Sabtu, 19 Agustus 2017

Rendevou - Aku Membencimu Part 7 oleh blogger santai

Part 7 – Aku Membencimu

                Keesokan harinya Fanin bertanya pada Lusi yang masih mengurung diri dikamarnya, “Kak apa hari ini kau akan sekolah?” tanya Fani dengan cemas, tapi Lusi hanya diam saja dikamarnya, kemudian Fani menghela nafasnya dan berencana pergi kesekolah Lusi lalu seorang gadis memanggilnya dari  luar rumah “FANIII!!,.. kau sudah siap? Ayo berangkat!” teriak gadis tersebut,
     “Iyaaa!! Tunggu sebentar” balas Fani kepada gadis itu, “kak, aku berangkat dulu jangan lupa untuk makan ya, makanannya suah aku siapkan di meja makan, aku berangkat dulu” ucap Fani pada Lusi,
                Kemudian Fani pergi keluar rumah dan bertemu dengan gadis itu, lalu mereka pun mengobrol dalam perjalanan, Fani bertanya pada gadis itu “hei.. apa kau mau menemani aku sebentar?”
   “mau kemana?” tanya gadis tersebut,
       “aku mau mengantarkan surat kakakku kesekolahnya, hari ini dia tidak masuk” ucap Fani,
   “hmm.. sekolah kakakmu dimana?”
       “Andesia! Mau menemaniku”
   “hmp.. ayo!”
                Lalu Fani dan gadis tersebut pergi ke sekolah Lusi dan menghantarkan surat keruang guru dan menyerahkannya pada walikelas Lusi, saat mereka akan pergi dan sedang berjalan di koridor mereka berpas pasan dengan Aris, mereka terhenti sejenak dan kemudian Aris berkata “yo.. Fani, Kau baik-baik saja?” Fani hanya memalingkan wajahnya dan gadis yang bersama Fani masih melamun melihat Aris.
       “Fani, sedang apa disini?” tanya Aris,
     “kau akan tahu sendiri! Ayo pergi”ucap Fani dan mengajak gadis yang bersamanya pergi melewati Aris,
                Saat Fani melewati Aris ia berpas-pasan lagi dengan Dinda, Dinda yang melihat mereka berdua hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, tapi kemudian Fani dan gadis itu langsung pergi menuju pintu keluar.
     “Siapa gadis itu?”tanya Dinda pada Aris,
        “dia? Dia Fani adiknya Lusi”jawab Aris,
     “hmmm.. kira-kira sedang apa ya dia disini”ucap Dinda bertanya-tanya,
        “entah, mau kekelas?”ajak Aris,
     “aku nanti, kamu duluan aja”ucap Dinda,
                Kemudian Aris langsung pergi kekelasnya, saat istirahat seperti biasa Aris selalu melihat jendela dekat kursinya agar bisa melihat Lusi ditaman, tapi kali ini ia tidak melihat Lusi disana, Aris terus mengawasi taman tersebut kemudian ia disapa oleh Dinda, “yo! Masih melihat perempuan itu?”tanya Dinda,
        “begiitulah”jawab Aris,
     Kemudian Dinda ikut melihat ke jendela ternyata tidakk ada siapa-siapa “eh? Dimana perempuan itu?” tanya Dinda,
        “entahlah”jawab Aris,
     “kenapa kau tidak kekelasnya saja?”ucap Dinda,
        Mendengar itu Aris langsung mengubah posisi duduknya dan menghadap ke Dinda, lalu Aris berkata pada Dinda “dengakan ya Dinda, kalau masalahnya semudah itu maka aku tidak akan disini dan melihat Lusi dari jendela seperti seorang penguntit, mengerti?”
     Dinda menganggukan kepalanya lalu berkata “mengerti! Tapi apa kau sudah mencoba kekelasnya?”
        “belum”jawab Aris,
     “kalau begitu cobalah, terus bertanya padanya”ucap Dinda,
        Aris terlihat lesu lalu berkata ke Dinda “kalau gitu mau kau menemaniku?”
     “gak! Pergi saja sendiri!”jawab Dinda dengan tegas,
                Aris terlihat patah semangat mendengar hal itu, ia takut apa baik biak saja jika Aris bertemu dengan Lusi, lalu Aris membulatkan tekadnya dan pergi kekelas Lusi di istirahat kedua, tapi saat Aris kekelas Lusi ternyata Lusi tidak berangkat sekolah dan ia baru sadar itu alasan Fani pergi kesekolah ini saat pagi tadi, lalu dari belakang Dinda menyapa Aris,
     “Yo! Kau berhasil bertemu dengannya?” tanya Dinda,
        Aris menggelengkan kepalanya dan membuat wajah lesu,
      Melihat itu Dinda bergumam “lagi lagi kau membuat wajah seperti itu, kenapa kau selalu terlihat seperti orang yang paling menderita!”
                Kemudian Aris pergi kekelas dan Dinda masih di dekat kelasnya Lusi, lalu hari minggu pun tiba, hari dimana Aris tidak tau harus berbuat apa, hari minggu Aris hanya membantu orang tua Aria membersihakan rumah mereka, karena rumah Aris hari minggu ini kosong, lalu saat sedang membersihkan rumah ibu Aria berkata “sudah lama ya Aris tidak main kesini” ucap ibu Aria,
    “hihi.. maaf ya bu soalnya Aris banyak kegiatan juga.. hehehe” ucap Aris,
       “padahal kalo Aria disini kamu pasti beih sering kesini, yakan mah”canda Ayah Aria,
     “yaa itukan karena anak ibu sama bapak terlalu cantik jadi bawaannya mau kesini terus” canda balik Aris,
        “ah bisa ajah kamu Ris”ucap ibu Aria,
                Ia tau jika itu bukan rumahnya tapi tetap saja ia merasa jika rumah ini juga seperti rumah Aris untuk pulang. Setelah membersihkan rumah Aris bersantai diruang tamu bersama dengan ayahnya Aria lalu ibu Aria memanggil ayah Aria “paaahh! Air untuk mandinya sudah siap!”ucap ibu Aria,
   “iya bun!” jawab ayah Aria,
   “Ris kamu dulu ajah yang mandi, bapak masih capek”ucap ayah Aria,
      “hmp, iya pak, kalau gitu aku duluan ya”ucap Aris,
                Lalu Aris menyegarkan tubuhnya di kamar mandi rasa lelah pada tubuhnya sedikit demi sedikit menghilang, setelah mandi Aris langsung disuruh ibu Aria untuk membeli beberapa bahan makanan dan Aris pun pergi ketoko kelontong dekat rumahnya saat perjalanan pulang ia berfikir ‘apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lusi yaa’ ucap aris dalam pikirnya, lalu sesampainya ia kembali kerumah Aria ia pun memantapkan hatinya dan pergi kerumah Lusi, saat itu disana ia melihat Dinda yang sedang berlari mengejar Lusi, lalu Fani keluar dari rumah dan mendekati Aris lalu Fani berkata “kak tolong kejar kak Lusi! Kumohon!” ucap Fani dengan tangisan dimukanya,
               “Aku aka mengejar mereka tunggu disini!”ucap Aris, kemudian Aris langsung segera berlari mengejar mereka berdua, ia tidka tahu harus kemana mencari mereka berdua terlebih lagi ia tidak tau masalahnya kenapa Dinda bisa tau rumah Lusi dan mengejar Lusi seperti itu, lalu sepintas ia melihat Dinda yang sedang berlari kebingungan, lalu Aris memanggil Dinda,
      “DINDA!!”teriak Aris,
    Dinda yang sedang berlari kemudian menengok ke Aris lalu berkata “ada apa?”
      “itu kalimatku ada apa sebenarnya? Kenapa kamu tiba-tiba mengejar Lusi?”tanya Aris,
    Dinda kemudian membuang mukanya dan melanjutkan larinya,
      Aris kemudian kembali mengejar Dinda lalu berkata “Dinda! Tunggu! jawab aku! Dinda” ucap Aris sembari berlari,
    Kemudian Dinda menghentikan langkahnya dan Aris juga berhenti dibelakangnya lalu Dinda berkata “kau tau Ris, aku benar-benar muak melihat kalian berdua!”
       Aris terdiam dan bertanya “Apa maksudmu?”
    “seperti kataku, aku muak, kalian bilang, kalian bersahabat, tapi apa sahabat selalu saling diam seperti itu? Kalian pikir kalian yang paling menderita di dunia ini?”ucap Dinda,
       “aku benar-benar tidak mengerti maksudmu”ucap Aris,
    “bodoh.. aku hanya berkata, kalian berdua harus berbicara satu sama lain, berbaikan atau akhiri semuanya, itu maksudku!”ucap Dinda,
        Aris terdiam mendengar Dinda, dan Dinda pun kembali berlari mencari Lusi, Aris berfikir dengan keras dalam kepalanya, apa yang dimaksud ‘berbaikan atau akhiri semuanya, dari tadi Dinda berbicara apa? Apa aku benar-benar sebodoh itu?
                Setelah itu Aris pergi ketaman kota untuk menenangkan pikirannya disana ia duduk terdiam dan berusaha untuk tenang, lalu tepat didepan matanya ia melihat Lusi sedang berjalan kaki dan kelelahan, saat Aris ingin mendekati Lusi ia terfikir kata-kata Dinda tentang mengakhiri semuanya, ia menjadi ragu dan dari hadapannya terdengar suara “kakak?” Aris kemudian melihat arah suara itu dan ternyata suara tersebut berasal dari gadis yang bersama Fani saat ke sekolah Andesia saat Lusi tidak berangkat.
   “sedang apa kakak disini?”tanya gadis itu,
      “itu, ini, bagaimana ya”ucap Aris tidak tau berkata apa,
   Lalu gadis itu melihat Lusi dan kemudian berkata “kenapa tidak berbaikan saja?”
       Aris kaget dan melihat gadis itu penuh dengan harapan dan bertanya “maksudmu?”
   “soalnya dia itu sahabat kakak kan, cukup berbaikan saja”ucap gadis tersebut
                Aris tersenyum mendengar kata gadis itu dan gadis itupun ikut tersenyum lalu gadis itu mendorong Aris dari belakang dan berkata “kejar dia, dan berbaikanlah kak, sampai nanti” ucap gadis itu dan tersenyum manis, “terima kasih”ucap Aris, lalu Aris pergi mendekati Lusi, dan Lusi sadar Aris sedang kearahnya, lalu Aris berkata pada Lusi “Lusi maafkan aku!”
    “untuk apa kamu minta maaf? Sudah kubilang bukan, kalau kau tidak punya salah”ucap Lusi,
  Dinda pun melihat Lusi dan Aris sedang berbicara dan mendengarkannya dari kejauhan,
       “kalau begitu biarkan hubungan kita seperti dulu lagi!” ucap Aris,
     “seperti dulu gimana?” tanya Lusi sembari membuang mukanya,
       “seperti dulu, seperti Siput dan Setan!”jawab Aris,
     “kita ini manusia, Bodoh!” jawab Lusi,
        “AKU TAHU KITA MANUSIA!!! TAPI AKU INGIN KITA AKRAB SEPERTI DULU SETAN!!” teriak Aris dengan meluapkan amarahnya,
     “KALAU GITU BERHENTI MEMANGGILKU SETAN!! DASAR SIPUT BEGO!!” balas Lusi yang juga marah,
        “KAU SENDIRI JUGA MEMANGGILKU SIPUT, DASAR SETAN!”
     “YA ITU SALAH MU KENAPA KAMU BEGITU BODOH DASAR SIPUT, MEMELUK ADIK SAHABAT KAMU SENDIRI, KAMU PIKIR MUKA SEPERTI APA YANG HARUS KUPERLIHATKAN PADAMU! DASAR SIPUT BEGO, BODOH, GAK PUNYA OTAK!”
        “KAU BILANG ITU BUKAN MASALAH, LAGI PULA BERAPA KALI AKU SUDAH MINTA MAAF MASALAH ITU, DASAR SETAN SIALAN!”
      “YAA MASALAHNYA BUKAN ITU SIPUT, KAMU PIKIR DENGAN MEMINTA MAAF KAMU BISA MEMBERI TAHU AKU, MUKA YANG HARUS AKU PERLIHATKAN PADAMU, LAGI PULA, KAU- , KAU PASTI MEMBENCIKU KAN!?”
         “YAAA.. AKU MEMBENCIMU, BENAR BENAR MEMBENCIMU, SANGAT MEMBENCIMU.. LEBIH BENCI DARI SIAPAPUN!”
       Mendengar itu Lusi langsung diam dan terlihat Shok dan menahan tangisnya dan berlari pergi dari hadapan Aris, lalu saat Lusi sedang berlari Aris kembali berteriak,
          “TAPI!!!!”teriak Aris,
       Kemudian Lusi kembali menengok dan terlihat wajahnya yang menangis,
          Aris mendekati Lusi dan memeluknya lalu berkata “Tapi-, tapi Lus, Kau juga harus tau, kalau kau itu spesial, mengerti”
       Lusi kemudian tediam dan tertawa kecil sembari menangis dan berkata “lepaskan, aku malu tahu”
            “ah.. maaf!”ucap Aris,
       “lagi pula apa- apaan itu, dasar Aneh”
           “kaukan sudah tau aku aneh”ucap Aris,
       “hihi, pulang yuk, siput”ucap Lusi dan tesenyum,

Aris menganggukan kepalanya dan merka berdua pun pergi pulang dari taman, kemudian Dinda yang ada disana juga hanya tersenyum dan berkata “dengan begini cukupkan? Aria?” lalu Dinda pergi dari taman dan menghampiri Aris juga Lusi, mereka bertiga pun pulang kerumah Lusi bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar