Senin, 07 Agustus 2017

Rendevou - Rusak Part 5 oleh blogger santai

Part 5 – Rusak

                Beberapa minggu berlalu setelah Aris dan Aria bertemu walau mereka tidak banyak berbincang tapi melihat wajah Aria membuat Aris benar-benar menjadi bahagia, Kemudian suatu hari saat Aris berangkat sekolah Aris kembali bertemu dengan Alana, saat mereka bertemu awalnya hanya diam satu sama lain, Aris mengingat kata-kata Lusi lalu menyapa Alana.
      “yo.. Lan..”ucap Aris sembari mengangkat tangan kanannya,
   “hai Ris”jawab Alana dengan nada yang,
      “itu.. Mmm.. bisa kita bicara?” tanya Aris,
   Alana hanya memanggukan kepalanya, lalu mereka pun pergi ketaman.
                Setelah pembicaraan itu Aris langsung pergi kesekolah dan begitu juga Alana mereka pergi tanpa mengucapkan kata satu sama lain, sesampainya di sekolah Aris pergi ke ruang guru untuk bertemu pak Gugus dan meminta maaf karena pulang terlebih dahulu. Kemudian saat Aris di taman SMA, Aris kembali mengobrol dengan Lusi, hari hari seperti biasa telah kembali, lalu sebelum Aris dan Lusi kembali kekelas masing masing Lusi mengajak Aris untuk kembali pergi jalan-jalan hari minggu nanti, Aris pun menerima ajakan itu karena ada sesuatu yang harus dibeli juga oleh Aris.
                Hingga akhirnya hari minggu pun tiba Aris dan Lusi pergi ke super market yang sebelumnya mereka berdua juga pernah ke situ. Saat itu Lusi bertanya pada Aris, “jadi apa yang mau kamu beli Ris?”
      “Aku mau beli kalung yang indah dimana ya Lus?” tanya Aris balik,
   “Hah? Kalung buat siapa?”
      “Buat kamu Setaaann..” ujar Aris dengan nada menggoda Lusi,
   “Heh? Serius?”tanya Lusi dengan kaget,
       “yaa gk lah.. itu titipan temen, haha”ucap Aris dengan candanya,
   Lusi langsung mengepalkan tangannya lalu menjitak Aris dengan sekuat tenaga,
       “Aww.. Buat!?”tanya Aris dengan kebingungan dan kesakitan,
   Tapi Lusi hanya membuang mukanya lalu berkata “udah ah, cepet sini, klo gak salah disekitar situ” sembari menunjuk toko-toko yang disekitar air mancur yang ditengah super market tersebut.
                Kemudian mereka pun pergi ketoko tersebut saat ditoko Aris hanya melihat lihat, lalu pergi begitu saja tanpa membeli apa-apa, itu membuat Lusi bingung terus bertanya pada Aris “Katanya mau beli kalung Put?”
       “Nanti ajah, aku tanyain dulu ke temennya, hehe”jawab Aris
    “Aneh.. udah tah pulang?”tanya Lusi lagi ke Aris,
       “hmm.. mampir yuk, kerumah kamu Tan?”
    “Hah!? Ngapain? Gak! Ngapain aku bawa Siput kerumah, kotor”ucap Lusi,
       “hehe,.. enak ajah gini gini mandinya rajin tau gak sih! Emang kamu setan yang takut air!” ledek Aris,
    “oy! Siapa bilang aku takut air”ucap Lusi,
       “udaaah.. jadi gak?”
    “yaudah yuk”jawab Aris,
                Kemudian mereka berdua segera pergi kerumah Lusi saat perjalanan pulang mereka berdua malah diguyur hujan, namun karena sudah dekat dengan rumah Lusi mereka pun pulang kerumah hujan-hujanan, dan basah kuyup. Sesampainnya dirumah Lusi langsung membuka pintu rumah, rumah tidak cukup besar tapi yang utama rumah tersebut nyaman, saat Aris dan Lusi masuk rumah tersebut mereka berdua disambut oleh seorang wanita, lalu wanita itu menawarkan handuk ke Lusi dan Aris, wanita itu bertanya pada Lusi, “kak dia iniii?”
   “oh kenalkan dia Aris, Fin, temen kakak.. dan Aris kenalkan ini Fina adik aku, dia beda setahun sama aku” ucap Lusi,
       “oh kenalkan Fin, Aris”ucap Aris,
     Fina hanya menganggukan kepalanya saja, dengan muka yang sedikit murung, Aris sadar saat melihat Fina, jika Fina sedang memiliki masalah namun Aris tidak bertanya langsung pada Fina, lalu Fina kembali kekamarnya dengan muka yang sedikit murung tersebut.
       “Lus.. orangtuamu?”tanya Aris,
   “gak ada, aku belum cerita yaa? Klo aku disini cuman tinggal berdua sama adikku?”ucap Lusi,
       “hmm.. terus orang tua kamu kemana?”
   “mereka berada diluar kota, kadang mereka pulang sih tapi cuman sesekali, mau ganti baju gak? Aku punya beberapa pakaian ayahku mungkin kamu bisa pakai”ucap Lusi,
       “hmp.. tolong ambilkan”ujar Aris,
   “lewat sini”
                Lalu Lusi memberikan Aris pakaian ayahnya dan Aris memakai pakaian tersebut, saat Aris sedang berganti pakaian Lusi membelikan teh dan camilan diwarung untuk Aris, lalu Aris selesai mengganti pakaiannya, saat Aris hendak kembali keruang tamu, Aris melihat Fani sedang menangis tersedu-sedu di kamarnya, lalu saat itu Fani tau Aris melihat dirinya menangis dan langsung segera mengusap air matanya, kemudian mereka pergi keruang tamu dan Aris bertanya “kenapa Fan?”
    “gak papa kak, tolong lupain yang tadi ya kak, aku gak mau kak Lusi tau”ucap Fani,
      “kenapa gak cerita ajah ke kak Lusi?”tanya Aris,
    “soalnya kak Lusi juga udah terlalu sakit kak, aku gak mau dia lebih sakit hatinya karena adiknya juga dikecewain”ucap Fani,
      “Sakit?(oh,.. Alana yaa.. Dasar pembohong katanya gak apa-apa) terus kamu mau cerita ke kakak?”
   “kakak pasti udah tau ceritanya kan?”ucap si Fani,
      “hah? Maksudnya?”tanya Aris,
   “muka kakak, tergambar jelas, kesengsaraan didalamnya!”
      Mendengar hal itu Aris terdiam seketika, lalu berkata “hmm.. kamu lebih jeli dari siapa pun ya”
   “gak juga” jawab Fani,
      “yah.. gitu ajah uda-“ Aris belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tapi Fani langsung memeluk Aris, sudah jelas Aris kaget dan memegang pundak Fani lalu berkata “Fa-Fani.. I-ini.. Apa Maksudnya? Hoi!” kemudian Aris sadar kalau Fani sedang menangis, lalu Aris sempat ingin memeluk kembali Fani agar lebih tenang tapi Aris menahan niatnya itu karena ia tau pelukannya hanya untuk Aria, secara tidak langsung Lusi melihat kejadian Aris dipeluk oleh Fani saat hendak masuk rumah, tapi Lusi menahan langkah masuknya dan menunggu diluar sedikit lebih lama. Secara perlahan Aris melepas pelukan Fani dan bertanya secara halus pada Fani “ada apa?”
    “maaf kak.. aku.. a-aku..”ucap Fani secara patah-patah dan bingung berkata apa,
         “tenangkan dirimu Fan, maaf aku pergi kesini disaat yang tidak tepat, bilang pada kakakmu makasih.. jaga dirimu baik baik Fan”ucap Aris,
   Fani melihat Aris yang hendak keluar, lalu menganggukan kepalanya dan berkata “hmp.. makasih kak”
                Saat Aris hendak keluar ia berpas-pasan dengan Lusi yang sedang berdiri didepan pintu dan bingung harus berkata apa pada Aris lalu ia langsung pergi masuk kerumah dan menutup pintunya, Aris belum sempat berkata apa-apa dan sempat akan mengejar Lusi, tapi kemudian ia berfikir tidak tau apa yang harus dijelaskan, lalu ia pun pergi pulang karena hari yang juga sudah malam.
                Sesampainnya dirumah ia bertanya-tanya pada hatinya (apa Lusi melihat kejadian itu? Jika ia apa yang harus kukatakan nanti).
                Begitu juga dengan lusi yang bertanya-tanya dihatinya (tuhan apa yang harus kulakukan nanti? Muka seperti apa yang harus kutunjukan padanya? Aku tau jika adikkulah yang memeluknya terlebih dulu, tapi, aku tidak tau kenapa).

                Keesokan harinya, Aris menunggu Lusi di taman sekolah selama jam istirahat, tapi Lusi tak kunjung datang, dan Aris tidak berani pergi kekelas Lusi, dan begitulah mereka mengakhiri masa kelas X mereka, tidak saling bertemu dan berbicara satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar