Part
8 – Malaikatku(1)
Hari-hari terlewati sejak Aris
dan Lusi yang kembali berbaikan, hingga tibalah masa liburan setelah Ulangan
Akhir Semester diawal liburan Aris bertemu dan berbicara dengan Dinda di tengah
taman kota, awalnya Dinda bertanya “Ris, Liburan kamu akan kemana?”
“aku? Entah jadwalnya sih aku akan
dipulangkan oleh ayahku kekampung halamannya, kamu sendiri Din?”tanya balik
Aris,
“aku akan kembali ke provinsiku, jika mau
bagaimana kalau kau ikut denganku dan bertemu Aria disana?”ajak Dinda,
Aris terlihat murung sedikit lalu berkata
pada Dinda “tidak mungkin lebih baik jika aku bertemu dengan Aria suatu saat
nanti bukan tahun ini, karena sekarang-sekarang bukan saat yang tepat”
“hmm.. baiklah kalau gitu, aku pergi
dulu yaa sampai nanti”ucap Dinda dan beranjak pergi dari taman kota,
“Dinda, tunggu!”cegah Aris,
Dinda menoleh dan berkata “ada apa?”
“itu, gimana ya ngomongnya, kalau kamu mau
liburan bagaimana jika sekalian ngajak Lusi?”ucap Aris,
“Lusi yaa, hmm.. yasudah nanti akan aku
coba ajak dia, kamu kapan akan ke kampung ayah kamu?”
“besok aku berangkat”jawab Aris,
“hati-hati,”ucap Dinda,
“hmp.. kalian juga”
Kemudian Dinda dan Aris pulang
kerumah mereka masing-masing, keesokah Harinya Aris siap untuk berangkat ke
kampung halaman Ayahnya, ia kesana di antar oleh ayahnya, sedangkan ayahnya
akan kembali bekerja diluar kota maka dari itu saat liburan Aris akan tinggal
dengan Bibi dan Kakek. Aris disana sampai pada sore hari, sesampainya disana ia
menikmati area pedesaan yang sejuk dan penuh dengan sawah juga gunung sebagai
latarnya dari teras rumah.
“ARIIS! Kesini nak, kakek mau ngomong”panggil
kakek Aris,
“IYAAA KEEEK!!”jawab Aris sembari
menghampiri kakeknya,
“ada apa kek?”tanya Aris,
“beliin kakek cemilan yang biasa diwarung
sana Ris, kakek mau ngemil”ucap kakek,
“iya kek, tunggu bentar yaa”jawab Aris,
Aris pun pergi kewarung dekat
rumahnya, lumayan jauh sih tapi hitung-hitung olahraga, sesampainya disana ia
ingat cemilan seperti biasa itu, yang kaya gimana kalau ia balik lagi sekarang
tenaga yang dikeluarkan lebih banyak, kemudian Aris akhirnya asal membeli
cemilan roti yang ada diwarung itu. Saat kembali ke rumah Aris langusng
dimarahi kakeknya karena salah membeli makanan, kakeknya lumayan lama memarahi
Aris sedangkan bibi Aris hanya sibuk memasak untuk makan malam, hingga didepan
rumah ada yang bertamu “PERMISI!!!” ucap suara itu yang terdengar seperti suara
gadis, bibi Aris mendengar suara itu dan menyuruh Aris utnuk membuka pintu
“ARIS BUKAIN PINTU DULU NAK, ADA TAMU!”,
“IYAA BIII!” jawab Aris,
saat Aris hendak pergi kakek Aris berkata
“abis itu kesini lagi Ris”,
mendengar itu dalam hatinya Aris berkata ‘gak ah, kupingku sakit nantinya, hihi’
kemudian Aris pun membuka pintu
rumahnya, dan ternyata saat dibuka ada teman Fani yang sedang membawa rantang
disitu, “kamu? Lagi apa disini?”tanya Aris terkejut,
“lho? Kak Aris? Kok kakak ada ditempat kek
Guntur?”jawab gadis itu,
“SIAPA RIS?!!”tanya Bibi Aris,
“oh, INI BI, eh, nama kamu siapa?”tanya
Aris,
“INI AKU BI SANTI, ALIYA!!!”
Aris kaget saat mendengar saat nama
gadis tersebubt adalah Aliya dan dalam pikirnya Aris berkata ‘Aria?’
“OH ALIYA!? AJAK MASUK AJAH RIS!! AJAK MAKAN
BARENG!”ucap Bi Santi dari Dapur,
“kau dengar itu Aria? masuk yuk?”ucap
Aris,
“Aria? aku bukan Aria kak!! Aku ALIYA
dengan L dan Y!!”ucapnya kesal,
“ohh.. ALIYA, yaudah masuk yuk!”
Kemudian Aliya pun makan malam
bersama di rumah kakek Aris, lalu setelah makan malam Aliya memberikan rantang
yang ia bawa sebelumnya pada kakeknya Aris,
“nih Kek, ada cemilan dari ibun”ucap Aliya,
“oohhh.. makasih banyak Liya, kamu tau
cemilan yang dibeli Aris, salah, padahal harusnya dia ngomong sama ibun kamu
kalo kakek mesen cemilan yang biasa”ledek kakek Aris,
Aris terlihat kesal karena ledekan kakeknya,
lalu ia berkata “yaa.. lagian mana Aris tau, mana cemilan yang kakek makan,
wleee”
“yaa, harusnya tau dong, kan ini kakek
kamu, weee”ledek kakek Aris balik,
“kakek udah ah, Aris juga jangan kaya
anak kecil kalian berdua!, maaf ya Aliya jadi ngerepotin gini”ucap Bibi Aris,
“gak papa, bi, Aliya juga seneng kok bisa
ke sini, itung-itung liburan, hihi”
“oh iya kalian gak saling
ngobrol?”tanya bibi Aris,
“maksudnya?”tanya balik Aris,
“eh? Kalian berdua lupa kali ya? Hihi, yaudah nanti kake ajah
yang kasih tau!”
“yaudah kakek, kekamar duluan ya”ucap
kakek sembari meninggalka ruang makan,
“kalau gitu Aliya juga pulang dulu ya bi,
permisi”ucap Aliya,
“EH! Tunggu Liya!”ucap bibi, lalu
bibi menyolek Aris dan berbisik “Anterin sana, cepet! Udah malem!”
Kemudian Aris menunjuk dirinya dengan muka
heran, lalu menghela nafas dan kemudian ia berkata “Aliya, aku anterin pulang
yaa”
Aliya tersenyum meilhat tingkah Aris dan
bibinya lalu ia menganggukan kepalanya,
Dalam perjalanan pulang Aris dan
Aliya cukup hening karena mereka tidak saling mengenal lebih dalam satu sama
lain, lalu ditengah keheningan itu Aliya berkata, “kak? Kakak udah baikan, sama
kak Lusi?”
“hmp? Oh itu, iyaa, makasih yaa, itu juga
berkat kamu, makasih buat ngasih semangat waktu ditaman, kamu bener-bener kaya
malaikat penolong waktu itu, hehe”ucap Aris,
“hihi, syukurlah, aku juga seneng
dengernya kak,.. omong-omong semester ini aku akan dipindahkan ke Andesia”ucap
Aliya,
“heh? Kenapa? Bukannya kalo gak salah sekolah
kamu tuh di Lilycoth ya sama kaya Fani?”tanya Aris,
“kakak tau ya, hehe, yaa tadinya aku
maunya sampai lulus disitu tapi keungannya di Lilycoth bener-bener banyak aku
jadi gak mau repotin orang tua lebih dari itu”jawab Aliya,
‘bener-bener
malaikat?’ tanya Aris dalam hatinya “kalo kamu beneran pindah, kakak
bakalan bantu buat akrabin diri sama sekolah kok ,tenang ajah hihi”ucap Aris,
“makasih ya kak”ucap Aliya,
“gak kok, itu bukan apa-apa, anggap ajah
balas budi”jawab Aris,
“iyaa, maksudnya makasih buat nganterin
sampai rumah”ucap Aliya,
“oh itu iya sama-sama”jawab Aris,
“kalo gitu, aku duluan, selamat malam
kak”
“iyaa, selamat malam Aliya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar