Rabu, 23 Agustus 2017

Rendevou - Malaikatku(1) Part 8 oleh blogger santai

Part 8 – Malaikatku(1)

                Hari-hari terlewati sejak Aris dan Lusi yang kembali berbaikan, hingga tibalah masa liburan setelah Ulangan Akhir Semester diawal liburan Aris bertemu dan berbicara dengan Dinda di tengah taman kota, awalnya Dinda bertanya “Ris, Liburan kamu akan kemana?”
   “aku? Entah jadwalnya sih aku akan dipulangkan oleh ayahku kekampung halamannya, kamu sendiri Din?”tanya balik Aris,
      “aku akan kembali ke provinsiku, jika mau bagaimana kalau kau ikut denganku dan bertemu Aria disana?”ajak Dinda,
   Aris terlihat murung sedikit lalu berkata pada Dinda “tidak mungkin lebih baik jika aku bertemu dengan Aria suatu saat nanti bukan tahun ini, karena sekarang-sekarang bukan saat yang tepat”
       “hmm.. baiklah kalau gitu, aku pergi dulu yaa sampai nanti”ucap Dinda dan beranjak pergi dari taman kota,
   “Dinda, tunggu!”cegah Aris,
        Dinda menoleh dan berkata “ada apa?”
   “itu, gimana ya ngomongnya, kalau kamu mau liburan bagaimana jika sekalian ngajak Lusi?”ucap Aris,
        “Lusi yaa, hmm.. yasudah nanti akan aku coba ajak dia, kamu kapan akan ke kampung ayah kamu?”
   “besok aku berangkat”jawab Aris,
        “hati-hati,”ucap Dinda,
   “hmp.. kalian juga”
                Kemudian Dinda dan Aris pulang kerumah mereka masing-masing, keesokah Harinya Aris siap untuk berangkat ke kampung halaman Ayahnya, ia kesana di antar oleh ayahnya, sedangkan ayahnya akan kembali bekerja diluar kota maka dari itu saat liburan Aris akan tinggal dengan Bibi dan Kakek. Aris disana sampai pada sore hari, sesampainya disana ia menikmati area pedesaan yang sejuk dan penuh dengan sawah juga gunung sebagai latarnya dari teras rumah.
  “ARIIS! Kesini nak, kakek mau ngomong”panggil kakek Aris,
     “IYAAA KEEEK!!”jawab Aris sembari menghampiri kakeknya,
     “ada apa kek?”tanya Aris,
  “beliin kakek cemilan yang biasa diwarung sana Ris, kakek mau ngemil”ucap kakek,
      “iya kek, tunggu bentar yaa”jawab Aris,
                Aris pun pergi kewarung dekat rumahnya, lumayan jauh sih tapi hitung-hitung olahraga, sesampainya disana ia ingat cemilan seperti biasa itu, yang kaya gimana kalau ia balik lagi sekarang tenaga yang dikeluarkan lebih banyak, kemudian Aris akhirnya asal membeli cemilan roti yang ada diwarung itu. Saat kembali ke rumah Aris langusng dimarahi kakeknya karena salah membeli makanan, kakeknya lumayan lama memarahi Aris sedangkan bibi Aris hanya sibuk memasak untuk makan malam, hingga didepan rumah ada yang bertamu “PERMISI!!!” ucap suara itu yang terdengar seperti suara gadis, bibi Aris mendengar suara itu dan menyuruh Aris utnuk membuka pintu “ARIS BUKAIN PINTU DULU NAK, ADA TAMU!”,
   “IYAA BIII!” jawab Aris,
  saat Aris hendak pergi kakek Aris berkata “abis itu kesini lagi Ris”,
   mendengar itu dalam hatinya Aris berkata ‘gak ah, kupingku sakit nantinya, hihi
                kemudian Aris pun membuka pintu rumahnya, dan ternyata saat dibuka ada teman Fani yang sedang membawa rantang disitu, “kamu? Lagi apa disini?”tanya Aris terkejut,
    “lho? Kak Aris? Kok kakak ada ditempat kek Guntur?”jawab gadis itu,
  “SIAPA RIS?!!”tanya Bibi Aris,
        “oh, INI BI, eh, nama kamu siapa?”tanya Aris,
    “INI AKU BI SANTI, ALIYA!!!”
        Aris kaget saat mendengar saat nama gadis tersebubt adalah Aliya dan dalam pikirnya Aris berkata ‘Aria?’
  “OH ALIYA!? AJAK MASUK AJAH RIS!! AJAK MAKAN BARENG!”ucap Bi Santi dari Dapur,
        “kau dengar itu Aria? masuk yuk?”ucap Aris,
    “Aria? aku bukan Aria kak!! Aku ALIYA dengan L dan Y!!”ucapnya kesal,
         “ohh.. ALIYA, yaudah masuk yuk!”
                Kemudian Aliya pun makan malam bersama di rumah kakek Aris, lalu setelah makan malam Aliya memberikan rantang yang ia bawa sebelumnya pada kakeknya Aris,
   “nih Kek, ada cemilan dari ibun”ucap Aliya,
      “oohhh.. makasih banyak Liya, kamu tau cemilan yang dibeli Aris, salah, padahal harusnya dia ngomong sama ibun kamu kalo kakek mesen cemilan yang biasa”ledek kakek Aris,
  Aris terlihat kesal karena ledekan kakeknya, lalu ia berkata “yaa.. lagian mana Aris tau, mana cemilan yang kakek makan, wleee”
       “yaa, harusnya tau dong, kan ini kakek kamu, weee”ledek kakek Aris balik,
         “kakek udah ah, Aris juga jangan kaya anak kecil kalian berdua!, maaf ya Aliya jadi ngerepotin gini”ucap Bibi Aris,
    “gak papa, bi, Aliya juga seneng kok bisa ke sini, itung-itung liburan, hihi”
          “oh iya kalian gak saling ngobrol?”tanya bibi Aris,
  “maksudnya?”tanya balik Aris,
          “eh? Kalian berdua  lupa kali ya? Hihi, yaudah nanti kake ajah yang kasih tau!”
         “yaudah kakek, kekamar duluan ya”ucap kakek sembari meninggalka ruang makan,
     “kalau gitu Aliya juga pulang dulu ya bi, permisi”ucap Aliya,
          “EH! Tunggu Liya!”ucap bibi, lalu bibi menyolek Aris dan berbisik “Anterin sana, cepet! Udah malem!”
  Kemudian Aris menunjuk dirinya dengan muka heran, lalu menghela nafas dan kemudian ia berkata “Aliya, aku anterin pulang yaa”
      Aliya tersenyum meilhat tingkah Aris dan bibinya lalu ia menganggukan kepalanya,
                Dalam perjalanan pulang Aris dan Aliya cukup hening karena mereka tidak saling mengenal lebih dalam satu sama lain, lalu ditengah keheningan itu Aliya berkata, “kak? Kakak udah baikan, sama kak Lusi?”
   “hmp? Oh itu, iyaa, makasih yaa, itu juga berkat kamu, makasih buat ngasih semangat waktu ditaman, kamu bener-bener kaya malaikat penolong waktu itu, hehe”ucap Aris,
      “hihi, syukurlah, aku juga seneng dengernya kak,.. omong-omong semester ini aku akan dipindahkan ke Andesia”ucap Aliya,
  “heh? Kenapa? Bukannya kalo gak salah sekolah kamu tuh di Lilycoth ya sama kaya Fani?”tanya Aris,
       “kakak tau ya, hehe, yaa tadinya aku maunya sampai lulus disitu tapi keungannya di Lilycoth bener-bener banyak aku jadi gak mau repotin orang tua lebih dari itu”jawab Aliya,
  ‘bener-bener malaikat?’ tanya Aris dalam hatinya “kalo kamu beneran pindah, kakak bakalan bantu buat akrabin diri sama sekolah kok ,tenang ajah hihi”ucap Aris,
       “makasih ya kak”ucap Aliya,
  “gak kok, itu bukan apa-apa, anggap ajah balas budi”jawab Aris,
       “iyaa, maksudnya makasih buat nganterin sampai rumah”ucap Aliya,
  “oh itu iya sama-sama”jawab Aris,
       “kalo gitu, aku duluan, selamat malam kak”
  “iyaa, selamat malam Aliya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar