aris bersantai diruang tamu bersama dengan ayahnya Aria lalu ibu Aria memanggil ayah Aria “paaahh! Air untuk mandinya sudah siap!”ucap ibu Aria,
   “iya bun!” jawab ayah Aria,
   “Ris kamu dulu ajah yang mandi, bapak masih capek”ucap ayah Aria,
      “hmp, iya pak, kalau gitu aku duluan ya”ucap Aris,
                Lalu Aris menyegarkan tubuhnya di kamar mandi rasa lelah pada tubuhnya sedikit demi sedikit menghilang, setelah mandi Aris langsung disuruh ibu Aria untuk membeli beberapa bahan makanan dan Aris pun pergi ketoko kelontong dekat rumahnya saat perjalanan pulang ia berfikir ‘apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lusi yaa’ ucap aris dalam pikirnya, lalu sesampainya ia kembali kerumah Aria ia pun memantapkan hatinya dan pergi kerumah Lusi, saat itu disana ia melihat Dinda yang sedang berlari mengejar Lusi, lalu Fani keluar dari rumah dan mendekati Aris lalu Fani berkata “kak tolong kejar kak Lusi! Kumohon!” ucap Fani dengan tangisan dimukanya,
               “Aku aka mengejar mereka tunggu disini!”ucap Aris, kemudian Aris langsung segera berlari mengejar mereka berdua, ia tidka tahu harus kemana mencari mereka berdua terlebih lagi ia tidak tau masalahnya kenapa Dinda bisa tau rumah Lusi dan mengejar Lusi seperti itu, lalu sepintas ia melihat Dinda yang sedang berlari kebingungan, lalu Aris memanggil Dinda,
      “DINDA!!”teriak Aris,
    Dinda yang sedang berlari kemudian menengok ke Aris lalu berkata “ada apa?”
      “itu kalimatku ada apa sebenarnya? Kenapa kamu tiba-tiba mengejar Lusi?”tanya Aris,
    Dinda kemudian membuang mukanya dan melanjutkan larinya,
      Aris kemudian kembali mengejar Dinda lalu berkata “Dinda! Tunggu! jawab aku! Dinda” ucap Aris sembari berlari,
    Kemudian Dinda menghentikan langkahnya dan Aris juga berhenti dibelakangnya lalu Dinda berkata “kau tau Ris, aku benar-benar muak melihat kalian berdua!”
       Aris terdiam dan bertanya “Apa maksudmu?”
    “seperti kataku, aku muak, kalian bilang, kalian bersahabat, tapi apa sahabat selalu saling diam seperti itu? Kalian pikir kalian yang paling menderita di dunia ini?”ucap Dinda,
       “aku benar-benar tidak mengerti maksudmu”ucap Aris,
    “bodoh.. aku hanya berkata, kalian berdua harus berbicara satu sama lain, berbaikan atau akhiri semuanya, itu maksudku!”ucap Dinda,
        Aris terdiam mendengar Dinda, dan Dinda pun kembali berlari mencari Lusi, Aris berfikir dengan keras dalam kepalanya, apa yang dimaksud ‘berbaikan atau akhiri semuanya, dari tadi Dinda berbicara apa? Apa aku benar-benar sebodoh itu?
                Setelah itu Aris pergi ketaman kota untuk menenangkan pikirannya disana ia duduk terdiam dan berusaha untuk tenang, lalu tepat didepan matanya ia melihat Lusi sedang berjalan kaki dan kelelahan, saat Aris ingin mendekati Lusi ia terfikir kata-kata Dinda tentang mengakhiri semuanya, ia menjadi ragu dan dari hadapannya terdengar suara “kakak?” Aris kemudian melihat arah suara itu dan ternyata suara tersebut berasal dari gadis yang bersama Fani saat ke sekolah Andesia saat Lusi tidak berangkat.
   “sedang apa kakak disini?”tanya gadis itu,
      “itu, ini, bagaimana ya”ucap Aris tidak tau berkata apa,
   Lalu gadis itu melihat Lusi dan kemudian berkata “kenapa tidak berbaikan saja?”
       Aris kaget dan melihat gadis itu penuh dengan harapan dan bertanya “maksudmu?”
   “soalnya dia itu sahabat kakak kan, cukup berbaikan saja”ucap gadis tersebut
                Aris tersenyum mendengar kata gadis itu dan gadis itupun ikut tersenyum lalu gadis itu mendorong Aris dari belakang dan berkata “kejar dia, dan berbaikanlah kak, sampai nanti” ucap gadis itu dan tersenyum manis, “terima kasih”ucap Aris, lalu Aris pergi mendekati Lusi, dan Lusi sadar Aris sedang kearahnya, lalu Aris berkata pada Lusi “Lusi maafkan aku!”
    “untuk apa kamu minta maaf? Sudah kubilang bukan, kalau kau tidak punya salah”ucap Lusi,
  Dinda pun melihat Lusi dan Aris sedang berbicara dan mendengarkannya dari kejauhan,
       “kalau begitu biarkan hubungan kita seperti dulu lagi!” ucap Aris,
     “seperti dulu gimana?” tanya Lusi sembari membuang mukanya,
       “seperti dulu, seperti Siput dan Setan!”jawab Aris,
     “kita ini manusia, Bodoh!” jawab Lusi,
        “AKU TAHU KITA MANUSIA!!! TAPI AKU INGIN KITA AKRAB SEPERTI DULU SETAN!!” teriak Aris dengan meluapkan amarahnya,
     “KALAU GITU BERHENTI MEMANGGILKU SETAN!! DASAR SIPUT BEGO!!” balas Lusi yang juga marah,
        “KAU SENDIRI JUGA MEMANGGILKU SIPUT, DASAR SETAN!”
     “YA ITU SALAH MU KENAPA KAMU BEGITU BODOH DASAR SIPUT, MEMELUK ADIK SAHABAT KAMU SENDIRI, KAMU PIKIR MUKA SEPERTI APA YANG HARUS KUPERLIHATKAN PADAMU! DASAR SIPUT BEGO, BODOH, GAK PUNYA OTAK!”
        “KAU BILANG ITU BUKAN MASALAH, LAGI PULA BERAPA KALI AKU SUDAH MINTA MAAF MASALAH ITU, DASAR SETAN SIALAN!”
      “YAA MASALAHNYA BUKAN ITU SIPUT, KAMU PIKIR DENGAN MEMINTA MAAF KAMU BISA MEMBERI TAHU AKU, MUKA YANG HARUS AKU PERLIHATKAN PADAMU, LAGI PULA, KAU- , KAU PASTI MEMBENCIKU KAN!?”
         “YAAA.. AKU MEMBENCIMU, BENAR BENAR MEMBENCIMU, SANGAT MEMBENCIMU.. LEBIH BENCI DARI SIAPAPUN!”
       Mendengar itu Lusi langsung diam dan terlihat Shok dan menahan tangisnya dan berlari pergi dari hadapan Aris, lalu saat Lusi sedang berlari Aris kembali berteriak,
          “TAPI!!!!”teriak Aris,
       Kemudian Lusi kembali menengok dan terlihat wajahnya yang menangis,
          Aris mendekati Lusi dan memeluknya lalu berkata “Tapi-, tapi Lus, Kau juga harus tau, kalau kau itu spesial, mengerti”
       Lusi kemudian tediam dan tertawa kecil sembari menangis dan berkata “lepaskan, aku malu tahu”
            “ah.. maaf!”ucap Aris,
       “lagi pula apa- apaan itu, dasar Aneh”
           “kaukan sudah tau aku aneh”ucap Aris,
       “hihi, pulang yuk, siput”ucap Lusi dan tesenyum,

Aris menganggukan kepalanya dan merka berdua pun pergi pulang dari taman, kemudian Dinda yang ada disana juga hanya tersenyum dan berkata “dengan begini cukupkan? Aria?” lalu Dinda pergi dari taman dan menghampiri Aris juga Lusi, mereka bertiga pun pulang kerumah Lusi bersama.

Jumat, 11 Agustus 2017

Rendevou - Dinda Part 6 oleh blogger santai

Part 6 – Dinda

                Aris dan Lusi akhirnya naik ke kelas XI, walau diakhir kelas Xnya saling berdiam diri satu sama lain, hingga sekarang keadaan itu belum berubah Aris dan Lusi tetap dikelas sebelumnya yaitu XI IPA1 dan IPA2, diminggu awal mereka masuk kelas mereka beberapa kali bertemu tapi Lusi selalu menghindar sebelum Aris berkata sesuatu pada Lusi, akhirnya Aris hanya dapat melihat Lusi di taman makan sendirian dari balik jendela kelasnya. Hingga suatu saat terdengarlah kabar ada siswi pindahan yang akan masuk ke kelas Aris. Lusi tidak peduli dengan kabar itu dalam pikirnya ia hanya berfikir ‘bagaimana agar hubungan ia dan Aris kembali membaik’.
                Hingga saat siswi pindahan itu tiba dan memasuki kelas bersama dengan pak Gugus, sebelum pak Gugus berkata anak lelaki di kelas hampir semuanya berdiri dan sorak sorai karena melihat siswi pindahan yang cantik jelita dan anggun. Pak Gugus berkata “yup.. para serigala sekalian semuanya tenang, etto.. silakan kenalkan dirimu”
Aris yang tadinya hanya melihat keluar jendela melirik sedikit perempuan tersebut untuk memperhatikan perkenalannya.
   “kenalkan namaku Dinda Lestari salam kenal, panggil saja aku Dinda,” ucap perempuan itu, lalu Aris kembali melihat keluar jendela setelah perkenalan tersebut.
       “yaa.. Aris!”panggil pak Gugus,
     “ya pak!”jawab Aris dan kaget,
       “biarkan Dinda duduk disamping kursi mu”ucap pak Gugus, lalu Aris hanya mengangguk.
                Kemudian Dinda berjalan menuju kursi sebelah Aris yang berada dipojok kelas, lalu Dinda bergumam “jadi dia Aris,” Aris mendengar gumaman Dinda lalu menjawabnya “memang ada apa?”
   “eh kau mendengarku? Tidak, tidak ada apa-apa!”jawab Dinda dengan senyum kecil.
                Saat jam istirahat Dinda di kerumuni oleh siswa dan siswi di kelas, Aris sebenarnya merasa terganggu tapi ia berusaha menghiraukannya, dan tetap melihat Lusi yang berada di taman. Dan Dinda sempat melihat Aris sedang memandangi Lusi yang duduk di taman, lalu Dinda bertanya saat jam pelajaran “Ris tadi itu cewek kamu?”
     “tadi, maksudnya?”tanya Aris balik,
   “cewek yang ada di taman”perjelas Dinda,
     “hmm.. kenapa setiap orang mengira dia itu pacarku?”tanya Aris keheranan,
   “yaa kalau laki-laki melihat wanita seperti itu bukan tidak mungkin jika laki-laki tersebut menyukai wanita itu bukan?”jawab Dinda,
      Aris kemudian melihat Dinda, lalu berkata “iya sih, tapi dia bukan pacarku, dia sahabatku, entah sekarang dia menganggapku apa, haha”
   “hmm.. ada masalah yaa?”tanya Dinda,
      “begitulah”jawab Aris,
                Setelah itu Aris dan Dinda menjadi lebih sering mengobrol tentang konsultasi masalah Aris dengan Lusi, begitu juga dengan Aris dan Alana yang kini makin sering bertemu, suatu saat ketika Aris sedang dalam perjalanan pulang ia melihat Lusi sedang membeli sesuatu di toko dekat rumah Lusi, lalu Aris berdiri samping pintu toko tersebut, saat Lusi keluar Aris memanggil Lusi, lalu Lusi menengok dan saat Lusi sadar bahwa yang memanggilnya Aris, Lusi langsung terlihat murung dan seperti tidak tau harus berkata apa,
     “Lus.. itu.. a-aku.. aku.. aku minta maaf!”ucap Aris,
   “untuk apa?”tanya Lusi,
     “ya.. yahh.. itu.. aku juga tidak tau”jawab Aris,
   “aneh, aku pulang dulu”ujar Lusi,
      Saat Lusi menjauh Aris berteriak “SE-SETIDAKNYA.. SETIDAKNYA, kasih tau aku kenapa hubungan kita berubah”
    Mendengar itu Lusi langsung berfikir ‘aku juga tidak tau dasar siput bodoh, aku juga, tidak mau seperti ini’ tapi Lusi tidak berkata apa-apa dan langsung meninggalkan Aris.
                Keesokan harinya Aris kembali menlihat Lusi dari jendela kelas dan tetap tidak dapat berbicara padanya, lalu ia ditegur oleh Dinda ”Hoi Ris!” Aris hanya melirik dan berkata “Apa?”
   “aku sudah tau kenapa ia bersikap seperti itu” ucap Dinda,
     “benarkah?! Kenapa?!”tanya Aris,
   “untuk itu, besokkan minggu, jalanlah denganku!”ucap Dinda,
     “ha?!”Aris kebingungan,
   “maksudnya aku akan ceritakan semua besok saat kamu jalan dengan ku, yaaa.. walau itu tergantung keputusan kamu mau atau tidaknya”jelas Dinda,
     Aris terlihat bingung awalnya lalu ia berkata “baiklah! Besok jalanlah dengan ku”
                Seluruh kelas mendengar hal itu dan melihat Aris dan Dinda sedang berhadap-hadapan, dan suasana kelas menjadi ramai karena mendengar Aris mengajak Dinda untuk kencan, dan kabarnya hingga sampai keluar kelas, tapi untungnya kabar yang sedikit salah itu tidak sampai ketelinga Lusi.
                Sepulang sekolah Aris berpaspasan dengan Lusi tapi Lusi langsung berjalan dengan cepat dan Aris mengejarnya, lalu saat Lusi terkejar Aris berkata “Lus.. kumohon kasih tau aku, kenapa kau selalu menghindar”
   “berisik bodoh! Pergi dari hadapanku!” ucap Lusi dan berlari meninggalkan Aris,
      Aris tidak mampu mengejar Lusi lagi, lalu ia melanjutkan perjalanan pulangnya, sepanjang perjalanan ia berfikir ‘Aria, bagaimana kabarmu disana? Disini aku memiliki masalah, semoga kau baik-baik saja
keesokan harinya Aris segera pergi ketaman dan bertemu dengan Dinda, mereka berdua berjalan-jalan kesekeliling kota walau sepanjang perjalanan Aris terlihat terpaksa tapi Dinda tetap menikmati itu semua, lalu pergilah mereka berdua ke kafe, disana mereka istirahat dan disanalah pertanyaan Aris mulai keluar,
     “kenapa kamu ingin melakukan itu semua?”tanya Aris,
   Dinda yang tadinya terlihat bahagia sedikit merenung dan berkata “kau tau Ris dulu, aku memliki tubuh yang lemah beberapa kali keluar masuk rumah sakit, lalu saat aku sembuh aku tidak dapat melakukan banyak hal karena orang tua ku yang cemas dan takut aku akan kembali sakit, tapi jika ada seseorang yang menemaniku kupikir itu akan membuat mereka sedikit tenang dan mengizinkanku keluar dan alhasil di sinilah aku!”ucap Dinda
     “hmm.. kalau begitu kau sudah selesai?”tanya Aris lagi,
   Dinda menengok ke arah Aris dan melihat Aris siap pergi dengan mengulurkan tangannya,
     “kita mulai lagi, dari awal”ucap Aris,
   “hmp!” Dinda mengangguk kegirangan.
                Aris dan Dinda kembali bersenang-senang selama kencan mereka, walau Aris pikir ada yang salah tapi ia juga berfikir apa salahnya menghibur diri sendiri, kemudian setelah selesai Aris mengajak Dinda ke taman yang biasanya ia dan Lusi jalan-jalan berdua, lalu Aris duduk dibangku taman tersebut dan Dinda duduk disamping Aris.
                Kemudian Dinda memanggil Aris, saat Aris menengok Dinda hampir saja mencium Aris, Aris terlihat terkejut dan tidak berbuat apa-apa, dan bibir Dinda dan Aris saling berdekatan hampir saja Dinda mencium Aris dan kebetulan Lusi sedang berada ditaman itu dan melihat Aris juga Dinda hampir berciuman, melihat hal itu Lusi langsung pergi dari taman dengan air matanya dan Aris tidak tau kalau ia menyakiti Lusi lebih dalam dari Alana, lalu Dinda mengurungkan niatnya dan berbisik ditelinga Aris dan berkata “tadi kamu sempat memikirkan dia kan?” lalu Dinda berdiri dan membelakangi Aris, Aris terkejut dan melihat Dinda dari belakang lalu Dinda kembali berkata “Aris.. apa kamu masih mencintainya? Teman masa kecil kamu” Aris berfikir ‘Lusi bukan teman masa kecilku, apa mungkin?’
     “dari mana kamu tau Aria?”
   “hmm.. aku belum cerita ya? Aku pindahan dari luar provinsi dan satu sekolah dengan Aria bahkan satu kelas”ucap Dinda,
     Aris terkejut dan berkata “Aria? Apa dia baik-baik saja?”
   “kenapa kau begitu memikirkan Aria?”tanya Dinda,
     “karena aku mencintainya”jawab Aris dengan tegas,
   “bagaimana jika aku katakan kalau Aria sama sekali tidak memikirkan mu?”tanya Dinda,
     “Aria pasti akan memikirkanku”jawab Aris,
   Mendengar jawaban Aris Dinda tersenyum kecil dan berkata “yang itu atau pun yang ini mereka sama saja, apa-apaan itu”
     “apa maksudmu?”tanya Aris,
   “tepat seperti yang kamu katakan, Aria selalu memikirkanmu setiap saat selalu saja berbicara sendiri tentangmu, kisah cinta macam apa coba? Jika mau ketemu ya, ketemu jangan hanya berbicara saja”ucap Dinda kesal,
     Mendengar itu membuat Aris kesal dan berkata “kau pikir aku selama ini tidak berbuat apa-apa? Aku selalu memohon pada orang tuaku agar mengizinkanku bertemu Aria tapi tetap saja dilarang, dan saat aku ada kesempatan bertemu dengannya ada saja hambatan yang berusaha agar aku tidak dapat bertemu dengannya, kamu pikir itu cukup mudah dilakukan!”
   “yahh.. lupakan apa yang kukatakan”ucap Dinda,
     “aku juga minta maaf”ucap Aris,
   Dinda tersenyum lalu berkata lalu tertawa “bodoh, hahaha”
     Aris ikut tertawa dengan Dinda, lalu setelah itu Dinda berbisik pada Aris “paling tidak berilah kami kesempatan”
     “apa?”tanya Aris,
   “Tidak apa-apa.. pulang yuk”ajak Dinda,
     “hmp”Aris menganggukan kepalanya,

                Lalu Lusi sesampainya dirumah ia menangis keras dikamarnya bahkan Fanin bisa mendengar tangisan kakaknya itu, Fani merasa bersalah pada kakaknya dan berkali-kali Fani mencoba agar Lusi keluar kamar dan menenangkan diri tapi ajakan Fani tetap dihiraukan oleh Lusi.

Senin, 07 Agustus 2017

Rendevou - Rusak Part 5 oleh blogger santai

Part 5 – Rusak

                Beberapa minggu berlalu setelah Aris dan Aria bertemu walau mereka tidak banyak berbincang tapi melihat wajah Aria membuat Aris benar-benar menjadi bahagia, Kemudian suatu hari saat Aris berangkat sekolah Aris kembali bertemu dengan Alana, saat mereka bertemu awalnya hanya diam satu sama lain, Aris mengingat kata-kata Lusi lalu menyapa Alana.
      “yo.. Lan..”ucap Aris sembari mengangkat tangan kanannya,
   “hai Ris”jawab Alana dengan nada yang,
      “itu.. Mmm.. bisa kita bicara?” tanya Aris,
   Alana hanya memanggukan kepalanya, lalu mereka pun pergi ketaman.
                Setelah pembicaraan itu Aris langsung pergi kesekolah dan begitu juga Alana mereka pergi tanpa mengucapkan kata satu sama lain, sesampainya di sekolah Aris pergi ke ruang guru untuk bertemu pak Gugus dan meminta maaf karena pulang terlebih dahulu. Kemudian saat Aris di taman SMA, Aris kembali mengobrol dengan Lusi, hari hari seperti biasa telah kembali, lalu sebelum Aris dan Lusi kembali kekelas masing masing Lusi mengajak Aris untuk kembali pergi jalan-jalan hari minggu nanti, Aris pun menerima ajakan itu karena ada sesuatu yang harus dibeli juga oleh Aris.
                Hingga akhirnya hari minggu pun tiba Aris dan Lusi pergi ke super market yang sebelumnya mereka berdua juga pernah ke situ. Saat itu Lusi bertanya pada Aris, “jadi apa yang mau kamu beli Ris?”
      “Aku mau beli kalung yang indah dimana ya Lus?” tanya Aris balik,
   “Hah? Kalung buat siapa?”
      “Buat kamu Setaaann..” ujar Aris dengan nada menggoda Lusi,
   “Heh? Serius?”tanya Lusi dengan kaget,
       “yaa gk lah.. itu titipan temen, haha”ucap Aris dengan candanya,
   Lusi langsung mengepalkan tangannya lalu menjitak Aris dengan sekuat tenaga,
       “Aww.. Buat!?”tanya Aris dengan kebingungan dan kesakitan,
   Tapi Lusi hanya membuang mukanya lalu berkata “udah ah, cepet sini, klo gak salah disekitar situ” sembari menunjuk toko-toko yang disekitar air mancur yang ditengah super market tersebut.
                Kemudian mereka pun pergi ketoko tersebut saat ditoko Aris hanya melihat lihat, lalu pergi begitu saja tanpa membeli apa-apa, itu membuat Lusi bingung terus bertanya pada Aris “Katanya mau beli kalung Put?”
       “Nanti ajah, aku tanyain dulu ke temennya, hehe”jawab Aris
    “Aneh.. udah tah pulang?”tanya Lusi lagi ke Aris,
       “hmm.. mampir yuk, kerumah kamu Tan?”
    “Hah!? Ngapain? Gak! Ngapain aku bawa Siput kerumah, kotor”ucap Lusi,
       “hehe,.. enak ajah gini gini mandinya rajin tau gak sih! Emang kamu setan yang takut air!” ledek Aris,
    “oy! Siapa bilang aku takut air”ucap Lusi,
       “udaaah.. jadi gak?”
    “yaudah yuk”jawab Aris,
                Kemudian mereka berdua segera pergi kerumah Lusi saat perjalanan pulang mereka berdua malah diguyur hujan, namun karena sudah dekat dengan rumah Lusi mereka pun pulang kerumah hujan-hujanan, dan basah kuyup. Sesampainnya dirumah Lusi langsung membuka pintu rumah, rumah tidak cukup besar tapi yang utama rumah tersebut nyaman, saat Aris dan Lusi masuk rumah tersebut mereka berdua disambut oleh seorang wanita, lalu wanita itu menawarkan handuk ke Lusi dan Aris, wanita itu bertanya pada Lusi, “kak dia iniii?”
   “oh kenalkan dia Aris, Fin, temen kakak.. dan Aris kenalkan ini Fina adik aku, dia beda setahun sama aku” ucap Lusi,
       “oh kenalkan Fin, Aris”ucap Aris,
     Fina hanya menganggukan kepalanya saja, dengan muka yang sedikit murung, Aris sadar saat melihat Fina, jika Fina sedang memiliki masalah namun Aris tidak bertanya langsung pada Fina, lalu Fina kembali kekamarnya dengan muka yang sedikit murung tersebut.
       “Lus.. orangtuamu?”tanya Aris,
   “gak ada, aku belum cerita yaa? Klo aku disini cuman tinggal berdua sama adikku?”ucap Lusi,
       “hmm.. terus orang tua kamu kemana?”
   “mereka berada diluar kota, kadang mereka pulang sih tapi cuman sesekali, mau ganti baju gak? Aku punya beberapa pakaian ayahku mungkin kamu bisa pakai”ucap Lusi,
       “hmp.. tolong ambilkan”ujar Aris,
   “lewat sini”
                Lalu Lusi memberikan Aris pakaian ayahnya dan Aris memakai pakaian tersebut, saat Aris sedang berganti pakaian Lusi membelikan teh dan camilan diwarung untuk Aris, lalu Aris selesai mengganti pakaiannya, saat Aris hendak kembali keruang tamu, Aris melihat Fani sedang menangis tersedu-sedu di kamarnya, lalu saat itu Fani tau Aris melihat dirinya menangis dan langsung segera mengusap air matanya, kemudian mereka pergi keruang tamu dan Aris bertanya “kenapa Fan?”
    “gak papa kak, tolong lupain yang tadi ya kak, aku gak mau kak Lusi tau”ucap Fani,
      “kenapa gak cerita ajah ke kak Lusi?”tanya Aris,
    “soalnya kak Lusi juga udah terlalu sakit kak, aku gak mau dia lebih sakit hatinya karena adiknya juga dikecewain”ucap Fani,
      “Sakit?(oh,.. Alana yaa.. Dasar pembohong katanya gak apa-apa) terus kamu mau cerita ke kakak?”
   “kakak pasti udah tau ceritanya kan?”ucap si Fani,
      “hah? Maksudnya?”tanya Aris,
   “muka kakak, tergambar jelas, kesengsaraan didalamnya!”
      Mendengar hal itu Aris terdiam seketika, lalu berkata “hmm.. kamu lebih jeli dari siapa pun ya”
   “gak juga” jawab Fani,
      “yah.. gitu ajah uda-“ Aris belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tapi Fani langsung memeluk Aris, sudah jelas Aris kaget dan memegang pundak Fani lalu berkata “Fa-Fani.. I-ini.. Apa Maksudnya? Hoi!” kemudian Aris sadar kalau Fani sedang menangis, lalu Aris sempat ingin memeluk kembali Fani agar lebih tenang tapi Aris menahan niatnya itu karena ia tau pelukannya hanya untuk Aria, secara tidak langsung Lusi melihat kejadian Aris dipeluk oleh Fani saat hendak masuk rumah, tapi Lusi menahan langkah masuknya dan menunggu diluar sedikit lebih lama. Secara perlahan Aris melepas pelukan Fani dan bertanya secara halus pada Fani “ada apa?”
    “maaf kak.. aku.. a-aku..”ucap Fani secara patah-patah dan bingung berkata apa,
         “tenangkan dirimu Fan, maaf aku pergi kesini disaat yang tidak tepat, bilang pada kakakmu makasih.. jaga dirimu baik baik Fan”ucap Aris,
   Fani melihat Aris yang hendak keluar, lalu menganggukan kepalanya dan berkata “hmp.. makasih kak”
                Saat Aris hendak keluar ia berpas-pasan dengan Lusi yang sedang berdiri didepan pintu dan bingung harus berkata apa pada Aris lalu ia langsung pergi masuk kerumah dan menutup pintunya, Aris belum sempat berkata apa-apa dan sempat akan mengejar Lusi, tapi kemudian ia berfikir tidak tau apa yang harus dijelaskan, lalu ia pun pergi pulang karena hari yang juga sudah malam.
                Sesampainnya dirumah ia bertanya-tanya pada hatinya (apa Lusi melihat kejadian itu? Jika ia apa yang harus kukatakan nanti).
                Begitu juga dengan lusi yang bertanya-tanya dihatinya (tuhan apa yang harus kulakukan nanti? Muka seperti apa yang harus kutunjukan padanya? Aku tau jika adikkulah yang memeluknya terlebih dulu, tapi, aku tidak tau kenapa).

                Keesokan harinya, Aris menunggu Lusi di taman sekolah selama jam istirahat, tapi Lusi tak kunjung datang, dan Aris tidak berani pergi kekelas Lusi, dan begitulah mereka mengakhiri masa kelas X mereka, tidak saling bertemu dan berbicara satu sama lain.

Jumat, 04 Agustus 2017

Rendevou - Harapanku Part 4 oleh blogger santai

Part 4 – Harapanku

                Seminggu telah berlalu, seminggu juga Aris selalu diledek oleh Lusi karena menangis dihadapan Lusi. Lalu saat Aris dan Lusi masih saling meledek, Aris kemudian dipanggil oleh Pak Gugus, kemudian Aris menghadap langsung ke Pak Gugus. Pak Gugus adalah nama dari wali kelas Aris, lalu saat diruang guru, Pak Gugus bekata pada Aris “Ris kamu mau gk ikut lomba Fisika nanti, mewakili sekolah kita ke daerah provinsi lain?” kemudian Aris bertanya pada Pak Agus provinsi lain itu dimana, dan ternyata provinsinya sama dengan tempat Aria tinggal sekarang, kemudian Aris langsung menerima tawaran itu, dan Pak Agus menyuruh Aris mulai belajar lebih giat lagi hingga minggu yang akan datang.
                Kemudian Aris menceritakan semua hal yang dibicarakan dengan Pak Gugus tentang lomba maupun tentang provinsi yang sama dengan Aria pada Lusi, mendangar hal itu membuat Lusi benar-benar ikut merasa senang, dan mengatakan “Haha.. akhirnya kamu bisa bertemu Aria juga Ris..”
Aris pun menjawabnya “Haha.. Hmp.. Tumben kali ini kau memanggil dengan namaku!” kemudian Lusi hanya membuang mukanya karena tersipu malu.
                Min 5 hari sebelum Aris berangkat untuk lomba Aris bertemu dengan Alana di perjalanan mereka berangkat sekolah, awalnya mereka berdua hanya melihat satu sama lain sembari berdiri diam lalu mereka pun berjalan melewati masing masing begitu saja, tapi Alana kemudian diam dan menengok kebelakang dan menlanjutkan jalannya kembali. Disekolah Aris berkata pada Lusi “Lus, tadi pagi-“
     Sebelum selesai berbicara Lusi menyerobot perkataan Aris “Bertemu dengan Alana?”
       “Bagaimana kamu tau?”ucap Aris dengan terkejut.
     “Taulah orang tadinya aku mau mampir kerumah kamu eh ketemu kamu dijalan, terus ngeliat kamu liat liatan ama Alana, ngomong kek apa kek, malah diem-dieman, cowok tuh bener bener ribet ya, masang harga dirinya dimana juga”ucap Lusi dengan pedenya.
       Mendengar hal itu membuat Aris terlihat kesal lalu berkata “Kalo cowok gak punya harga dirinya apa lagi yang harus diperjuangkan?”
     “ngomong sih gitu padahal harga dirinya ajah udah ilang didepanku!”timpa Lusi
       “Di-Diem ah..!”bentak Aris sembari tersipu malu.
                Min 4 hari sebelum lomba dimulai atau tepatnya hari minggu nanti Aris meminta izin kesekolah untuk belajar dirumah, di hari ini Aris benar benar belajar mati matian semua buku tentang fisika dia hampir pelajari kembali, kemudian saat Aris mengambil minum diruang makan dan Aris mendengar Ayahnya dan Ibu Aria sedang berbicara tentang Aria diruang tamu, Aris menguping pembicaraan mereka dan ia mendengar apa yang sebaiknya tidak Aris dengar, karena diminggu nanti Aria akan datang kembali kesini, mendengar hal itu Aris merasa shok dan langsung kembali kekamar, lalu menangis dan berfikir dibalik selimutnya “(tuhan apa aku memang belum bisa bertemu dengan Aria? kenapa ini terjadi tuhan? Aria... Aku.. Aku ingin.. Bertemu denganmu)” Aris benar benar terpukul dan jatuh mentalnya karena mendengar Aria akan datang dihari ia pergi.
                Dihari min ke 3 Aris tidak masuk sekolah dan tidak meninggalkan kabar kesekolah kenapa dia tidak masuk sekolah, itu membuat Lusi cemas karena Lusi pikir Aris belajar terlalu keras untuk lomba Fisika itu.
                Hari min 2 lomba Aris berangkat sekolah dan meminta maaf pada pak Gugus karena kemarin ia tidak berangkat sekolah dan tidak meninggalkan kabar, saat istirahat Aris tidak ke taman untuk bertemu Lusi seperti biasanya, kemudian Lusi menghampiri kelas Aris dan melihat Aris sedang terlihat lesu di kursinya.
     “Siput kamu kenapa?”ucap Lusi mmendekati Aris dan melihatnya,
        “siapa? Oh Lusi? Maaf aku tidak bisa menemanimu hari ini”ucap Aris dengan lesu,
     Mendengar hal itu Lusi langsung menyeret Aris ketaman, Aris terkejut tapi tidak dapat berkata apa-apa, kemudia Lusi bertanya pada Aris “Jadi? Ada apa?!”
        “gak ada apa-apa..”jawab Aris,
     “CUKUP SAMPAI SINI COBA SIPUT!”bentak Lusi
        Aris langsung melihat kearah Lusi dan melihat Lusi dengan muka kesalnya lalu berkata “HAH?! APANYA YANG CUKUP SAMPAI SINI? JANGAN CAMPURI URUSAN ORANGLAH!”bentak Aris balik dengan kesal juga.
     “KAMU DULUAN YANG IKT CAMPUR URUSAN ORANG!”
        “SIAPA YANG IKUT CAMPUR URUSAN ORANG?!”
     “YA KAMULAH! KAMU PIKIR SIAPA YANG MENGHAJAR SIAPA KARENA SIAPA! PADAHAL SUDAH KUBILANG JANGAN!”
        “KAN SUDAH KUBILANG ITU KARENA AKU CEMAS!”ucap Aris
     “TERUS APA AKU GAK BOLEH CEMAS!”Teriak Lusi yang matanya berkaca-kaca,
        “Ah!.. maaf.. maaf.. Lusi.. Aku.. Aku..”ucap Aris merasa bersalah karena mengabaikan perasaan Lusi,
     “Hmp..”Lusi membang mukanya, terus berkata “Jadi ada apa?”
        “Minggu ini kau tahukan kalau aku ada lomba?”ucap Aris,
     “yaa terus?”
        “kau tau alasan lain aku ikut lomba itukan?”
     “hmp.. Aria kan?”
        “iyaa.. tapi.. Aria.. dia bakal kesini saat aku lomba”
     Lusi terlihat kaget lalu berkata “maaf.. aku pikir.. kau seperti itu karena masalah lain” ucap Lusi merasa bersalah,
        “hmp.. aku juga minta maaf.. sudah yaa.. aku kekelas dulu!”
     “aku akan membantumu”ucap Lusi saat Aris pergi dari hadapannya.
                Saat pulang sekolah Lusi pergi keruang guru sendirian lalu ia melihat Aris dan Pak Gugus sedang berbicara, lalu saat Aris keluar dar ruangan Lusi pun masuk keruang guru dan berbicara pada Pak Gugus,
     “permisi pak”ucap Lusi,
         “iyaa.. ada keperluan apa yaa?”tanya pak Gugus,
     “ini pak, saya Lusi dari kelas XIPA 1, mau tanya apa boleh saya yang menggantikan Aris untuk lomba nanti minggu?”tanya Lusi pada Pak Gugus,
         “kenapa? Apa kamu pikir Aris tidak dapat memenangkan lomba itu”tanya Pak Gugus,
     Lusi terlihat sedikit muram, dan pak Gugus menyadari muka muram tersebut lalu Lusi berkata “Aku.. aku.. (aku tidak tau mau berkata apa!!!!) aku pikir ia benar benar buruk dalam fisika pak!”
         “kenapa gak ngomong sebernya aja? Mungkin alasannya dapat aku pertimbangkan”ucap pak Gugus,
     Lusi kembali terlihat muram karena ia bingung apa lebih baik ia ceritakan tentang Aria pada pak Gugus atau tidak.
         “Jadi? Kau tidak akan menceritakannya? Yasudah.. silakan keluar kamu tidak ada kepentingan lagi kan?” ucap Pak Gugus,
     Lusi terkejut dan berkata pada pak Gugus yang hendak meninggalkan kursinya “tunggu pak! Akan kuceritakan” kemudian Lusi menceritakan pada pak Gugus tentang Aris dan Aria,
         “hmmm... begitu, pantas tadi Aris terlihat lesu.. jadi begini.. siapa ya tadi?”tanya Pak Gugus,
     “Lusi pak, saya Lusi”
         “jadi begini Lusi, Saya tidak dapat menukar posisi Aris dan posisi kamu karna itu sudah tanggung jawab Aris yang menerima ikut serta dalam lomba tersebut”jelas pak Gugus,
     “tapi pak!”cemas Lusi,
         “tapiii.. mungkin saya bisa meminta izin untuk mengikut sertakan Aris pada hari Sabtu nanti, artinya besok jadi tolong kamu hubungi Aris untuk bersiap-siap karna mungkin siang nanti kita sudah berangkat kesana”
     Mendengar hal itu membuat Lussi terlihat bahagia dan benar benar berterima kasih pada pak Gugus, lalu kemudian Lusi meninggalkan pak Gugus dan segera menghubungi Aris.
         “Kenangan masa kecil yaa.. begitu indah ya kan?”ucap pak Gugus,
                Hari H tepatnya hari sabtu Aris bersiap untuk keberangkatannya hari ini, ia pamit kepada ayahnya, lalu ia segera pergi ke sekolah dan keruang guru bersama Lusi untuk menemui pak Gugus. Dan mereka pun pergi keparkiran untuk melepas keberangkatan Aris.
         “Jadi semua sudah siap?”ucap pak Gugus,
   “Hatii-hati yaa..”ucap Lusi,
       “hmp.. makasih banyak Lus”ucap Aris
         “Kalo begitu berangkat”ucap pak Gugus.
                Kemudian Aris berangkat menuju perlombaan hanya ditemani pak Gugus, dan mereka pun berbicara banyak hal selama perjalanan, Pak Gugus dan Aris datang di area perlombaan tepat siang hari dan 2 jam sebelum perlombaan dimulai. Selama menunggu 2 jam Aris pergi belajar sendiri didalam mobil, pak Gugus melihat Aris dan berkata dengan suara kecil pada Aris “berjuanglah! ”
                Perlombaan pun dimulai, masing masing dari para peserta menunjukan hasil penelitian mereka masing-masing, begitu juga Aris yang menunjukan hasil penelitiannya dan segala yang telah ia pelajari, perlombaan berakhir pada malam hari dan hasilnya akan menunggu esok hari, tapi Aris langsung meminta izin pulang pada pak Gugus, dan Aris pun pulang menaiki bis.
                Esok hari sesampainya di terminal kota Aris menyadari banyak notif Hp dari Lusi lalu Aris menelfon balik Lusi,
       “Haloo.. Lusi”ucap Aris,
    “Dari mana saja kamu Ris!”bentak Lusi,
       “Ah, maaf.. aku baru bisa buka Hp sekarang”
    “Lupakan hal itu sekarang kamu dimana? Segera pulang!”ucap Lusi cemas,
       “Ada apa? Aku dalam perjalanan pulang kerumah”
    “Aria.. aria.. dia.. ingin pulang hari ini!”
       “aku tau makanya aku pulang hari ini”
    “bukan itu! Maksudku dia kembali pulang ke kakek dan neneknya, sekarang dia di Stasiun kereta”
       “maksudnya?” tanya Aris,
    “ternyata Aria memundukan jadwalnya dan datang ke rumahnya saat kamu sedang pergi berlomba, sekarang urusannya dirumah sudah selesai dan ingin kembali ke kakek dan neneknya diluar provinsi”
Mendengar hal itu Aris kembali shok dan menjatuhkan hpnya lalu pergi meninggalkan hpnya, dan segera berlari kearah stasiun yang jaraknya lumayan jauh dari terminal, dia terus berlari sekuat tenaga, agar ia tidak terlambat pada pemberangkatan kereta pertama hari ini yang akan segera berangkat kurang dari 12 menit lagi, selama perjalanan ia berfikir “(Aria.. jangan tinggalkan aku dulu.. biarkan aku bertemu kamu.. Aria.. kumuhon Aria...)”
Lalu Aris sampai di stasiun, pemberangkatan kereta pertama kurang dari 3 menit lagi, Aris mencari disekeliling stasiun tapi ia tidak menemukannya, lalu saat kereta tiba Aris makin cemas dan mulai tidak karuan, lalu ia melihat sosok perempuan yang mirip dengan Aria, tapi ternyata ia bukan Aria, lalu Aris melihat Aria yang hendak menaiki kereta, ia berlari lalu memanggilnya “ARIA!” ucap Aris sembari terengah engah, dan Aria hanya menengok kebelakang.
       “(jangan tinggalkan aku Aria.. tetaplah disini kurasa itu bukan kata yang yang tepat) jaga dirimu baik baik Aria.. (hm.. sebaiknya bisarkan seperti ini)”ucap Aris dan pikir Aris,
    Aria meneteskan air matanya dan berbalik lalu berkata dengan senyuman terindah yang pernah ia berikan untuk Aris “iyaa, begitu juga kamu Ris..” lalu Aria berjalan menaiki kereta tersebut,
       “(sudah kuduga aku mencintai mu Aria.. tetaplah disini!)”teriak hati Aris,
       “Sampai berjumpa lagi Aria!” teriak Aris,
    Aria menundukan kepalanya setelah mendengar hal itu, dan pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
                Aris pun kembali kerumah, saat perjalanan pulang Aris bertemu Lusi ditaman kota.
      “yo.. Siput, ketemu sama Aria?”ucap Lusi,
         “hmp.. terimakasih banyak yaa..”ucap Aris,
      “apaan dah ah.. pulang yuk”ucap Lusi,

          “hmp.. aku benar-benar berterimakasih” bisik Aris.