Part
6 – Dinda
Aris dan Lusi akhirnya naik ke
kelas XI, walau diakhir kelas Xnya saling berdiam diri satu sama lain, hingga
sekarang keadaan itu belum berubah Aris dan Lusi tetap dikelas sebelumnya yaitu
XI IPA1 dan IPA2, diminggu awal mereka masuk kelas mereka beberapa kali bertemu
tapi Lusi selalu menghindar sebelum Aris berkata sesuatu pada Lusi, akhirnya
Aris hanya dapat melihat Lusi di taman makan sendirian dari balik jendela
kelasnya. Hingga suatu saat terdengarlah kabar ada siswi pindahan yang akan
masuk ke kelas Aris. Lusi tidak peduli dengan kabar itu dalam pikirnya ia hanya
berfikir ‘bagaimana agar hubungan ia dan
Aris kembali membaik’.
Hingga saat siswi pindahan itu
tiba dan memasuki kelas bersama dengan pak Gugus, sebelum pak Gugus berkata
anak lelaki di kelas hampir semuanya berdiri dan sorak sorai karena melihat
siswi pindahan yang cantik jelita dan anggun. Pak Gugus berkata “yup.. para
serigala sekalian semuanya tenang, etto.. silakan kenalkan dirimu”
Aris yang tadinya hanya melihat keluar jendela
melirik sedikit perempuan tersebut untuk memperhatikan perkenalannya.
“kenalkan namaku Dinda Lestari salam kenal,
panggil saja aku Dinda,” ucap perempuan itu, lalu Aris kembali melihat keluar
jendela setelah perkenalan tersebut.
“yaa.. Aris!”panggil pak Gugus,
“ya pak!”jawab Aris dan kaget,
“biarkan Dinda duduk disamping kursi
mu”ucap pak Gugus, lalu Aris hanya mengangguk.
Kemudian Dinda berjalan menuju
kursi sebelah Aris yang berada dipojok kelas, lalu Dinda bergumam “jadi dia
Aris,” Aris mendengar gumaman Dinda lalu menjawabnya “memang ada apa?”
“eh kau mendengarku? Tidak, tidak ada
apa-apa!”jawab Dinda dengan senyum kecil.
Saat jam istirahat Dinda di
kerumuni oleh siswa dan siswi di kelas, Aris sebenarnya merasa terganggu tapi
ia berusaha menghiraukannya, dan tetap melihat Lusi yang berada di taman. Dan
Dinda sempat melihat Aris sedang memandangi Lusi yang duduk di taman, lalu
Dinda bertanya saat jam pelajaran “Ris tadi itu cewek kamu?”
“tadi, maksudnya?”tanya Aris balik,
“cewek yang ada di taman”perjelas Dinda,
“hmm.. kenapa setiap orang mengira dia itu
pacarku?”tanya Aris keheranan,
“yaa kalau laki-laki melihat wanita seperti
itu bukan tidak mungkin jika laki-laki tersebut menyukai wanita itu
bukan?”jawab Dinda,
Aris kemudian melihat Dinda, lalu berkata
“iya sih, tapi dia bukan pacarku, dia sahabatku, entah sekarang dia
menganggapku apa, haha”
“hmm.. ada masalah yaa?”tanya Dinda,
“begitulah”jawab Aris,
Setelah itu Aris dan Dinda
menjadi lebih sering mengobrol tentang konsultasi masalah Aris dengan Lusi,
begitu juga dengan Aris dan Alana yang kini makin sering bertemu, suatu saat
ketika Aris sedang dalam perjalanan pulang ia melihat Lusi sedang membeli
sesuatu di toko dekat rumah Lusi, lalu Aris berdiri samping pintu toko
tersebut, saat Lusi keluar Aris memanggil Lusi, lalu Lusi menengok dan saat
Lusi sadar bahwa yang memanggilnya Aris, Lusi langsung terlihat murung dan
seperti tidak tau harus berkata apa,
“Lus.. itu.. a-aku.. aku.. aku minta
maaf!”ucap Aris,
“untuk apa?”tanya Lusi,
“ya.. yahh.. itu.. aku juga tidak
tau”jawab Aris,
“aneh, aku pulang dulu”ujar Lusi,
Saat Lusi menjauh Aris berteriak
“SE-SETIDAKNYA.. SETIDAKNYA, kasih tau aku kenapa hubungan kita berubah”
Mendengar itu Lusi langsung berfikir ‘aku juga tidak tau dasar siput bodoh, aku
juga, tidak mau seperti ini’ tapi Lusi tidak berkata apa-apa dan langsung
meninggalkan Aris.
Keesokan harinya Aris kembali
menlihat Lusi dari jendela kelas dan tetap tidak dapat berbicara padanya, lalu
ia ditegur oleh Dinda ”Hoi Ris!” Aris hanya melirik dan berkata “Apa?”
“aku sudah tau kenapa ia bersikap seperti itu”
ucap Dinda,
“benarkah?! Kenapa?!”tanya Aris,
“untuk itu, besokkan minggu, jalanlah
denganku!”ucap Dinda,
“ha?!”Aris kebingungan,
“maksudnya aku akan ceritakan semua besok
saat kamu jalan dengan ku, yaaa.. walau itu tergantung keputusan kamu mau atau
tidaknya”jelas Dinda,
Aris terlihat bingung awalnya lalu ia
berkata “baiklah! Besok jalanlah dengan ku”
Seluruh kelas mendengar hal itu
dan melihat Aris dan Dinda sedang berhadap-hadapan, dan suasana kelas menjadi
ramai karena mendengar Aris mengajak Dinda untuk kencan, dan kabarnya hingga
sampai keluar kelas, tapi untungnya kabar yang sedikit salah itu tidak sampai
ketelinga Lusi.
Sepulang sekolah Aris
berpaspasan dengan Lusi tapi Lusi langsung berjalan dengan cepat dan Aris
mengejarnya, lalu saat Lusi terkejar Aris berkata “Lus.. kumohon kasih tau aku,
kenapa kau selalu menghindar”
“berisik bodoh! Pergi dari hadapanku!” ucap
Lusi dan berlari meninggalkan Aris,
Aris tidak mampu mengejar Lusi lagi, lalu
ia melanjutkan perjalanan pulangnya, sepanjang perjalanan ia berfikir ‘Aria, bagaimana kabarmu disana? Disini aku
memiliki masalah, semoga kau baik-baik saja’
keesokan harinya Aris segera pergi ketaman dan
bertemu dengan Dinda, mereka berdua berjalan-jalan kesekeliling kota walau
sepanjang perjalanan Aris terlihat terpaksa tapi Dinda tetap menikmati itu
semua, lalu pergilah mereka berdua ke kafe, disana mereka istirahat dan
disanalah pertanyaan Aris mulai keluar,
“kenapa kamu ingin melakukan itu semua?”tanya
Aris,
Dinda yang tadinya terlihat bahagia sedikit
merenung dan berkata “kau tau Ris dulu, aku memliki tubuh yang lemah beberapa
kali keluar masuk rumah sakit, lalu saat aku sembuh aku tidak dapat melakukan
banyak hal karena orang tua ku yang cemas dan takut aku akan kembali sakit,
tapi jika ada seseorang yang menemaniku kupikir itu akan membuat mereka sedikit
tenang dan mengizinkanku keluar dan alhasil di sinilah aku!”ucap Dinda
“hmm..
kalau begitu kau sudah selesai?”tanya Aris lagi,
Dinda
menengok ke arah Aris dan melihat Aris siap pergi dengan mengulurkan tangannya,
“kita mulai lagi, dari awal”ucap Aris,
“hmp!” Dinda mengangguk kegirangan.
Aris dan Dinda kembali bersenang-senang
selama kencan mereka, walau Aris pikir ada yang salah tapi ia juga berfikir apa
salahnya menghibur diri sendiri, kemudian setelah selesai Aris mengajak Dinda
ke taman yang biasanya ia dan Lusi jalan-jalan berdua, lalu Aris duduk dibangku
taman tersebut dan Dinda duduk disamping Aris.
Kemudian Dinda memanggil Aris,
saat Aris menengok Dinda hampir saja mencium Aris, Aris terlihat terkejut dan
tidak berbuat apa-apa, dan bibir Dinda dan Aris saling berdekatan hampir saja
Dinda mencium Aris dan kebetulan Lusi sedang berada ditaman itu dan melihat Aris
juga Dinda hampir berciuman, melihat hal itu Lusi langsung pergi dari taman
dengan air matanya dan Aris tidak tau kalau ia menyakiti Lusi lebih dalam dari
Alana, lalu Dinda mengurungkan niatnya dan berbisik ditelinga Aris dan berkata “tadi
kamu sempat memikirkan dia kan?” lalu Dinda berdiri dan membelakangi Aris, Aris
terkejut dan melihat Dinda dari belakang lalu Dinda kembali berkata “Aris.. apa
kamu masih mencintainya? Teman masa kecil kamu” Aris berfikir ‘Lusi bukan teman
masa kecilku, apa mungkin?’
“dari mana kamu tau Aria?”
“hmm.. aku belum cerita ya? Aku pindahan
dari luar provinsi dan satu sekolah dengan Aria bahkan satu kelas”ucap Dinda,
Aris terkejut dan berkata “Aria? Apa dia
baik-baik saja?”
“kenapa kau begitu memikirkan Aria?”tanya
Dinda,
“karena aku mencintainya”jawab Aris dengan
tegas,
“bagaimana jika aku katakan kalau Aria sama
sekali tidak memikirkan mu?”tanya Dinda,
“Aria pasti akan memikirkanku”jawab Aris,
Mendengar jawaban Aris Dinda tersenyum kecil
dan berkata “yang itu atau pun yang ini mereka sama saja, apa-apaan itu”
“apa maksudmu?”tanya Aris,
“tepat seperti yang kamu katakan, Aria selalu
memikirkanmu setiap saat selalu saja berbicara sendiri tentangmu, kisah cinta
macam apa coba? Jika mau ketemu ya, ketemu jangan hanya berbicara saja”ucap
Dinda kesal,
Mendengar itu membuat Aris kesal dan
berkata “kau pikir aku selama ini tidak berbuat apa-apa? Aku selalu memohon
pada orang tuaku agar mengizinkanku bertemu Aria tapi tetap saja dilarang, dan
saat aku ada kesempatan bertemu dengannya ada saja hambatan yang berusaha agar
aku tidak dapat bertemu dengannya, kamu pikir itu cukup mudah dilakukan!”
“yahh.. lupakan apa yang kukatakan”ucap
Dinda,
“aku juga minta maaf”ucap Aris,
Dinda tersenyum lalu berkata lalu tertawa “bodoh,
hahaha”
Aris ikut tertawa dengan Dinda, lalu
setelah itu Dinda berbisik pada Aris “paling tidak berilah kami kesempatan”
“apa?”tanya Aris,
“Tidak apa-apa.. pulang yuk”ajak Dinda,
“hmp”Aris menganggukan kepalanya,
Lalu Lusi sesampainya dirumah ia
menangis keras dikamarnya bahkan Fanin bisa mendengar tangisan kakaknya itu,
Fani merasa bersalah pada kakaknya dan berkali-kali Fani mencoba agar Lusi
keluar kamar dan menenangkan diri tapi ajakan Fani tetap dihiraukan oleh Lusi.
MCD
BalasHapusMCD - MGM National 경상남도 출장샵 Harbor 양주 출장샵 | Hotel Casino 서귀포 출장샵 & Spa, 성남 출장마사지 Atlantic City, 구미 출장샵 NJ