Part
5 – Rusak
Beberapa minggu berlalu setelah
Aris dan Aria bertemu walau mereka tidak banyak berbincang tapi melihat wajah
Aria membuat Aris benar-benar menjadi bahagia, Kemudian suatu hari saat Aris
berangkat sekolah Aris kembali bertemu dengan Alana, saat mereka bertemu
awalnya hanya diam satu sama lain, Aris mengingat kata-kata Lusi lalu menyapa
Alana.
“yo.. Lan..”ucap Aris sembari mengangkat
tangan kanannya,
“hai Ris”jawab Alana dengan nada yang,
“itu.. Mmm.. bisa kita bicara?” tanya
Aris,
Alana hanya memanggukan kepalanya, lalu
mereka pun pergi ketaman.
Setelah pembicaraan itu Aris
langsung pergi kesekolah dan begitu juga Alana mereka pergi tanpa mengucapkan
kata satu sama lain, sesampainya di sekolah Aris pergi ke ruang guru untuk
bertemu pak Gugus dan meminta maaf karena pulang terlebih dahulu. Kemudian saat
Aris di taman SMA, Aris kembali mengobrol dengan Lusi, hari hari seperti biasa
telah kembali, lalu sebelum Aris dan Lusi kembali kekelas masing masing Lusi
mengajak Aris untuk kembali pergi jalan-jalan hari minggu nanti, Aris pun
menerima ajakan itu karena ada sesuatu yang harus dibeli juga oleh Aris.
Hingga akhirnya hari minggu pun
tiba Aris dan Lusi pergi ke super market yang sebelumnya mereka berdua juga
pernah ke situ. Saat itu Lusi bertanya pada Aris, “jadi apa yang mau kamu beli
Ris?”
“Aku mau beli kalung yang indah dimana ya
Lus?” tanya Aris balik,
“Hah? Kalung buat siapa?”
“Buat kamu Setaaann..” ujar Aris dengan
nada menggoda Lusi,
“Heh? Serius?”tanya Lusi dengan kaget,
“yaa gk lah.. itu titipan temen,
haha”ucap Aris dengan candanya,
Lusi langsung mengepalkan tangannya lalu
menjitak Aris dengan sekuat tenaga,
“Aww.. Buat!?”tanya Aris dengan
kebingungan dan kesakitan,
Tapi Lusi hanya membuang mukanya lalu
berkata “udah ah, cepet sini, klo gak salah disekitar situ” sembari menunjuk
toko-toko yang disekitar air mancur yang ditengah super market tersebut.
Kemudian mereka pun pergi ketoko
tersebut saat ditoko Aris hanya melihat lihat, lalu pergi begitu saja tanpa
membeli apa-apa, itu membuat Lusi bingung terus bertanya pada Aris “Katanya mau
beli kalung Put?”
“Nanti
ajah, aku tanyain dulu ke temennya, hehe”jawab Aris
“Aneh.. udah tah pulang?”tanya Lusi lagi ke
Aris,
“hmm.. mampir yuk, kerumah kamu Tan?”
“Hah!? Ngapain? Gak! Ngapain aku bawa Siput
kerumah, kotor”ucap Lusi,
“hehe,.. enak ajah gini gini mandinya
rajin tau gak sih! Emang kamu setan yang takut air!” ledek Aris,
“oy! Siapa bilang aku takut air”ucap Lusi,
“udaaah.. jadi gak?”
“yaudah yuk”jawab Aris,
Kemudian mereka berdua segera
pergi kerumah Lusi saat perjalanan pulang mereka berdua malah diguyur hujan,
namun karena sudah dekat dengan rumah Lusi mereka pun pulang kerumah
hujan-hujanan, dan basah kuyup. Sesampainnya dirumah Lusi langsung membuka
pintu rumah, rumah tidak cukup besar tapi yang utama rumah tersebut nyaman,
saat Aris dan Lusi masuk rumah tersebut mereka berdua disambut oleh seorang
wanita, lalu wanita itu menawarkan handuk ke Lusi dan Aris, wanita itu bertanya
pada Lusi, “kak dia iniii?”
“oh kenalkan dia Aris, Fin, temen kakak..
dan Aris kenalkan ini Fina adik aku, dia beda setahun sama aku” ucap Lusi,
“oh kenalkan Fin, Aris”ucap Aris,
Fina hanya menganggukan kepalanya saja,
dengan muka yang sedikit murung, Aris sadar saat melihat Fina, jika Fina sedang
memiliki masalah namun Aris tidak bertanya langsung pada Fina, lalu Fina
kembali kekamarnya dengan muka yang sedikit murung tersebut.
“Lus.. orangtuamu?”tanya Aris,
“gak ada, aku belum cerita yaa? Klo aku
disini cuman tinggal berdua sama adikku?”ucap Lusi,
“hmm.. terus orang tua kamu kemana?”
“mereka berada diluar kota, kadang mereka
pulang sih tapi cuman sesekali, mau ganti baju gak? Aku punya beberapa pakaian
ayahku mungkin kamu bisa pakai”ucap Lusi,
“hmp.. tolong ambilkan”ujar Aris,
“lewat sini”
Lalu Lusi memberikan Aris
pakaian ayahnya dan Aris memakai pakaian tersebut, saat Aris sedang berganti
pakaian Lusi membelikan teh dan camilan diwarung untuk Aris, lalu Aris selesai
mengganti pakaiannya, saat Aris hendak kembali keruang tamu, Aris melihat Fani
sedang menangis tersedu-sedu di kamarnya, lalu saat itu Fani tau Aris melihat
dirinya menangis dan langsung segera mengusap air matanya, kemudian mereka
pergi keruang tamu dan Aris bertanya “kenapa Fan?”
“gak papa kak, tolong lupain yang tadi ya
kak, aku gak mau kak Lusi tau”ucap Fani,
“kenapa gak cerita ajah ke kak
Lusi?”tanya Aris,
“soalnya kak Lusi juga udah terlalu sakit
kak, aku gak mau dia lebih sakit hatinya karena adiknya juga dikecewain”ucap
Fani,
“Sakit?(oh,.. Alana yaa.. Dasar pembohong
katanya gak apa-apa) terus kamu mau cerita ke kakak?”
“kakak pasti udah tau ceritanya kan?”ucap si
Fani,
“hah? Maksudnya?”tanya Aris,
“muka kakak, tergambar jelas, kesengsaraan
didalamnya!”
Mendengar hal itu Aris terdiam seketika,
lalu berkata “hmm.. kamu lebih jeli dari siapa pun ya”
“gak juga” jawab Fani,
“yah.. gitu ajah uda-“ Aris belum sempat
menyelesaikan kata-katanya, tapi Fani langsung memeluk Aris, sudah jelas Aris
kaget dan memegang pundak Fani lalu berkata “Fa-Fani.. I-ini.. Apa Maksudnya?
Hoi!” kemudian Aris sadar kalau Fani sedang menangis, lalu Aris sempat ingin
memeluk kembali Fani agar lebih tenang tapi Aris menahan niatnya itu karena ia
tau pelukannya hanya untuk Aria, secara tidak langsung Lusi melihat kejadian
Aris dipeluk oleh Fani saat hendak masuk rumah, tapi Lusi menahan langkah
masuknya dan menunggu diluar sedikit lebih lama. Secara perlahan Aris melepas
pelukan Fani dan bertanya secara halus pada Fani “ada apa?”
“maaf kak.. aku.. a-aku..”ucap Fani secara
patah-patah dan bingung berkata apa,
“tenangkan dirimu Fan, maaf aku pergi
kesini disaat yang tidak tepat, bilang pada kakakmu makasih.. jaga dirimu baik
baik Fan”ucap Aris,
Fani melihat Aris yang hendak keluar, lalu
menganggukan kepalanya dan berkata “hmp.. makasih kak”
Saat Aris hendak keluar ia
berpas-pasan dengan Lusi yang sedang berdiri didepan pintu dan bingung harus
berkata apa pada Aris lalu ia langsung pergi masuk kerumah dan menutup
pintunya, Aris belum sempat berkata apa-apa dan sempat akan mengejar Lusi, tapi
kemudian ia berfikir tidak tau apa yang harus dijelaskan, lalu ia pun pergi
pulang karena hari yang juga sudah malam.
Sesampainnya dirumah ia
bertanya-tanya pada hatinya (apa Lusi melihat kejadian itu? Jika ia apa yang
harus kukatakan nanti).
Begitu juga dengan lusi yang
bertanya-tanya dihatinya (tuhan apa yang harus kulakukan nanti? Muka seperti
apa yang harus kutunjukan padanya? Aku tau jika adikkulah yang memeluknya
terlebih dulu, tapi, aku tidak tau kenapa).
Keesokan harinya, Aris menunggu
Lusi di taman sekolah selama jam istirahat, tapi Lusi tak kunjung datang, dan
Aris tidak berani pergi kekelas Lusi, dan begitulah mereka mengakhiri masa
kelas X mereka, tidak saling bertemu dan berbicara satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar