Part
7 – Aku Membencimu
Keesokan harinya Fanin bertanya
pada Lusi yang masih mengurung diri dikamarnya, “Kak apa hari ini kau akan
sekolah?” tanya Fani dengan cemas, tapi Lusi hanya diam saja dikamarnya,
kemudian Fani menghela nafasnya dan berencana pergi kesekolah Lusi lalu seorang
gadis memanggilnya dari luar rumah
“FANIII!!,.. kau sudah siap? Ayo berangkat!” teriak gadis tersebut,
“Iyaaa!! Tunggu sebentar” balas Fani
kepada gadis itu, “kak, aku berangkat dulu jangan lupa untuk makan ya,
makanannya suah aku siapkan di meja makan, aku berangkat dulu” ucap Fani pada
Lusi,
Kemudian Fani pergi keluar rumah
dan bertemu dengan gadis itu, lalu mereka pun mengobrol dalam perjalanan, Fani
bertanya pada gadis itu “hei.. apa kau mau menemani aku sebentar?”
“mau kemana?” tanya gadis tersebut,
“aku mau mengantarkan surat kakakku
kesekolahnya, hari ini dia tidak masuk” ucap Fani,
“hmm.. sekolah kakakmu dimana?”
“Andesia! Mau menemaniku”
“hmp.. ayo!”
Lalu Fani dan gadis tersebut
pergi ke sekolah Lusi dan menghantarkan surat keruang guru dan menyerahkannya
pada walikelas Lusi, saat mereka akan pergi dan sedang berjalan di koridor
mereka berpas pasan dengan Aris, mereka terhenti sejenak dan kemudian Aris
berkata “yo.. Fani, Kau baik-baik saja?” Fani hanya memalingkan wajahnya dan
gadis yang bersama Fani masih melamun melihat Aris.
“Fani, sedang apa disini?” tanya Aris,
“kau akan tahu sendiri! Ayo pergi”ucap
Fani dan mengajak gadis yang bersamanya pergi melewati Aris,
Saat Fani melewati Aris ia
berpas-pasan lagi dengan Dinda, Dinda yang melihat mereka berdua hanya
tersenyum dan melambaikan tangannya, tapi kemudian Fani dan gadis itu langsung
pergi menuju pintu keluar.
“Siapa gadis itu?”tanya Dinda pada Aris,
“dia? Dia Fani adiknya Lusi”jawab Aris,
“hmmm.. kira-kira sedang apa ya dia disini”ucap
Dinda bertanya-tanya,
“entah, mau kekelas?”ajak Aris,
“aku nanti, kamu duluan aja”ucap Dinda,
Kemudian Aris langsung pergi
kekelasnya, saat istirahat seperti biasa Aris selalu melihat jendela dekat
kursinya agar bisa melihat Lusi ditaman, tapi kali ini ia tidak melihat Lusi
disana, Aris terus mengawasi taman tersebut kemudian ia disapa oleh Dinda, “yo!
Masih melihat perempuan itu?”tanya Dinda,
“begiitulah”jawab Aris,
Kemudian Dinda ikut melihat ke jendela
ternyata tidakk ada siapa-siapa “eh? Dimana perempuan itu?” tanya Dinda,
“entahlah”jawab Aris,
“kenapa kau tidak kekelasnya saja?”ucap Dinda,
Mendengar itu Aris langsung mengubah
posisi duduknya dan menghadap ke Dinda, lalu Aris berkata pada Dinda “dengakan
ya Dinda, kalau masalahnya semudah itu maka aku tidak akan disini dan melihat
Lusi dari jendela seperti seorang penguntit, mengerti?”
Dinda menganggukan kepalanya lalu berkata “mengerti!
Tapi apa kau sudah mencoba kekelasnya?”
“belum”jawab Aris,
“kalau begitu cobalah, terus bertanya
padanya”ucap Dinda,
Aris terlihat lesu lalu berkata ke Dinda “kalau
gitu mau kau menemaniku?”
“gak! Pergi saja sendiri!”jawab Dinda
dengan tegas,
Aris terlihat patah semangat
mendengar hal itu, ia takut apa baik biak saja jika Aris bertemu dengan Lusi,
lalu Aris membulatkan tekadnya dan pergi kekelas Lusi di istirahat kedua, tapi
saat Aris kekelas Lusi ternyata Lusi tidak berangkat sekolah dan ia baru sadar
itu alasan Fani pergi kesekolah ini saat pagi tadi, lalu dari belakang Dinda
menyapa Aris,
“Yo! Kau berhasil bertemu dengannya?”
tanya Dinda,
Aris menggelengkan kepalanya dan
membuat wajah lesu,
Melihat itu Dinda bergumam “lagi lagi kau
membuat wajah seperti itu, kenapa kau selalu terlihat seperti orang yang paling
menderita!”
Kemudian Aris pergi kekelas dan
Dinda masih di dekat kelasnya Lusi, lalu hari minggu pun tiba, hari dimana Aris
tidak tau harus berbuat apa, hari minggu Aris hanya membantu orang tua Aria
membersihakan rumah mereka, karena rumah Aris hari minggu ini kosong, lalu saat
sedang membersihkan rumah ibu Aria berkata “sudah lama ya Aris tidak main
kesini” ucap ibu Aria,
“hihi.. maaf ya bu soalnya Aris banyak
kegiatan juga.. hehehe” ucap Aris,
“padahal kalo Aria disini kamu pasti
beih sering kesini, yakan mah”canda Ayah Aria,
“yaa itukan karena anak ibu sama bapak
terlalu cantik jadi bawaannya mau kesini terus” canda balik Aris,
“ah bisa ajah kamu Ris”ucap ibu Aria,
Ia tau jika itu bukan rumahnya
tapi tetap saja ia merasa jika rumah ini juga seperti rumah Aris untuk pulang. Setelah
membersihkan rumah Aris bersantai diruang tamu bersama dengan ayahnya Aria lalu
ibu Aria memanggil ayah Aria “paaahh! Air untuk mandinya sudah siap!”ucap ibu
Aria,
“iya bun!” jawab ayah Aria,
“Ris kamu dulu ajah yang mandi, bapak masih
capek”ucap ayah Aria,
“hmp, iya pak, kalau gitu aku duluan ya”ucap
Aris,
Lalu Aris menyegarkan tubuhnya
di kamar mandi rasa lelah pada tubuhnya sedikit demi sedikit menghilang,
setelah mandi Aris langsung disuruh ibu Aria untuk membeli beberapa bahan
makanan dan Aris pun pergi ketoko kelontong dekat rumahnya saat perjalanan
pulang ia berfikir ‘apa sebaiknya aku pergi
ke rumah Lusi yaa’ ucap aris dalam pikirnya, lalu sesampainya ia kembali
kerumah Aria ia pun memantapkan hatinya dan pergi kerumah Lusi, saat itu disana
ia melihat Dinda yang sedang berlari mengejar Lusi, lalu Fani keluar dari rumah
dan mendekati Aris lalu Fani berkata “kak tolong kejar kak Lusi! Kumohon!” ucap
Fani dengan tangisan dimukanya,
“Aku aka mengejar mereka tunggu disini!”ucap
Aris, kemudian Aris langsung segera berlari mengejar mereka berdua, ia tidka
tahu harus kemana mencari mereka berdua terlebih lagi ia tidak tau masalahnya
kenapa Dinda bisa tau rumah Lusi dan mengejar Lusi seperti itu, lalu sepintas
ia melihat Dinda yang sedang berlari kebingungan, lalu Aris memanggil Dinda,
“DINDA!!”teriak Aris,
Dinda yang sedang berlari kemudian menengok
ke Aris lalu berkata “ada apa?”
“itu kalimatku ada apa sebenarnya? Kenapa
kamu tiba-tiba mengejar Lusi?”tanya Aris,
Dinda kemudian membuang mukanya dan
melanjutkan larinya,
Aris kemudian kembali mengejar Dinda lalu
berkata “Dinda! Tunggu! jawab aku! Dinda” ucap Aris sembari berlari,
Kemudian Dinda menghentikan langkahnya dan
Aris juga berhenti dibelakangnya lalu Dinda berkata “kau tau Ris, aku
benar-benar muak melihat kalian berdua!”
Aris terdiam dan bertanya “Apa maksudmu?”
“seperti kataku, aku muak, kalian bilang,
kalian bersahabat, tapi apa sahabat selalu saling diam seperti itu? Kalian pikir
kalian yang paling menderita di dunia ini?”ucap Dinda,
“aku benar-benar tidak mengerti maksudmu”ucap
Aris,
“bodoh.. aku hanya berkata, kalian berdua
harus berbicara satu sama lain, berbaikan atau akhiri semuanya, itu maksudku!”ucap
Dinda,
Aris terdiam mendengar Dinda, dan Dinda
pun kembali berlari mencari Lusi, Aris berfikir dengan keras dalam kepalanya,
apa yang dimaksud ‘berbaikan atau akhiri
semuanya, dari tadi Dinda berbicara apa? Apa aku benar-benar sebodoh itu?’
Setelah itu Aris pergi ketaman
kota untuk menenangkan pikirannya disana ia duduk terdiam dan berusaha untuk
tenang, lalu tepat didepan matanya ia melihat Lusi sedang berjalan kaki dan
kelelahan, saat Aris ingin mendekati Lusi ia terfikir kata-kata Dinda tentang
mengakhiri semuanya, ia menjadi ragu dan dari hadapannya terdengar suara “kakak?”
Aris kemudian melihat arah suara itu dan ternyata suara tersebut berasal dari
gadis yang bersama Fani saat ke sekolah Andesia saat Lusi tidak berangkat.
“sedang apa kakak disini?”tanya gadis itu,
“itu, ini, bagaimana ya”ucap Aris tidak
tau berkata apa,
Lalu gadis itu melihat Lusi dan kemudian
berkata “kenapa tidak berbaikan saja?”
Aris kaget dan melihat gadis itu penuh
dengan harapan dan bertanya “maksudmu?”
“soalnya dia itu sahabat kakak kan, cukup
berbaikan saja”ucap gadis tersebut
Aris tersenyum mendengar kata
gadis itu dan gadis itupun ikut tersenyum lalu gadis itu mendorong Aris dari
belakang dan berkata “kejar dia, dan berbaikanlah kak, sampai nanti” ucap gadis
itu dan tersenyum manis, “terima kasih”ucap Aris, lalu Aris pergi mendekati
Lusi, dan Lusi sadar Aris sedang kearahnya, lalu Aris berkata pada Lusi “Lusi
maafkan aku!”
“untuk apa kamu minta maaf? Sudah kubilang
bukan, kalau kau tidak punya salah”ucap Lusi,
Dinda pun melihat Lusi dan Aris sedang
berbicara dan mendengarkannya dari kejauhan,
“kalau begitu biarkan hubungan kita
seperti dulu lagi!” ucap Aris,
“seperti dulu gimana?” tanya Lusi sembari membuang
mukanya,
“seperti dulu, seperti Siput dan Setan!”jawab
Aris,
“kita ini manusia, Bodoh!” jawab Lusi,
“AKU TAHU KITA MANUSIA!!! TAPI AKU
INGIN KITA AKRAB SEPERTI DULU SETAN!!” teriak Aris dengan meluapkan amarahnya,
“KALAU GITU BERHENTI MEMANGGILKU SETAN!!
DASAR SIPUT BEGO!!” balas Lusi yang juga marah,
“KAU SENDIRI JUGA MEMANGGILKU SIPUT,
DASAR SETAN!”
“YA ITU SALAH MU KENAPA KAMU BEGITU BODOH
DASAR SIPUT, MEMELUK ADIK SAHABAT KAMU SENDIRI, KAMU PIKIR MUKA SEPERTI APA
YANG HARUS KUPERLIHATKAN PADAMU! DASAR SIPUT BEGO, BODOH, GAK PUNYA OTAK!”
“KAU BILANG ITU BUKAN MASALAH, LAGI
PULA BERAPA KALI AKU SUDAH MINTA MAAF MASALAH ITU, DASAR SETAN SIALAN!”
“YAA MASALAHNYA BUKAN ITU SIPUT, KAMU
PIKIR DENGAN MEMINTA MAAF KAMU BISA MEMBERI TAHU AKU, MUKA YANG HARUS AKU
PERLIHATKAN PADAMU, LAGI PULA, KAU- , KAU PASTI MEMBENCIKU KAN!?”
“YAAA.. AKU MEMBENCIMU, BENAR BENAR
MEMBENCIMU, SANGAT MEMBENCIMU.. LEBIH BENCI DARI SIAPAPUN!”
Mendengar itu Lusi langsung diam dan
terlihat Shok dan menahan tangisnya dan berlari pergi dari hadapan Aris, lalu
saat Lusi sedang berlari Aris kembali berteriak,
“TAPI!!!!”teriak Aris,
Kemudian
Lusi kembali menengok dan terlihat wajahnya yang menangis,
Aris mendekati Lusi dan memeluknya
lalu berkata “Tapi-, tapi Lus, Kau juga harus tau, kalau kau itu spesial,
mengerti”
Lusi kemudian tediam dan tertawa kecil sembari
menangis dan berkata “lepaskan, aku malu tahu”
“ah.. maaf!”ucap Aris,
“lagi pula apa- apaan itu, dasar Aneh”
“kaukan sudah tau aku aneh”ucap
Aris,
“hihi, pulang yuk, siput”ucap Lusi dan
tesenyum,
Aris menganggukan kepalanya dan merka berdua
pun pergi pulang dari taman, kemudian Dinda yang ada disana juga hanya
tersenyum dan berkata “dengan begini cukupkan? Aria?” lalu Dinda pergi dari
taman dan menghampiri Aris juga Lusi, mereka bertiga pun pulang kerumah Lusi
bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar