Jumat, 11 Agustus 2017

Rendevou - Dinda Part 6 oleh blogger santai

Part 6 – Dinda

                Aris dan Lusi akhirnya naik ke kelas XI, walau diakhir kelas Xnya saling berdiam diri satu sama lain, hingga sekarang keadaan itu belum berubah Aris dan Lusi tetap dikelas sebelumnya yaitu XI IPA1 dan IPA2, diminggu awal mereka masuk kelas mereka beberapa kali bertemu tapi Lusi selalu menghindar sebelum Aris berkata sesuatu pada Lusi, akhirnya Aris hanya dapat melihat Lusi di taman makan sendirian dari balik jendela kelasnya. Hingga suatu saat terdengarlah kabar ada siswi pindahan yang akan masuk ke kelas Aris. Lusi tidak peduli dengan kabar itu dalam pikirnya ia hanya berfikir ‘bagaimana agar hubungan ia dan Aris kembali membaik’.
                Hingga saat siswi pindahan itu tiba dan memasuki kelas bersama dengan pak Gugus, sebelum pak Gugus berkata anak lelaki di kelas hampir semuanya berdiri dan sorak sorai karena melihat siswi pindahan yang cantik jelita dan anggun. Pak Gugus berkata “yup.. para serigala sekalian semuanya tenang, etto.. silakan kenalkan dirimu”
Aris yang tadinya hanya melihat keluar jendela melirik sedikit perempuan tersebut untuk memperhatikan perkenalannya.
   “kenalkan namaku Dinda Lestari salam kenal, panggil saja aku Dinda,” ucap perempuan itu, lalu Aris kembali melihat keluar jendela setelah perkenalan tersebut.
       “yaa.. Aris!”panggil pak Gugus,
     “ya pak!”jawab Aris dan kaget,
       “biarkan Dinda duduk disamping kursi mu”ucap pak Gugus, lalu Aris hanya mengangguk.
                Kemudian Dinda berjalan menuju kursi sebelah Aris yang berada dipojok kelas, lalu Dinda bergumam “jadi dia Aris,” Aris mendengar gumaman Dinda lalu menjawabnya “memang ada apa?”
   “eh kau mendengarku? Tidak, tidak ada apa-apa!”jawab Dinda dengan senyum kecil.
                Saat jam istirahat Dinda di kerumuni oleh siswa dan siswi di kelas, Aris sebenarnya merasa terganggu tapi ia berusaha menghiraukannya, dan tetap melihat Lusi yang berada di taman. Dan Dinda sempat melihat Aris sedang memandangi Lusi yang duduk di taman, lalu Dinda bertanya saat jam pelajaran “Ris tadi itu cewek kamu?”
     “tadi, maksudnya?”tanya Aris balik,
   “cewek yang ada di taman”perjelas Dinda,
     “hmm.. kenapa setiap orang mengira dia itu pacarku?”tanya Aris keheranan,
   “yaa kalau laki-laki melihat wanita seperti itu bukan tidak mungkin jika laki-laki tersebut menyukai wanita itu bukan?”jawab Dinda,
      Aris kemudian melihat Dinda, lalu berkata “iya sih, tapi dia bukan pacarku, dia sahabatku, entah sekarang dia menganggapku apa, haha”
   “hmm.. ada masalah yaa?”tanya Dinda,
      “begitulah”jawab Aris,
                Setelah itu Aris dan Dinda menjadi lebih sering mengobrol tentang konsultasi masalah Aris dengan Lusi, begitu juga dengan Aris dan Alana yang kini makin sering bertemu, suatu saat ketika Aris sedang dalam perjalanan pulang ia melihat Lusi sedang membeli sesuatu di toko dekat rumah Lusi, lalu Aris berdiri samping pintu toko tersebut, saat Lusi keluar Aris memanggil Lusi, lalu Lusi menengok dan saat Lusi sadar bahwa yang memanggilnya Aris, Lusi langsung terlihat murung dan seperti tidak tau harus berkata apa,
     “Lus.. itu.. a-aku.. aku.. aku minta maaf!”ucap Aris,
   “untuk apa?”tanya Lusi,
     “ya.. yahh.. itu.. aku juga tidak tau”jawab Aris,
   “aneh, aku pulang dulu”ujar Lusi,
      Saat Lusi menjauh Aris berteriak “SE-SETIDAKNYA.. SETIDAKNYA, kasih tau aku kenapa hubungan kita berubah”
    Mendengar itu Lusi langsung berfikir ‘aku juga tidak tau dasar siput bodoh, aku juga, tidak mau seperti ini’ tapi Lusi tidak berkata apa-apa dan langsung meninggalkan Aris.
                Keesokan harinya Aris kembali menlihat Lusi dari jendela kelas dan tetap tidak dapat berbicara padanya, lalu ia ditegur oleh Dinda ”Hoi Ris!” Aris hanya melirik dan berkata “Apa?”
   “aku sudah tau kenapa ia bersikap seperti itu” ucap Dinda,
     “benarkah?! Kenapa?!”tanya Aris,
   “untuk itu, besokkan minggu, jalanlah denganku!”ucap Dinda,
     “ha?!”Aris kebingungan,
   “maksudnya aku akan ceritakan semua besok saat kamu jalan dengan ku, yaaa.. walau itu tergantung keputusan kamu mau atau tidaknya”jelas Dinda,
     Aris terlihat bingung awalnya lalu ia berkata “baiklah! Besok jalanlah dengan ku”
                Seluruh kelas mendengar hal itu dan melihat Aris dan Dinda sedang berhadap-hadapan, dan suasana kelas menjadi ramai karena mendengar Aris mengajak Dinda untuk kencan, dan kabarnya hingga sampai keluar kelas, tapi untungnya kabar yang sedikit salah itu tidak sampai ketelinga Lusi.
                Sepulang sekolah Aris berpaspasan dengan Lusi tapi Lusi langsung berjalan dengan cepat dan Aris mengejarnya, lalu saat Lusi terkejar Aris berkata “Lus.. kumohon kasih tau aku, kenapa kau selalu menghindar”
   “berisik bodoh! Pergi dari hadapanku!” ucap Lusi dan berlari meninggalkan Aris,
      Aris tidak mampu mengejar Lusi lagi, lalu ia melanjutkan perjalanan pulangnya, sepanjang perjalanan ia berfikir ‘Aria, bagaimana kabarmu disana? Disini aku memiliki masalah, semoga kau baik-baik saja
keesokan harinya Aris segera pergi ketaman dan bertemu dengan Dinda, mereka berdua berjalan-jalan kesekeliling kota walau sepanjang perjalanan Aris terlihat terpaksa tapi Dinda tetap menikmati itu semua, lalu pergilah mereka berdua ke kafe, disana mereka istirahat dan disanalah pertanyaan Aris mulai keluar,
     “kenapa kamu ingin melakukan itu semua?”tanya Aris,
   Dinda yang tadinya terlihat bahagia sedikit merenung dan berkata “kau tau Ris dulu, aku memliki tubuh yang lemah beberapa kali keluar masuk rumah sakit, lalu saat aku sembuh aku tidak dapat melakukan banyak hal karena orang tua ku yang cemas dan takut aku akan kembali sakit, tapi jika ada seseorang yang menemaniku kupikir itu akan membuat mereka sedikit tenang dan mengizinkanku keluar dan alhasil di sinilah aku!”ucap Dinda
     “hmm.. kalau begitu kau sudah selesai?”tanya Aris lagi,
   Dinda menengok ke arah Aris dan melihat Aris siap pergi dengan mengulurkan tangannya,
     “kita mulai lagi, dari awal”ucap Aris,
   “hmp!” Dinda mengangguk kegirangan.
                Aris dan Dinda kembali bersenang-senang selama kencan mereka, walau Aris pikir ada yang salah tapi ia juga berfikir apa salahnya menghibur diri sendiri, kemudian setelah selesai Aris mengajak Dinda ke taman yang biasanya ia dan Lusi jalan-jalan berdua, lalu Aris duduk dibangku taman tersebut dan Dinda duduk disamping Aris.
                Kemudian Dinda memanggil Aris, saat Aris menengok Dinda hampir saja mencium Aris, Aris terlihat terkejut dan tidak berbuat apa-apa, dan bibir Dinda dan Aris saling berdekatan hampir saja Dinda mencium Aris dan kebetulan Lusi sedang berada ditaman itu dan melihat Aris juga Dinda hampir berciuman, melihat hal itu Lusi langsung pergi dari taman dengan air matanya dan Aris tidak tau kalau ia menyakiti Lusi lebih dalam dari Alana, lalu Dinda mengurungkan niatnya dan berbisik ditelinga Aris dan berkata “tadi kamu sempat memikirkan dia kan?” lalu Dinda berdiri dan membelakangi Aris, Aris terkejut dan melihat Dinda dari belakang lalu Dinda kembali berkata “Aris.. apa kamu masih mencintainya? Teman masa kecil kamu” Aris berfikir ‘Lusi bukan teman masa kecilku, apa mungkin?’
     “dari mana kamu tau Aria?”
   “hmm.. aku belum cerita ya? Aku pindahan dari luar provinsi dan satu sekolah dengan Aria bahkan satu kelas”ucap Dinda,
     Aris terkejut dan berkata “Aria? Apa dia baik-baik saja?”
   “kenapa kau begitu memikirkan Aria?”tanya Dinda,
     “karena aku mencintainya”jawab Aris dengan tegas,
   “bagaimana jika aku katakan kalau Aria sama sekali tidak memikirkan mu?”tanya Dinda,
     “Aria pasti akan memikirkanku”jawab Aris,
   Mendengar jawaban Aris Dinda tersenyum kecil dan berkata “yang itu atau pun yang ini mereka sama saja, apa-apaan itu”
     “apa maksudmu?”tanya Aris,
   “tepat seperti yang kamu katakan, Aria selalu memikirkanmu setiap saat selalu saja berbicara sendiri tentangmu, kisah cinta macam apa coba? Jika mau ketemu ya, ketemu jangan hanya berbicara saja”ucap Dinda kesal,
     Mendengar itu membuat Aris kesal dan berkata “kau pikir aku selama ini tidak berbuat apa-apa? Aku selalu memohon pada orang tuaku agar mengizinkanku bertemu Aria tapi tetap saja dilarang, dan saat aku ada kesempatan bertemu dengannya ada saja hambatan yang berusaha agar aku tidak dapat bertemu dengannya, kamu pikir itu cukup mudah dilakukan!”
   “yahh.. lupakan apa yang kukatakan”ucap Dinda,
     “aku juga minta maaf”ucap Aris,
   Dinda tersenyum lalu berkata lalu tertawa “bodoh, hahaha”
     Aris ikut tertawa dengan Dinda, lalu setelah itu Dinda berbisik pada Aris “paling tidak berilah kami kesempatan”
     “apa?”tanya Aris,
   “Tidak apa-apa.. pulang yuk”ajak Dinda,
     “hmp”Aris menganggukan kepalanya,

                Lalu Lusi sesampainya dirumah ia menangis keras dikamarnya bahkan Fanin bisa mendengar tangisan kakaknya itu, Fani merasa bersalah pada kakaknya dan berkali-kali Fani mencoba agar Lusi keluar kamar dan menenangkan diri tapi ajakan Fani tetap dihiraukan oleh Lusi.

1 komentar: